Perjalanan ke timur X

Mengikuti Jejak di Flores: Pemandangan, Masalah, dan Kebaikan yang Tak Terduga


Hari Sabtu pagi itu, matahari baru saja muncul dari balik bukit. Aku sudah berada di atas kapal menuju Flores. Tiba-tiba, kapal yang aku tumpangi membunyikan klaksonnya tiga kali, tanda akan segera sandar. Suara speaker interkom diruangan itupunterdengar, mengumumkan bahwa kapal akan segera sampai, dan bagi penumpang yang hendak turun di Aimere, diharapkan mempersiapkan diri.

Aku menyiapkan barang-barangku, siap melanjutkan perjalanan ke pulau yang terkenal dengan keindahan alamnya. Setelah beberapa menit, pintu Ram kapal dibuka, dan saatnya bagiku untuk turun dan melanjutkan petualangan ini.

“Selamat datang di Flores!” seruku dalam hati. Bagiku, Flores adalah tanah yang penuh misteri dan keindahan.

Perjalanan ke timur IX

Sumbaku, Sumbamu: Petualangan Mencari Tiket dan Menikmati Walakiri


Petualangan di Sumba: Dari Waingapu ke Aimere

Hari keempat di Pulau Sumba, hari ini terasa seperti melanjutkan babak petualangan yang penuh kejutan. Pagi ini, aku kembali terbangun di Hotel Jemmy (lihat disini), tempatku menginap, setelah tiga hari yang penuh aktivitas. Sumba, dengan segala keindahan dan tantangannya, tak pernah gagal memikat hati. Rangkaian perjalanan menuju Timur ini sudah memasuki hari ke sepuluh, dan aku masih merasa bahwa setiap langkah membawa cerita baru.

“Selamat pagi, dunia!” ucapku sambil membuka jendela kamar. Angin pagi menyapa lembut, memberi semangat untuk petualangan hari ini.

Aku memulai hari dengan sarapan sederhana di hotel, kemudian mandi dan bersiap. Tujuan utamaku hari ini adalah mencari informasi tentang penyebrangan kapal menuju Aimere, sekaligus membeli tiketnya. Jam menunjukkan pukul 8 pagi, dan perjalanan dimulai.

Petualangan ke timur VIII

Menyusuri Sumba: Antara Sejarah, Alam, dan Kedamaian Jiwa


Traveling – it leaves you speechless, then turns you into a storyteller.” – Ibn Battuta

Selamat pagi, Desa Adat Ratenggaro! Selamat pagi, Sumba! Hari ini adalah hari Kamis, hari ketiga petualanganku di pulau ini, dan hari kesembilan dalam perjalanan panjang ke timur. Begitu banyak yang sudah kulalui, namun aku tahu masih banyak hal yang menunggu untuk ditemukan. Pagi ini, Pak Martinus dan dua anaknya mengajakku berkeliling desa adat Ratenggaro (lihat disini). Aku mengikuti mereka dengan langkah yang penuh semangat, seperti berjalan dalam cerita sejarah yang sudah lama terlupakan. "Ini makam-makam adat yang terbuat dari bebatuan asli yang dibentuk dan diukir" ujar Pak Martinus sambil menunjuk ke arah tumpukan batu besar yang membentuk sebuah makam kuno.

"Di sini, setiap batu punya cerita, setiap celah menyimpan kenangan," lanjutnya, suaranya mengalun dengan kebanggaan. Aku mengangguk, tak hanya terkesima oleh penjelasannya, tapi juga oleh betapa indahnya alam sekitar kami.

Petualangan ke timur VII

 Kehangatan Sumba: Menelusuri Tradisi, Alam, dan Persahabatan



Hari Rabu, Hari Kedua di Sumba

Hari ini adalah hari keduaku di Pulau Sumba, dan hari kedelapan dalam rangkaian perjalanan keliling wilayah timur Indonesia. Dengan semangat baru, aku memulai perjalanan di pagi yang cerah. Rencananya, aku akan menuju ke bagian barat Pulau Sumba untuk menikmati keindahan alam dan budaya yang tersembunyi. Namun, sebelum itu, aku mendapat pesan singkat dari Koh Sinyo, pemilik Toko Semar (lihat disini), yang mengundangku untuk mampir ke rumahnya sejenak.

