Candi Wringin Lawang sebuah Gapura kerajaan Majapahit
Masih di daerah trowulan, daerah yang terkenal dengan situs purbakala peninggalan sebuah kerajaan besar di nusantara yaitu kerajaan Majapahit. Kerajaan Majapahit yang diperkirakan pernah berdiri dari sekitar tahun 1293 hingga 1527. banyak situs peninggalan yang masih tersisa dan dapat dilihat sampai saat ini. di berbagai titik di darah trowulan banyak kita jumpai berbagai candi dan sudah pernah diulas pada halaman sebelumnya seperti Candi Tikus, Candi Bajang Ratu, Candi Brahu, Candi Gentong, Candi Minak Jinggo, Candi Wringin Lawang, Candi Kedaton, dan Kolam Segaran yang merupakan tempat pengairan kuno kerajaan Majapahit. sekarang hanya beberapa candi yang masih berdiri kokoh dan yang beberapa yang lainnya sudah runtuh dan tak menyisakan bentuk Candi, dikarenakan pengikisan dan pelapukan pada struktur bebatuan Candi, dimana mayoritas bahan candi terdiri dari bata merah.
Pada Bagian ini, saya akan mengulas tentang Candi Wringin Lawang. Candi Ini bukan merupakan candi seperti candi yang lainnya (dimana fungsi candi sebagai tempat berdoa maupun tempat perabuan). tetapi Candi ini merupakan sebuah gapura yang berbentuk Gapura Belah tidak memiliki atap (tipe candi bentar). Gapura ini diperkirakan sebagai pintu gerbang masuk salah satu kompleks bangunan yang berada di kota Mojopahit. Lokasinya berada di dukuh Wringin Lawang, Desa Jatipasar, Kecamatan Trowulan, sekitar 200 meter dari jalan raya Mojokerto-Jombang.
Gapura Wringin Lawang sering disebut pula sebagai candi Jati Pasar. Sebutan yang digunakan terkadang gapura, terkadang candi. Dalam bahasa Jawa, Wringin Lawang berarti "Pintu Beringin". Dulu, menurut cerita rakyat pada Knebel tahun 1907 Karena gapura yang dibuat dari batu bata merah ini diapit oleh pohon beringin di sisi kiri dan kanan. Candi Ini diperkirakan merupakan gerbang masuk ke Kerajaan Majapahit yang disusun dari batu bata merah Konon, gapura ini merupakan pintu masuk tamu-tamu kerajaan yang ingin bertandang ke istana. Tetapi berdasarkan pengamatan peta kota raja Majapahit serta penuturan Kitab Negarakertagama, sepertinya bangunan ini merupakan pintu masuk ke kediaman Maha Patih Gajah Mada. dan sehingga pada perkembangannya saat ini gerbang ini kemudian menjadi platform gapura di Jawa Timur. Sebuah ciri arsitektur Vernakular yang bertahan berabad-abad lamanya.
Dari sudut berbeda candi |
Struktur bangunan
Akses Lokasi
7°32'31.3"S 112°23'28.1"E
Gapura agung ini terbuat dari bahan bata merah dengan luas dasar 13 x 11meter dan tinggi 15,5 meter. Diperkirakan dibangun pada abad ke-14. Gerbang ini lazim disebut bergaya candi bentar atau tipe gerbang terbelah. Gaya arsitektur seperti ini diduga muncul pada era Majapahit dan kini banyak ditemukan dalam arsitektur Bali. Kebanyakan sejarawan sepakat bahwa gapura ini adalah pintu masuk menuju kompleks bangunan penting di ibu kota Majapahit. selain anak tangga yang terbuat dari batu, bangunan agung ini terbuat dari bata merah dan dalam keadaan polos tanpa hiasan. Gapura Wringin Lawang menempati areal tanah seluas 616 M2.
Jarak antara dua bagian gapura selebar 3,5 m dengan sisa-sisa anak tangga pada sisi timur dan barat. Diperkirakan anak tangga ini semula dibatasi oleh pipi tangga. Dari hasil penggalian arkeologis pada sebelah utara dan selatan gapura, terdapat sisa struktur bata yang mungkin merupakan bagian dari tembok keliling.
Untuk mencapai Candi Wringin Lawang sangat mudah. Dari Surabaya anda bisa lewat bypass Mojokerto menuju ke Jombang. Sebelum terminal lama Mojokerto, anda akan melihat keterangan di sebelah kiri.
Sedangkan, kalau anda berangkat lewat arah sebaliknya (dari arah Solo maupun Kediri) menuju Surabaya, anda pertama-tama akan melewati Pasar Mojoagung, terminal lama Mojokerto, dan perempatan yang memiliki banyak peninggalan Majapahit di sebelah kanan.
Kordinat Lokasi
7°32'31.3"S 112°23'28.1"E
1 komentar :
Sungguh luar biasa kebesaran para pendiri Bangsa ini yg harus kita pertahankan dan untuk generasi mendatang
Posting Komentar