Pulau Samosir

Pulau Samosir, daerah asal mula orang Batak



Pulau Samosir
Selamat datang
Pulo Samosir do haroroanku Samosir do
Ido asalhu sai tong ingotonhu
Saleleng ngolungku hupuji ho

Disi do pusokhi pardengkeanhu haumangki
Gok disi hansang nang eme nang bawang
Rarak do pinahan di dolok i

Ref : Laope au marhuta sada
Tung sopola leleng nga mulak au
Di parjalangan ndang sonang au
Sai tu Pulo Samosir ma sihol au




Kata-kata diatas merupakan sebuah penggalan lirik sebuah lagu yang berjudul "Pulo Samosir" menceritakan sebuah kerinduan akan kampung halamannya yang di Pulau Samosir. Berdasarkan cerita-cerita dan beberapa bukti sejarah yang hingga kini masih terdapat di pulau ini, konon orang batak berasal dari pulau ini. Di kenal juga Gunung Pusuk Buhit sebagai daerah dimana asal muasal orang batak bermukim pertama sekali, hingga kini orang batak menyebar hingga ke berbagai daerah di Indonesia maupun di luar negeri.Pulau Samosir adalah sebuah pulau vulkanik di tengah Danau Toba di provinsi Sumatera Utara. Sebuah pulau dalam pulau dengan ketinggian 1.000 meter di atas permukaan laut menjadikan pulau ini menjadi sebuah pulau yang menarik perhatian para turis.

Gua Maria Namo Pencawir, Tuntungan

Gua Maria Sisa Sejarah Paus Yohanes Paulus II di Medan

Pada bulan Oktober 1989, Namo Pencawir sontak menjadi tempat yang di tuju oleh ribuan peziarah dari Keuskupan Agung Medan maupun keuskupan lainnya yang berdatangan untuk menghadiri perayaan ekaristi yang di pimpin oleh Santo Paus Yohanes Paulus II yang saat itu berkunjung ke Indonesia. awalnya tempat yang berbatasan dengan lapangan pacuan kuda ini menjadi satu dari beberapa alternatif tempat kunjungan Paus Saat itu di Medan. tempat ini menjadi salah satu rujukan Paus karena tempat ini lebih aman dan lebih terkendali daripada harus berlokasi di tengah kota. Di samping itu di daerah Namo Pencawir tersebut sudah ada Gereja lengkap dengan ruang sakristi, kamar mandi, dan kamar istirahat yang bisa dipakai oleh Sri Paus dan rombongannya.


Danau Toba

Danau Toba, Negri Indah kepingan surga

Danau Toba
Danau Toba Kepingan surga

O tano batak haholonganku.
Sai na masihol do au tu ho.
Dang olo modom dang nop matakku.
Sai namalungun do au.
Sai naeng tu ho.

O tano batak andigan sahat.
Dapothononku tano hagodangan ki.
O tano batak sai naeng hutatap.
Au on naeng mian di ho.
Sambulon hi.


Itulah  penggalan Lagu "O Tano Batak" yang sering di dengar oleh banyak orang, lagu yang mengisahkan sebuah kerinduan seseorang akan tanah Batak tanah kelahiran nya. tanah batak, terutama bagi marga Batak toba, Danau Toba merupakan tempat awalmulanya suku Batak turun ke dunia ini, meski hingga sekarang suku Batak bukan hanya berada di sekitaran Danau Toba bahkan sampai seluruh mancanegara.

Gua Maria Tritunggal Maha Kudus Sibirubiru

Gua Maria Black Madona, Keadaan Mu sekarang semakin Hitam


Sibiru biru bagi warga Medan maupun warga Deli Serdang dikenal sebagai tempat objek wisata alam yang tersebar di daerah sibirubiru ini, baik wisata pemandian alam, air terjun, pemancingan dan Goa alam. dan ada juga yang merupakan salah satu objek wisata rohani yang terdapat di daerah sibiru biru ini yaitu sebuah Gua Maria. Gua Maria ini memiliki nama Gua Maria Tritunggal Maha Kudus Sibirubiru.

Bunda Maria Annai Velangkanni

Bunda Maria Annai Velangkanni, dimana Mujizat terjadi


Dalam halaman saya sebelumnya (lihat disini), saya membahas tentang Graha Bunda Maria Annai Velangkanni yang berada di kota Medan. Bangunan yang awalmula nya diperuntukkan para warga Tamil yang direlokasikan dari kawasan Gereja St.Antonius (Hayam Wuruk) yang dahulu lahan yang dipakai oleh warga Tamil sekarang dipergunakan sebagai Marian Centre Indonesia. Graha Bunda Maria Annai Velangkanni ini sekarang banyak dikunjungi oleh para peziarah dan wisatawan, bukan hanya umat katolik atau tamil saja, tetapi Mulai dari umat kristen, hindu, Buddha dan Islam bahkan dikunjungi oleh wisatawan asing. saat ini Graha Bunda Maria Annai Velangkanni ini menjadi salah satu destinasi utama saat para wisatawan berkunjung ke kota Medan, karena letak nya yang strategis dan dengan mudah diakses.

Terlepas dari bangunan nya yang unik, Graha Bunda Maria Annai Velangkanni ini memiliki banyak keistimewaan dan banyak kisah-kisah yang menyertainya sebelum pembangunan, saat peresmian maupun hingga saat ini.

Graha Bunda Maria Annai Velangkanni

Sembah sujud ku kepada Bunda Maria Annai Velangkanni

Medan merupakan salah satu kota terbesar ketiga di Indonesia setelah Jakarta dan Surabaya, Kota yang terdiri dari multi cultural dan multi etnis (meski dalam benak banyak orang Indonesia saat mendengar kota Medan berarti Batak, kalau tidak melayu). Dari sebab itu di kota Medan ini sangat sering kita temui banyak orang-orang yang beragam suku seperti suku melayu, Batak  dan budaya yang saling menghargai dan berdampingan. Begitu juga saat kita berkunjung ke Graha Maria Annai Velangkani, rasa multi etnis sangat terasa saat anda berada disini. Mungkin pada awalnya anda berfikir bahwa lokasi ini merupakan sebuah kuil yang diperuntukkan untuk umat yang beragama Hindu, tetapi keunikan inilah yang merupakan suatu daya tarik dari Graha Maria Annai Velangkanni di Medan Ini.