"Sebelum menuju ke barat, mampir dulu ya, ada hal yang ingin ku bicarakan denganmu," begitu pesan yang kudapat. Dengan senyum di wajah, aku pun memulai perjalanan dari penginapan di Sandlewood  (lihat disini) menuju Toko Semar. Sesampainya di sana, aku disambut hangat oleh Koh Sinyo, seorang pria dengan senyum ramah dan semangat yang tak pernah pudar. Kami pun duduk santai di ruang tamu rumahnya yang sederhana, sambil menikmati teh pucuk.

Bukit Sipolha

Melihat pulau Hole dari Bukit Sipolha


Di tengah kesibukan dan kepenatan kehidupan sehari-hari, banyak orang yang ingin melarikan diri untuk menikmati kedamaian alam dan meresapi keindahan yang ditawarkan oleh alam. menghabiskan waktu dengan seharian atau sampai bermalam di alam yang nyaman dan menentramkan jiwa. Bukit sipolha,adalah objek wisata yang dikenal dengan keindahan alamnya yang menawan, menawarkan panorama pegunungan yang hijau, udara segar, serta pemandangan alam yang memukau. Bagi para pecinta alam dan wisatawan yang mencari ketenangan, Bukit Sipolha adalah pilihan yang sempurna.

Perjalanan ke timur VI

 Jejak Langkah di Sumba: Petualangan yang Dimulai dari Bali


Petualangan ke Sumba: Menyambut Keindahan Timur Indonesia

"Perjalanan seribu mil dimulai dengan satu langkah." – Lao Tzu

Hari ini adalah hari ke-7 perjalanan aku di Indonesia Timur, tapi hari ke-6 di Bali. Rasanya waktu berjalan sangat cepat, tapi aku tahu setiap langkah yang aku ambil membawa aku pada pengalaman yang tak akan terlupakan. Hari ini, aku akan memulai perjalanan baru ke Waingapu, Sumba. Penerbanganku dijadwalkan pukul 3 sore, jadi masih ada waktu banyak yang bisa aku habiskan di Bali.

Pagi itu, aku bangun dan merasakan segarnya udara Bali yang masuk lewat jendela kamar penginapan. Seperti biasa, aku mencari sarapan. Nasi jinggo, makanan khas Bali yang biasanya dijual oleh penjual keliling, jadi pilihan pertama. Seporsi nasi jinggo lengkap dengan sambal, ayam suwir, dan sate lilit sudah cukup untuk memulai hari.

Korawa Beach

Menyaksikan deburan ombak di Korawa Beach


Nusa Penida, sebuah pulau yang ada di Kabupaten Klungkung yang terletak di tenggara Bali, yang artinya Pulau Surga Biru dengan keindahan alam bawah lautnya serta keindahan alam yang eksotik. di mana jika dilihat dari daratan terlihat bentangan surga biru indahnya wilayah perairan (laut) Nusa Penida telah menjadi salah satu destinasi wisata yang semakin populer dalam beberapa tahun terakhir.  Dikenal dengan keindahan alamnya yang memukau, pulau ini memiliki banyak pantai menawan, salah satunya adalah Korawa Beach. Pantai ini menawarkan pesona alam yang belum banyak terjamah oleh wisatawan, membuatnya menjadi tempat yang ideal bagi mereka yang mencari ketenangan dan keindahan yang lebih alami. Korawa Beach sering kali disebut sebagai pantai tebing. Hal itu lantaran pantai ini dikeliling oleh tebing-tebing yang menjulang tinggi.

