Guyangan View Manta Cliff

 Guyangan View Manta Cliff di Nusa Penida


Guyangan View Manta Cliff adalah salah satu destinasi wisata alam yang memukau yang terletak di Banjar Peguyangan, Batukandik, Kecamatan Nusa Penida, Kabupaten Klungkung, Bali. Nusa Penida sendiri dikenal dengan keindahan alamnya yang luar biasa, dan Guyangan View Manta Cliff adalah salah satu spot wisata yang menawarkan pemandangan spektakuler dari tebing-tebing yang menghadap langsung ke laut biru yang jernih. Lokasi ini merupakan tempat yang cukup populer di kalangan para wisatawan yang mencari keindahan alam Bali yang lebih alami dan jauh dari keramaian. Guyangan View Manta Cliff adalah destinasi yang sangat menarik karena menawarkan kombinasi pemandangan alam yang luar biasa dan menakjubkan di Nusa Penida. Dengan pemandangan alam yang spektakuler, kehidupan laut yang kaya, dan suasana yang tenang, tempat ini menjadi tujuan ideal bagi mereka yang mencari keindahan alam. Tidak hanya menawarkan panorama yang luar biasa, Guyangan View Manta Cliff juga menjadi tempat yang penuh makna spiritual dan keindahan alam yang sangat cocok untuk para pencinta alam, penyelam, dan fotografer.

Gua Santa Maria Rawaseneng

 Gua Maria Rawaseneng,Berdoa dan berkarya dalam sunyi


Temanggung, sebuah kabupaten yang terletak di antara dua gunung besar, Gunung Sindoro dan Gunung Sumbing, dikenal dengan keindahan alamnya yang menawan. Selain pesona alamnya, Temanggung juga memiliki sejumlah situs spiritual yang menjadi tujuan bagi mereka yang ingin mencari ketenangan batin, salah satunya adalah Pertapaan Santa Maria Rawaseneng. Tempat ini memiliki sejarah panjang dalam kehidupan spiritual umat Katolik di Indonesia dan merupakan salah satu tempat ziarah yang terkenal di wilayah Jawa Tengah. Di Pertapaan Santa Maria Rawaseneng, pengunjung dapat merasakan pengalaman spiritual yang mendalam, jauh dari hiruk-pikuk kehidupan kota. Suasana alam yang sejuk, dipadukan dengan tempat yang penuh dengan nuansa religius, menjadikan tempat ini sebagai pilihan bagi mereka yang ingin berdoa, bermeditasi, atau sekadar merenung dalam kedamaian.

Perjalanan ke timur XIV

Bakso Hangat dan Desa Adat: Petualangan di Tengah Hujan Flores


Hari ini adalah hari Rabu, hari ketiga aku di kota Ruteng, Flores, dan sudah hari ke-15 dalam rangkaian perjalanan panjang menuju timur Indonesia. Aku merasa seperti sudah menjadi sahabat baik dengan setiap tetes hujan, jalan berlumpur, dan pertemuan tak terduga yang terjadi. Setiap hari bagaikan petualangan baru yang tak pernah terduga, dan aku merasa siap untuk menjalaninya, meskipun tahu pasti ada kejutan yang menanti di depan.

Pagi ini, aku terbangun di Bruderan CSA, biara kecil yang terletak di pusat kota Ruteng. Dari jendela kamar, aku melihat kabut tipis yang menyelimuti puncak bukit. Cuaca seperti ini rasanya mengajak tidur lagi, tapi aku sudah bertekad untuk melanjutkan perjalanan. Dengan segelas kopi Flores yang nikmat, aku duduk bersama beberapa bruder dan anggota komunitas lainnya.

"Jadi, hari ini ke Wae Rebo, kan?" tanya Bruder Bayu sambil menyerahkan piring untuk sarapan.