Kedungjati, Stasiun tua di Indonesia yang berbenah
Kedungjati
Stasiun Kedungjati (KEJ) merupakan stasiun kereta api yang terletak di Kedungjati, Kedungjati, Grobogan. Stasiun yang terletak pada ketinggian +36 m ini berada diDaerah Operasi IV Semarang.dibangun pada tahun 1868 oleh perusahaan Belanda yang sampai saat ini masih di gunakan. stasiun kedungjati ini dibangun sekitar 6 tahun setelah dibukanya jalur kereta api semarang (samarang Gudang) ke Tanggung (stasiun Tanggung), dimana jalur tersebut merupakan jalur pertama kereta api di pulau jawa.dan pada tahun 1860, raja Belanda Willem III mengirim sekelompok tim untuk melakukan penelitian mengenai sistem pengangkutan di pulau jawa, dan perusahaan kereta api Belanda saat itu Nederlandsch Indische spoorweg Maatschappij (NISM) mengajukan sebuah permohonan kepada pemerintahan Hindia Belanda untuk membuat Jalur baru dari Semarang menuju Yogyakarta dengan melewati Surakarta.
Stasiun Kedungjati 36M DPL |
Karena pada waktu itu di wilayah Semarang sangat kaya akan hasil bumi yang berupa kayu jati, tembakau, kelapa dan membutuhkan dukungan transportasi darat dalam skala yang besar, dan bertujuan membawa barang hasil bumi tersebut langsung menuju ke pelabuhan semarang untuk di eksport ke luar negri seperti Asia, Eropa maupun ke negri Belanda
akhirnya untuk menunjang pengangkutan hasil bumi yang dalam skala besar tersebut, dibangunlah jalur kereta api dari Semarang Gudang melewati halte Brumbung, Stasiun Tanggung, dan menuju ke selatan hingga menuju ke Surakarta. saat jalur di pegang oleh perusahaan NISM, jalur kereta dialihkan melalui Kedungjati dan Gundih serta harus membuat jalur rel yang bercabang menuju Stasiun Ambarawa. pembuatan jalur rel kereta api ini mulai dibangun pada tanggal 17 Juni 1864 dan resmi digunakan untuk pengangkutan umum pada tanggal 19 Juli 1868
Peron Baru di Kedungjati |
Arsitektur
Stasiun Kedungjati diresmikan pada bulan 21 Mei 1873. Arsitektur stasiun ini serupa dengan Stasiun Willem I di Ambarawa, bahkan dulu beroperasi jalur kereta api dari Kedungjati ke Stasiun Ambarawa, yang sudah tidak beroperasi pada tahun 1976.
Bangunan Stasiun Kedungjati beratapkan seng |
Pada tahun 1907, Stasiun Kedungjati yang tadinya dibangun dari kayu diubah ke bata berplester dengan peron berkonstruksi baja dengan atap dari seng setinggi 14,65 cm. Seperti Stasiun Ambarawa, stasiun ini dulu adalah Stasiun Pulau. nuansa layaknya bangunan peninggalan jaman kolonial Belanda sangat kental terlihat dengan bangunan berwarna putih dan corak batu bata yang terdapat di setiap bagian. walaupun bangunan Stasiun ini sudah berusia ratusan tahun, stasiun ini masih berdiri kokoh, dan masih beroperasi hingga sekarang, dan pasa saat saya berkunjung ke Stasiun ini stasiun ini sedang melakukan perbaikan dan memoles diri biar lebih tampak Indah dan tanpa mengurangi nilai sejarah dari bangunan Stasiun ini.
Suasana ruang tunggu |
Saat saya mengelilingi seputaran Stasiun ini, ada beberapa peron yang sudah tidak di gunakan lagi, bahkan ada yang sudah mulai tertutup tanah. dan saat menuju ruang kontrol, terdapat berbagai peralatan yang masih merupakan produk lama, yang dioperasikan secara manual, dan sampai saat ini masih berfungsi.
Peron lama yg sudah tidak difungsikan lagi |
Peron Lama dari jaman Kolonial Belanda |
Ruang Kontrol yang manual |
Ada juga beberapa peralatan warisan dari jaman kolonial Belanda yang masih tertinggal di Stasiun ini dan juga masih berfungsi sebagaimana mestinya seperti jam stasiun, Lonceng, Tuas pemutar palang pintu pengaman dan pesawat telpon tua. dan di peron ruang tunggu penumpang masih tersedia temapt duduk tua dari kayu jati.
Lonceng Manual |
Salah satu parts dalam pengaturan rel |
Jam tua yang masih berfungsi |
Akses Menuju Lokasi
Akses menuju lokasi Stasiun ini adalah dengan menggunakan angkutan kereta api Pandanwangi yang akan berhenti di Stasiun ini. jika anda berangkat dari Yogyakarta anda dapat menggunakan Kereta api Prameks yang menuju Stasiun Solo Balapan, kemudian melanjutkan perjalanan dengan menaiki kereta api Pandanwangi tujuan Solo-Semarang, dan anda bisa langsung turun di Stasiun Kedungjati.
Suasana di Stasiun Kedungjati |
Stasiun ini terus mempersolek diri, karena menurut kabar bahwa dari pihak PT. Kereta api Indonesia berencan untuk mengaktifkan kembali Jalur Kedungjati-Tuntang-Ambarawa, sehingga di butuhkan perbaikan di setiap sudutnya, dengan bertujuan saat jalur kereta api ini sudah di operasikan, maka para penumpang akan merasa nyaman saat berada di Stasiun ini dan mengajak para pengunjung untuk kebali kejaman masa kolonial Belanda.
Ruang tunggu di Stasiun Kedungjati |
Kordinat lokasi :
Lihat foto lebih banyak disini
4 komentar :
good....thanks a lot
good....thanks a lot
Sy pernah mengunjungi stasiun ini sekitar tahun 2005 ketika kereta Matarmaja relasi ML-PSE yang saya tumpangi ngetem. Sangat indah menurut sy. Renovasi hendaknya tidak mengubahsuai bangunan aslinya. Bangunan ini dibuat dg sangat detail. Bahkan sy terpukau dg cekungan di marmer loket karcis utk tempat uang koin. Mari kita jaga cagar budaya stasiun KEJ.
kak kok enggak bisa di copy , kenapa ya kak
Posting Komentar