Danau Toba

Danau Toba, Negri Indah kepingan surga

Danau Toba
Danau Toba Kepingan surga

O tano batak haholonganku.
Sai na masihol do au tu ho.
Dang olo modom dang nop matakku.
Sai namalungun do au.
Sai naeng tu ho.

O tano batak andigan sahat.
Dapothononku tano hagodangan ki.
O tano batak sai naeng hutatap.
Au on naeng mian di ho.
Sambulon hi.


Itulah  penggalan Lagu "O Tano Batak" yang sering di dengar oleh banyak orang, lagu yang mengisahkan sebuah kerinduan seseorang akan tanah Batak tanah kelahiran nya. tanah batak, terutama bagi marga Batak toba, Danau Toba merupakan tempat awalmulanya suku Batak turun ke dunia ini, meski hingga sekarang suku Batak bukan hanya berada di sekitaran Danau Toba bahkan sampai seluruh mancanegara.
Danau Toba adalah sebuah danau tekto-vulkanik dengan ukuran panjang 87 kilometer dan lebar 27 kilometer yang terletak di Provinsi Sumatera Utara. Danau ini merupakan danau terbesar di Indonesia danAsia Tenggara. Di tengah danau ini terdapat sebuah pulau vulkanik bernama Pulau Samosir.

Sejarah Danau Toba

Bagi orang sekitar Danau Toba, pembentukan danau Toba merupakan sebuah legnda yang turun temurun yang dikisahkan oleh penduduk setempat dari nenek moyangnya. hingga samapai saat ini bahkan dapat djumpai dalam sebuah cerita rakyat yang ditulis dalam buku-buku pelajaran.



Pada suatu masa, hiduplah seorang pemuda  dengan ibunya di bagian utara Pulau Sumatera. yang hidup sebagai seorang petani di Lembah Batak. dan pada suatu musim paceklik, kesulitan besar mulai menerpa kawasan itu. Persediaan bahan makanan menipis. sehingga pemuda tersebut harus memancing untuk menyambung hidupnya. hingga suatu saat pemuda tersebut  berhasil memancing ikan yang berwarna kuning, dan ia segera membawanya pulang.
Sesampai di rumah,pemuda tersebut hendak memasak ikan mas itu. Tetapi sejenak kemudian ia baru menyadari betapa indahnya ikan aneh itu. Ia tertegun beberapa lama melupakan rasa laparnya, sampai akhirnya ia mengurungkan niatnya memasak ikan itu, esoknya saat pulang dari ladangnya, alangkah terkejutnya si pemuda tersebut ketika melihat di meja mungil dalam rumahnya telah tersedia hidangan yang siap untuk dimakan. Semuanya tampak sangat lezat, tidak seperti biasanya.
Tiba-tiba ia teringat sesuatu. Jangan-jangan ibu telah memasak ikan kesayangan hasil pancingannya. Oh Debata, syukurlah, ikan itu masih utuh dan berenang gembira di tempatnya. Lama ia berpikir, siapa yang menyediakan makanan di meja, sedangkan ibunya sedang tak ada di rumah dan kalaupun ibunya ada, dia tak biasanya memasak selezat itu. Tetapi karena perutnya sudah lapar, akhirnya si pemuda pun menyantap semua makanan dengan lahapnya. Ini hanya terjadi sekali-sekali, pikirnya.
Keesokan harinya, kejadian yang sama ternyata terulang kembali. Ini makin aneh dan membuat si pemuda curiga. Pada hari ketiga, ia berniat untuk mengetahui siapa sebenarnya yang melakukan hal itu.
Dengan satu siasat, si doli berpura-pura mau berangkat ke ladang, tapi di tengah jalan ia memutar arah dan kembali ke rumah bersembunyi dan untuk mengintip siapa yang melakukan semuanya. Namun begitu akan keluar dari persembunyiannya, ia mulai melihat asap di dapur. Dengan perlahan-lahan, ia berjalan menuju belakang rumah.ketika ia mengintip dari celah dinding dapur rumahnya, seorang wanita yang sangat cantik dan ayu, berambut panjang, sedang memasak di dapur tua dan reot itu. si pemuda tersebut memasuki rumahnya dan langsung menangkap si wanita cantik tersebut.
Lalu ia berkata: “Oi...Gadis yang cantik, siapakah engkau, dan darimana asalmu?”
kemudian pemuda tersebut bertanya lagi kepada wanita cantik tersebut setelah mengetahui ikan nya telah hilang. “Oi…Gadis yang cantik, kemanakah ikan yang di dalam wadah ini? Apa yang telah kau lakukan padanya?”
Wanita itu memberikan pengakuan yang mengejutkan. “Akulah ikan yang kau pancing itu…”
Si pemuda terdiam beberapa saat. Sebentar ia memandang wajah wanita yang cantik itu, sebentar kemudian terpana menikmati paras gadis cantik itu. dan ia pun nekat berkata: “Oh, wanita, maukah engkau menjadi istriku?”
Sesaat kemudian si wanita itu pun berkata seraya mengangkat wajahnya yang jelita. Matanya masih sembab, menatap sayu lelaki yang telah berbaik hati memeliharanya selama ini. “Aku mau menjadi istrimu…tetapi dengan satu syarat…”
“Apakah syarat itu?” potong si pemuda tak sabar.
Si wanita  berkata, “Kelak, jika anak kita lahir dan tumbuh, janganlah pernah engkau katakan bahwa dirinya adalah anak ni dekke (anak ikan)”.
Kemudian sang pemuda menjawab “Ya, aku sanggup memenuhi syaratmu!”.
Hingga suatu saat kemudian, mereka telah memiliki seorang anak laki-laki. Si ucok (anak laki-laki dalam masyarakat Toba) itu rupanya tumbuh sangat bandel dan tak pernah mendengarkan nasehat orang tuanya.
Pada suatu hari, sang ibu menyuruh anaknya untuk mengantar nasi ke ladang di mana ayahnya bekerja. Anak itu pun pergi mengantar nasi kepada damang (ayah), namun di tengah perjalanan, ia keasyikan bermain hingga merasa lapar. Bocah itu kemudian membuka makanan yang dibungkus untuk damang-nya, dan menghabiskannya.
Setelah selesai memakannya, kemudian ia membungkusnya kembali dan melanjutkan perjalanan. Sesampai di ladang, ia menyerahkan bungkusan tersebut kepada damang. Dengan sangat senang, sang ayah menerimanya, lalu duduk dan segera membuka bungkusan nasi yang dititipkan istrinya. Alangkah terkejutnya damang melihat isi bungkusan tersebut.
Dia bertanya kepada anaknya. “Hai anakku, mengapa isi bungkusan ini hanya tulang ikan belaka?”
“Di perjalanan tadi, perutku terasa lapar, jadi aku memakannya, Damang”.
Mendengar itu, damang emosi bukan main. Dengan kuat ia menampar pipi anaknya sambil berkata, “Botul maho anak ni dekke (Dasar engkau anaknya ikan)!”
Mendengar perkataan ayahnya, si ucok menangis dan berlari pulang ke rumah. Sesampainya di rumah, ia menanyakan apa maksud perkataan ayahnya. Ia menceritakan ulang kata-kata ayahnya sambil terus menangis. Mendengar hal itu, ibunya sedih dan marah. Suamiku telah melanggar sumpahnya, dan sekarang aku harus kembali ke alamku, pikirnya.

