Situs Sumurboto : Peradapan hindu kuno di Semarang?
Situs?
Pada beberapa minggu ini saya dan teman-teman saya lagi getolnya menikmati situs purbakala, baik candi, peninggalan purbakalaki lainnya maupun sejarah nya. apalagi sejarah purbakala meninggalkan banyak misteri yang belum terungkapkan disana. jadilah kami memulai eksplorasi ke sudut-sudut kota yang meninggalkan secercah saksi peninggalan misteri sejarah dari kakek moyang kita. dan khusus untuk bebrapa blog ke depan akan dibahas perjalanan saya dan teman-teman menyusuri situs purbakala yang sering di dengar maupun yang belum kita dengar sama sekali.
Situs adalah sebidang tanah yang mengandung tinggalan purbakala, lokasinya bisa berada di darat atau laut, di dalam gua, di dasar sungai, atau di pegunungan. dan ditempat tersebut ditemukan benda-benda, struktur maupun reruntuhan bangunan
Secara bersama-sama atau satu-satu, semua tinggalan purbakala ini dapat ditemukan pada sebuah lokasi yang disebut situs. Jadi pengertian sebenarnya dari situs adalah tempat di mana manusia bekerja dan meninggalkan sisa-sisa pekerjaan itu sebagai ungkapan kebudayaan yang berlaku sesuai jamannya. Situs penting artinya bagi penelitian arkeologi untuk mempelajari kehidupan masa lalu melalui benda, bangunan, atau struktur yang ditinggalkan manusia. Penulisan sejarah sangat memperhatikan ketiganya sebagai data untuk merekonstruksi masa lalu.
Awal mula pencarian
Saat saya searching tentang candi ngempon untuk memperkaya bahan ulasan saya tentang candi tersebut, ada sebuah buku penelitian disertasi Seorang arkeolog dari eropa yang bernama Véronique Myriam Yvonne Degroot (download link), dalam buku laporan disertasinya, dia mengungkapkan ada sebuah candi di daerah Ngresep, Sumurboto, Banyumanik, Kotamadya Semarang. Dan hal ini menggugah saya untuk mencari jejak-jejak keberadaan situs tersebut. Dan mulailah saya mencari data-data yang mendukung keberadaan situs tersebut (apalagi situs tersebut tidak jauh dari rumah saya). Tetapi data yg saya dapat hanya terbatas, tidak informasi jalan menuju ke situs tersebut maupun data pendukung keberadaan situs Sumurboto. Dengan bermodalkan kata kunci Ngresep, Sumurboto, Banyumanik, Kotamadya Semarang dapat disimpulkan bahwa keberadaan situs tersebut berada di belahan jalan tol,Karena daerah tersebut termasuk daerah sumurboto, dikarenakan masuk kecamatan banyumanik, maka kemungkinan letak situs tersebut di bagian selatan tol.
Observasi
Hari kamis dengan bermodalkan tempat di pedalangan, otomatis luas daerah sumurboto tidak begitu luas. Dan dengan keyakinan tinggi kuda besi saya geber ke daerah sumurboto, pedalangan. Keluar masuk jalan, dari gang yg satu ke gang yg lain. Belum ada hasil buat hari ini, karena di sepanjang jalan belum ada petunjuk dimana situsnya berada dan kemungkinan situs tersebut berada dibagian dalam pekarangan warga.
Hari jumat pagi dengan niat dan keyakinan tinggi saya mencoba lagi keluar masuk jalan setelah melewati lorong di bawah tol baru, akhirnya tanpa di sengaja mata saya tertuju ke sebuah mesjid dan perkarangan nya. Nah itu dia yang aku cari...
Bergegas kuda besi saya parkirkan di halaman mesjid tersebut. Dan sesaat itu juga kamera saya persiapkan dan memulai jepretan demi jepretan setiap sisinya.
Situs ini hanya tersisa sebuah yoni (tanpa disertai lingga) utuh dengan ukuran yang besar dan juga beberapa bebatuan tua terletak di bawah pohon beringin tua.
Yoni (Sanskerta: योिन; yoni) adalah kata yang mempunyai arti bagian/tempat (kandungan) untuk melahirkan. Kata ini mempunyai banyak arti, di antaranya adalah sumber, asal, sarang, rumah, tempat duduk, kandang, tempat istirahat, tempat penampungan air, dan lain-lain. Dalam buku Kama Sutra dan dalam kaitannya dengan batu candi, yoni berarti pasangan lingga yang merupakan simbol dari alat kelamin wanita. Pasangan linga-yoni dalam arti ini juga dikenal pada situs sejarah warisan dunia Mohenjo-daro di Pakistan. Yoni merupakan sebuah objek cekung atau berlubang, yang melambangkan kemaluan wanita (vagina). Objek ini merupakan lambang kesuburan. Di beberapa daerah di Indonesia yoni disebut juga lesung batu karena menyerupai sebuah lesung yang terbuat dari batu.
Jalan menuju lokasi
Bagi anda yg dari semarang ataupun luar kota, ambil arah menuju kampus universitas diponegoro, kemudian ambil arah ke jalan tirtoagung. Ambil lurus terus menuju sekolah Al-Azhar kemudian melewati lorong tol, kemudian berbelok ke kiri di jalan durian utara III, lokasi situs berada di kiri jalan, tepatnya di halaman mesjid Al-Hudda.
Situs ini merupakan sebuah misteri yang belum terpecahkan, belum ada informasi secara lengkap asal mula situs ini, baik tahun pembuatannya, jaman pemerintahan yang berkuasa,peradaban dan peredaraan maupun persebaran manusia jaman tersebut.
Kordinat lokasi situs :
7°03'32.0"S 110°25'23.1"E
Foto dokumentasi lebih lengkap dapat di unduh disini
3 komentar :
Kemungkinan peninggalan zaman ratu shima
say orang gedawng
keyanya pernah lewat situ. itu kalo setelah terowongan depan al azhar belok ke kanan ya?
Posting Komentar