Perjalanan ke timur V

 Goa Maria, Babi Guling, dan Kenangan Bali: Sebuah Perjalanan Spiritual dan Kuliner


Petualangan di Pulau Dewata: Mencari Kedamaian dan Misteri

Hari Kelima di Pulau Bali: Awal Petualangan

"Jangan pernah takut untuk memulai perjalanan baru," begitulah kata-kata yang terngiang di kepalaku saat memulai perjalanan ini. Ini adalah hari kelima aku berada di Pulau Bali, dan hari keenam dalam rangkaian perjalanan menuju timur Indonesia. Aku merasa seperti seorang petualang yang sedang menapaki jejak takdir. Bali, dengan segala pesonanya, adalah tempat yang sempurna untuk menemukan kedamaian, sekaligus menghadapi tantangan dalam perjalanan spiritual dan rohani ini.

Pagi itu, pukul 6.00 pagi, sebuah ketukan dari pintu kamarku membangunkan tidurku yang nyenyak. Ibu pemilik penginapan berdiri dengan senyum ramah. "Mau sarapan, Mas? Pedagang nasi jinggo keliling sudah datang," katanya dengan lembut. Tentu saja, nasi jinggo adalah pilihan sarapan yang tepat, murah meriah, dan cukup mengenyangkan. Seperti yang sering aku katakan, "Kadang hal sederhana justru memberi rasa kenyang yang tak terduga."

Perjalanan ke timur IV

 Dari Sawah hingga Sunset: Filosofi Alam dalam Perjalanan Bali"


Dari Tegalalang hingga Uluwatu, Melangkah dalam Keindahan Alam dan Kehidupan

Hari keempat di Bali, dan meski sudah berada di pulau dewata ini, perjalanan panjangku baru dimulai. Ini adalah hari kelima dari rangkaian perjalanan panjang menuju Timur, tempat petualangan sesungguhnya menanti. Hari ini adalah hari Minggu, dan aku tahu perjalanan hari ini akan sangat panjang—jika tidak berhasil mendapatkan tiket pesawat ke Waingapu, perjalanan menuju Timur akan terhambat.

"Hidup ini seperti sebuah perjalanan yang tak bisa diprediksi; hanya dengan keberanian kita dapat menemukan makna di setiap langkah." – J.R.R. Tolkien

Pagi dimulai dengan sarapan sederhana, nasi Jinggo. Sederhana, murah, tapi memuat berbagai macam cita rasa. Setiap suapan terasa seperti energi yang mengisi tubuh, siap untuk menghadapi tantangan hari ini. Aku mengambil sepiring nasi, sedikit ayam suwir, sambal yang pedas, dan telur. Sarapan yang tidak hanya mengenyangkan perut, tetapi juga mengingatkan aku bahwa hidup ini tentang menemukan keindahan dalam kesederhanaan.

Perjalanan ke timur III

 Perjalanan Mengungkap Alam dan Makna: Dari Nusa Penida ke Kuta


Dari Nusa Penida Menuju Sumba - Filosofi, Misteri, dan Keindahan Alam

Hari keempat petualanganku diawali di Pulau Nusa Penida, Bali. Mengawali langkah perjalanan panjang dari Semarang menuju Pulau Sumba dan beberapa titik lainnya, aku akhirnya sampai di Bali, tempatku beristirahat sejenak sebelum melanjutkan perjalanan ke Waingapu. Ini adalah hari ketigaku di Bali yang selalu menjadi impian. Sebelumnya, aku sudah berkeliling menikmati setiap sudut Nusa Penida, dan hari ini, rencanaku adalah menyeberang kembali ke Pulau Bali, kemudian membeli tiket pesawat menuju Waingapu, dan tentu saja menikmati suasana Bali sebelum berangkat menuju Sumba.

Pagi itu aku bangun pukul 06.00 pagi, merasakan udara segar Nusa Penida yang sejuk. Langit masih berwarna kelabu, tetapi aku tahu, hari ini akan penuh dengan petualangan. Aku membuka pintu kamar, menghirup udara pagi yang segar, dan berjalan menuju kolam renang kecil yang ada di depan penginapan. Berenang sejenak untuk melepaskan kantuk, sambil memandang ke arah penginapan yang tenang. Ada sesuatu tentang pagi-pagi di tempat baru yang membuatku merasa hidup.