Saat itu, langit mulai gelap. Hujan badai turun dengan derasnya, bersamaan dengan raibnya sang anak dan ibu. Dari bekas telapak kaki mereka muncul mata air yang mengeluarkan air sederas-derasnya hingga membentuk sebuah danau, yang kelak diberi nama “Danau Tuba” yang berarti danau yang tak tahu belas kasih. Berikutnya, karena logat Batak yang agak kasar dan tegas, maka nama tersebut berubah menjadi “Danau Toba”. sehingga sampai saat sekarang juga Ikan Mas merupakan suatu ikan yang di sakralkan dalam adat batak Toba.

Danau Toba
Tuktuk di ujung sana

Sejarah Ilmiah
Terbentuknya Danau Toba selain dari kisah rakyat, ada juga dari kisah ilmiah pembentukan Danau ini. Diperkirakan Danau Toba terbentuk saat ledakan sekitar 73.000-75.000 tahun yang lalu dan merupakan letusan supervolcano (gunung berapi super) yang paling baru. Bill Rose dan Craig Chesner dari Michigan Technological University memperkirakan bahwa jumlah total material pada letusan sekitar 2.800 km3 -sekitar 2.000 km3 dari Ignimbrit yang mengalir di atas tanah, dan sekitar 800 km3 yang jatuh sebagai abu terutama ke barat. Aliran piroklastik dari letusan menghancurkan area seluas 20.000 km2, dengan deposito abu setebal 600 m dengan kawah utama.
Kejadian ini menyebabkan kematian massal dan kepunahan pada beberapa spesies makhluk hidup. Menurut beberapa bukti DNA, letusan ini juga menyusutkan jumlah manusia sampai sekitar 60% dari jumlah populasi manusia bumi saat itu, yaitu sekitar 60 juta manusia. Letusan itu juga ikut menyebabkan terjadinya zaman es, walaupun para ahli masih memperdebatkannya. Setelah letusan tersebut, terbentuk kaldera yang kemudian terisi oleh air dan menjadi yang sekarang dikenal sebagai Danau Toba. Tekanan ke atas oleh magma yang belum keluar menyebabkan munculnya Pulau Samosir.


Danau Toba
Danau toba dari jalan parapat

Di situs itu terungkap bagaimana orang bertahan hidup, sebelum dan sesudah letusan gunung berapi (supervolcano) Toba pada 74.000 tahun yang lalu, dan bukti tentang adanya kehidupan di bawah timbunan abu Gunung Toba. Padahal sumber letusan berjarak 3.000 mil, dari sebaran abunya.

