Candi Singosari

Candi Singosari, Bukti peradaban kerajaan Singosari



Ken Arok dan Ken Dedes, siapa yang tidak mengenal kisah kedua tokoh ini? pada Zaman dahulu kedua tokoh inilah yang melengkapi kisah berdirinya Kerajaan Singosari. Kerajaan Singhasari atau sering pula ditulis Singasari atau Singosari, adalah sebuah kerajaan di Jawa Timur yang didirikan oleh Ken Arok pada tahun 1222. banyak peninggalan dari kerajaan singosari seperti Candi dan arca-arca, meskipun belum ditemukan kraton atau bangunan pusat kerajaan Singosari. Candi Singosari terletak di Desa Candi Renggo, Kecamatan Singosari, Kabupaten Malang, kurang lebih 9 Km dari kota Malang ke arah Surabaya. Selain nama Singosari maupun Candi Singhasari Candi ini juga dikenal dengan nama Candi Cungkup atau Candi Menara, nama yang menunjukkan bahwa Candi Singosari adalah candi yang tertinggi pada masanya, setidaknya dibandingkan dengan candi lain di sekelilingnya. Akan tetapi, saat ini di kawasan Singosari hanya candi Singosari yang masih tersisa, sedangkan candi lainnya telah lenyap tak berbekas.

Sejarah

Candi Singosari adalah candi Hindu-Buddha peninggalan bersejarah Kerajaan Singosari. Berdasarkan penyebutannya pada Kitab Pupuh Negarakertagama 37:7 dan 38:3 serta Prasasti Gajah Mada bertanggal 1351 M di halaman komplek candi, candi ini merupakan tempat "pendharmaan" bagi raja Singosari terakhir, Sang Kertanegara, yang mangkat pada tahun 1292. Candi ini didirikan bersamaan dengan waktu diadakannya upacara Sraddha (upacara untuk memperingati 12 tahun sesudah raja wafat) atau tahun 1304 M, masa pemerintahan Raden Wijaya, Raja Majapahit I. Namun disini beliau diwujudkan dengan 3 arca perwujudan, melambangkan trikaya, yaitu sebagai Siwa-Budha dalam bentuk Bhairawa yang melambangkan nirmanakaya, sebagai ardhanari lambang sambhokaya, dan sebagai Jina dalam bentuk Aksobhya yang melambangkan dharmakaya. Suatu bentuk perwujudan agung untuk seorang raja besar Kertanegara. 

Candi Singosari
Candi Singosari

Setidaknya ada dua candi di Jawa Timur yang dibangun untuk menghormati Raja Kertanegara, yaitu Candi Jawi dan Candi Singasari. Sebagaimana halnya Candi Jawi, Candi Singasari juga merupakan candi Syiwa. Hal ini terlihat dari adanya beberapa arca Syiwa di halaman candi. Seperti wujud candi Jawi yang melambangkan mandala alam raya, candi Singosari, tempat dimuliakannya Kertanegara, juga memiliki konsep yang sama. Dengan prinsip candi terdiri atas kaki, badan dan atap candi, maka bangunan candi aslinya terletak diatas sebuah batur teras. Teras tersebut melambangkan benua Jambudwipa (India) sebagai benua paling tengah dari alam raya, sedangkan candinya sendiri merupakan perwujudan gunung suci meru yang menjulang tinggi. Oleh karena itu dataran disekeliling candi diumpamakan sebagai lautan luas. Semua itu melambangkan keutamaan sang raja Kertanegara pada perwujudan Siwa-Budha yang dimuliakan pada candi tersebut.

Candi Singosari
Cand Singosari

Candi Singosari pernah dipugar oleh pemerintah Belanda pada tahun 1930-an, tepatnya pada tahun 1937. itu terlihat dari pahatan catatan di kaki candi pada sudut barat daya teras candi. Akan tetapi, tampaknya pemugaran yang dilakukan hasilnya belum menyeluruh, karena di sekeliling halaman candi masih berjajar tumpukan batu yang belum berhasil dikembalikan ke tempatnya semula. Pada waktu rekonstruksi ditemukan sebuah saluran air dari puncak candi menuju pusat ruang utama dan selanjutnya dialirkan keluar melalui muara kecil di bagian tengah teras sebelah utara. Dengan demikian air yang keluar dari candi tersebut, karena berasal dari langit dan menyentuh lingga sebagai esensi candi, menjadi suci.

