Gua Maria Mojosongo, Gua Maria di kota Solo
Sejarah
Gua Maria Mosongo yang terletak di daerah Debegan RT 04/V Mojosongo, solo pertama kali diberkati pada tanggal 25 Desember 1983 oleh Bapa Uskup Agung Semarang Mgr. Julius Darmaatmadja pada saat itu. Gua Maria yang terletak di bagian selatan kota Solo ini pertama kali di gagas oleh seorang pastor yang memberikan gagasan untuk mendirikan sebuah tempat ziarah yang merupaka suatu kerinduan umat solo pada saat itu yang rindu akan Tuhan atau berdevosi kepada Bunda Maria, dan apalagi melihat minat anak muda (mudika) yang selalu menghadiri doa rosario.Ternyata gagasan tersebut mendapat tanggapan yang positif. Setelah diadakan rapat, kemudian dibentuk panitia pembangunan Gua Maria. Saat itu tempat yang akan didirikan Gua Maria berupa tanah lapang belukar dan hanya terdapat satu Salib besi yang tertancap di tengahnya.
Setelah pemberkatan, dibangun pagar tembok keliling, rute jalan salib dll. Sambil menunggu dana masuk, Ketua II Panitia Pembangunan Gua Maria Mojosongo ketika itu, A.Y. Suparno, merencanakan akan membangun joglo permanen di sekitar altar agar umat tidak kehujanan bila berdoa. Sejak Januari sampai Desember 2000, tiap malam Jumat pukul 21.00 diadakan perayaan Ekaristi di Gua Maria oleh beberapa pastor dari Kevikepan Surakarta secara. bergantian. Tradisi para muda mudi dan umat yang datang setiap malam Jumat dilestarikan oleh pastor Vikep Surakarta. Sejak 2001 sampai sekarang secara rutin diadakan Perayaan Ekaristi tiap malam Jumat pertama pukul 21.00 WIB.
Patung Bunda Maria |
Pada tanggal 1 Januari 2014 Gua Maria Mojosongo ini di resmikan dan di berkati kembali. dan misa pemberkatan Gua Maria ini dipimpin langsung oleh Uskup Agung Semarang Mgr. Yohanes Pujasumarta sebagai konselebran utaman dan di dampingi oleh 6 pastur.Gua Maria dengan tampilan baru ini mempunyai total luas tanah 4585 meter. memiliki bangunan utama yang disertai ruang devosi yang besar dan di kelilingi oleh taman yang rindang dan rute jalan salib. dan di belakang gedung atau ruang utama ini terletak sebuah patung Yubelium.
Taman di GM. Mojosongo |
Keadaan Lokasi
Saat Kami hendak memasuki area gua Maria, dipintu utama kami sudah di sambut oleh 2 buah patung, yaitu patung Bunda Maria dan Patung st. Yusuf. Gua Maria ini memiliki kontur tanah seperti Gua Maria Pereng (lihat disini) yang miring. dan apabila kita hendak memasuki pelataran doa maupun melakukan jalan salib, maka kita akan menapaki tangga demi tangga.
St. Yusuf |
Setelah kita melewati pintu masuk di bagian kanan dari lokasi Gua Maria ini ada sebuah pohon besar yang rindang dan di kelilingi tembok atau pembatas. dan pembatas itu merupakan tempat para peziarah yang hendak membasuh minum maupun membawa pulang air suci ini yang dialiri melalui keran-keran yang tersedia di pembatas pohon tersebut. para peziarah yang hendak memanfaatkan air tersebut dapat menuju lokasi tersebut yang terletak di bagian kanan Gua Maria (di depan toilet).
Tempat air suci |
apabila kita menyusuri lebih dalam, Gua Maria ini memiliki taman yang rindang dan di beberapa titik tersedia bangku taman yang dapat digunakan oleh para peziarah yang hendak beristirahat sejenak sembari menikmati kicauan burung dan hembusan angin.
Bangku Taman |
Gedung utama pada Gua Maria ini memiliki beberapa pilar dan masing-masing pilar ada ukiran yang terbuat dari tembaga. dan masing-masing pilar ini menggambarkan jenis-jenis sakramen (7 Sakramen) yang ada di dalam ajaran katolik.
Pilar Sakramen |
Sedangkan Patung Bunda Maria ini berada di bagian kiri dari dalam gedung ini. apabila kita hendak berdoa dan berdevosi kedalam ruangan ini, para peziarah harus melepaskan alas kaki nya dan menjaga keheningan dalam lokasi Gua Maria ini.
Papan peringatan |
Ruangan besar ini memiliki lantai dari marmer dan kebersihan nya sangat terjaga, karena beberapa petugas kebersihan selalu mengecek kebersihan dari ruangan ini, dan menjaga kenyamanan dari para peziarah tetap terjaga juga.
Bunda Maria Mojosongo |
Di tengah-tengah ruangan ini ada sebuah altar besar, biasanya selain tempat para peziarah mengadakan devosi maupun berdoa kepada Bunda Maria Yang di tahtakan disana, ruangan ini di fungsikan sebagai tempat mengadakan misa. dan tepat di belakang altar tersebut ada bebarapa anak tangga yang membawa kita menuju ruang Devosi dimana tubuh Yesus bertahta disana.
Altar dan Ruang Devosi |
Apabila kita hendak melakukan jalan salib ataupun menyusuri ke setiap sudut dari Gua Maria ini, maka kita akan menemukan beberapa hal yang menjadi daya tarik Gua Maria ini. saat kita ke belakang Gua Maria ini kita akan menemuka sebuah salib Yubelium dalam ukuran yang besar dan patung la-pieta.
Salib Yubelium |
Sedangkan disisi kiri dari bangunan Gua Maria ini ada sebuah kutipan dari kitab suci yang dipadukan dengan sebuah patung berbentuk bulat yang layaknya sebuah "hosti" berukuran besar, dan tidak jauh dari ada sebuah tembok yang berukiran doa "Bapa kami"
Ukiran batu seperti "hosti" raksasa |
Bagi anda yang hendak berziarah ke lokasi ini maupun hendak menghadiri misa di Gua Maria ini, misa di lakukan setiap malam Jumat pertama dan mulai pada pukul 21.00 yang diadakan bergantian oleh para pastor dari kevikepan surakarta.
Doa Bapa kami |
Akses menuju lokasi
kalau anda menaiki kendaraan umum dan kalau anda dari arah barat turun di Terminal Tirtonadi Solo. Dari terminal bisa naik angkutan umum ke arah panggung, Jebres atau perempatan RS dr Oen. Dari kedua tempat ini lalu naik angkot menuju Gua Maria Mojosongo.
sedangkan kalau anda yang dari arah timur turun panggung, Jebres. Dari sini langsung naik angkot ke arah Gua Maria Mojosongo.
apabila anda yang menaiki kendaraan pribadi dapat menuju langsung ke jalan Brigjen Katamso, nanti ada perempatan dan ada sebuah petunjuk jalan menuju Gua Maria yang berukuran besar berada di perempatan tersebut.
Kordinat Lokasi :
lihat foto lebih banyak disini
3 komentar :
dekat rumah saya.
Apakah dkt goa maria ada penginapan rumah retret atau susteran
.thx
Amat asri & hening alami
Posting Komentar