Selama tujuh tahun, para ahli dari universitas Oxford tersebut meneliti proyek ekosistem di India, untuk mencari bukti adanya kehidupan dan peralatan hidup yang mereka tinggalkan di padang yang gundul. Daerah dengan luas ribuan hektare ini ternyata hanya sabana (padang rumput). Sementara tulang belulang hewan berserakan. Tim menyimpulkan, daerah yang cukup luas ini ternyata ditutupi debu dari letusan gunung berapi purba.

Penyebaran debu gunung berapi itu sangat luas, ditemukan hampir di seluruh dunia. Berasal dari sebuah erupsi supervolcano purba, yaitu Gunung Toba. Dugaan mengarah ke Gunung Toba, karena ditemukan bukti bentuk molekul debu vulkanik yang sama di 2100 titik. Sejak kaldera kawah yang kini jadi danau Toba di Indonesia, hingga 3000 mil, dari sumber letusan. Bahkan yang cukup mengejutkan, ternyata penyebaran debu itu sampai terekam hingga Kutub Utara. Hal ini mengingatkan para ahli, betapa dahsyatnya letusan super gunung berapi Toba kala itu.

Kawasan Danau Toba

Dengan ketinggian hampir 1 kilometer di atas permukaan laut dan dikelilingi oleh deretan gunung berapi yang merupakan bagian dari Pegunungan Bukit Barisan membuat Danau Toba begitu sejuk dan indah. Banyak pohon enau dan pinus yang tumbuh subur di sekeliling Danau Toba menambah keindahan danau ini.


Danau Toba
Danau toba

Di sebelah utara Danau Toba masih bisa dijumpai berbagai fauna yang menarik seperti lutung, orangutan, dan beberapa jenis monyet. Sedangkan di bagian selatan Danau Toba terdapat fauna yang berbeda jenis seperti monyet lingur, tapir, dan ingkir. Tentulah hal ini juga unik karena danau ini seolah-olah berfungsi sebagai garis pemisah ekologi fauna di sisi utara dan selatan Danau Toba.

Sejauh mata memandang, yang terlihat keindahan danau yang dikelilingi deretan gunung yang begitu indah dan menakjubkan. Kabut tebal kadang menyelimuti danau yang sejuk dan dingin ini. Jika tidak ada kabut, lekukan Danau Toba begitu indah untuk dikagumi. Ya, Danau Toba seperti sebuah laut di tengah-tengah daratan yang benar-benar sejuk.


Anda dapat mengamati lekuk indah Danau Toba melalui Menara Tele. Apalagi jika dilihat pada pagi hari, pemandangannya begitu indah mengingat menara ini berada di lereng bukit. Anda dapat menemukan Menara Tele di antara Pangururan dan Sidikalang.


Jika ingin menginap tanpa menyeberang ke Pulau Samosir, Anda bisa memilih berbagai penginapan di daerah Parapat. Di Parapat ada beberapa hotel dan resor dengan pemandangan langsung ke Danau Toba.

Danau Toba
Pemandangan pulau samosir
Jika menelusuri danau toba lebih dalam, sebenarnya pulau di tengah danau bukan hanya pulau samosir, ada juga pulau bernama Pulau Sibandang, pulau ini berada di Kecamatan Muara Kab. tapanuli utara, memang tidak terlalu besar, namun pulau ini juga benar-benar di kelilingi oleh air danau toba, untuk menuju daerah ini saja harus menggunakan kapal-kapal kecil yang biasanya bisa bersandar di pelabuhan kecil pasar muara. Satu lagi, adalah Pulau simamora. Pulau simamora ini berada di desa Bakti raja, kabupaten Humbang Hasundutan. Pulau ini memang sangat kecil, bahkan tidak berpenghuni. Namun, jika anda mencoba berkunjung ke kecamatan Bakti Raja (Kampung pahlawan nasional Raja Sisingamangaraja XII), anda akan melihat pulau ini berdiri di tengah danau toba.

Akomodasi

Untuk menuju danau Toba sangat mudah dicapai, karena transportasi dan jalan menuju lokasi Danau Toba sudah bagus dan lancar, danau Toba diapit oleh beberapa Kabupaten, sehingga akan banyak jalur menuju titik-titik tertentu dalam danau Toba, sedangkan banyak para wisatawan yang melalui jalur Siantar-Parapat untuk menuju Danau Toba.

Danau Toba
Danau toba di pagi hari
Untuk penginapan, di beberapa daerah sekitar wisata danau toba seperti Kota parapat, Kota Balige, Kota Porsea, dan muara sudah tersedia penginapan dengan fasilitas yang cukup memuaskan. Khususnya di kota parapat dan pulau samosir, hotel dengan harga kelas Melati hingga hotel berbintang bisa anda dapatkan disini. Jika anda ingin melakukan rental sepeda motor atau mobil juga ada disini.

Kordinat Lokasi

3° 34′ 48″ N, 98° 40′ 12″ E

0 komentar :

Posting Komentar