Candi Singosari
Dipugar tahun 1937

Struktur Bangunan

Bangunan Candi Singosari terletak di tengah halaman. Tubuh candi berdiri di atas batur kaki setinggi sekitar 1,5 m, tanpa hiasan atau relief pada kaki candi. Tangga naik ke selasar di kaki candi tidak diapit oleh pipi tangga dengan hiasan makara seperti yang terdapat pada candi-candi lain. Pintu masuk ke ruangan di tengah tubuh candi menghadap ke selatan, terletak pada sisi depan bilik penampil (bilik kecil yang menjorok ke depan). Pintu masuk ini terlihat sederhana tanpa bingkai berhiaskan pahatan. Di atas ambang pintu terdapat pahatan kepala Kala yang juga sangat sederhana pahatannya. Adanya beberapa pahatan dan relief yang sangat sederhana menimbulkan dugaan bahwa pembangunan Candi Singosari belum sepenuhnya terselesaikan.

Candi Singosari
Hiasan kala diatas pintu

Di kiri dan kanan pintu bilik pintu, agak ke belakang, terdapat relung tempat arca. Ambang relung juga tanpa bingkai dan hiasan kepala Kala. Relung serupa juga terdapat di ketiga sisi lain tubuh Candi Singosari. Ukuran relung lebih besar, dilengkapi dengan bilik penampil dan di atas ambangnya terdapat hiasan kepala Kala yang sederhana. Di tengah ruangan utama terdapat yoni yang sudah rusak bagian atasnya. Pada kaki yoni juga tidak terdapat pahatan apapun.

Candi Singosari
Yoni sederhana

Hal menarik dari struktur candi adalah letak ruang utama dan bilik-biliknya. Pada umumnya candi-candi di Jawa, ruang utama dan bilik-bilik tersebut terletak pada badan candi karena kaki candi berfungsi sebagai dasar candi. Namun pada candi Singosari kaki candi justru berfungsi sebagai tempat ruang utama dan bilik-biliknya. Sedangkan badan candi, walau tidak untuk menempatkan arca, Hal menarik dari struktur candi adalah letak ruang utama dan bilik-biliknya. Pada umumnya candi-candi di Jawa, ruang utama dan bilik-bilik tersebut terletak pada badan candi karena kaki candi berfungsi sebagai dasar candi. Namun pada candi Singosari kaki candi justru berfungsi sebagai tempat ruang utama dan bilik-biliknya. Sedangkan badan candi, walau tidak untuk menempatkan arca-arca 

Candi Singosari
Salah satu arca di bilik penampil

Sepintas bangunan Candi Singasari terlihat seolah bersusun dua, karena bagian bawah atap candi berbentuk persegi, menyerupai ruangan kecil dengan relung di masing-masing sisi. Tampaknya relung-relung tersebut semula berisi arca, namun saat ini kempatnya dalam keadaan kosong. Di atas setiap ambang 'pintu' relung terdapat hiasan kepala Kala dengan pahatan yang lebih rumit dibandingkan dengan yang ada di atas ambang pintu masuk dan relung di tubuh candi. Puncak atap sendiri berbentuk meru bersusun, makin ke atas makin mengecil. Sebagian puncak atap terlihat sudah runtuh. 

Candi SingosariCandi SingosariCandi Singosari

Pada saat ini, di candi Singosari hanya tersisa sebuah patung yang terletak dibilik sebelah selatan. Patung tersebut adalah Agastya atau mahaguru. Sesuai dengan iconogram candi-candi Hindu Jawa, ruang utama diperuntukkan dewa Siwa atau umumnya diwujudkan dalam bentuk lingga, bilik utara untuk Durgamahesasuramardini atau Sewi Durga, sebelah timur untuk Ganesha, dan sebelah selatan adalah Agastya. Ciri khas Agastya adalah berjanggut lebat, perut buncit, 4 tangannya masing-masing memegang kendi, tasbih, pecut semacam pengusir lalat, dan tombak. Sementara hiasan bunga teratai dekat telapak kaki dan menjulur melingkar keatas adalah ciri khas periode Singosari; jika teratai tersebut keluar dari vas bunga atau bonggol merupakan ciri periode Majapahit. Di halaman Candi Singasari juga terdapat beberapa arca yang sebagian besar dalam keadaan rusak atau belum selesai dibuat, di antaranya arca Syiwa dalam berbagai posisi dan ukuran, Durga, dan Lembu Nandini. 

Candi Singosari
Arca di halaman candi

Candi Singosari
Salah satu arca di halaman candi

Sekitar 300 m ke arah barat dari Candi Singasari, setelah melalui permukiman yang cukup padat, terdapat dua arca Dwarapala. Arca Dwarapala adalah patung penjaga gerbang atau pintu dalam ajaran Siwa dan Budha, berbentuk manusia atau hewan raksasa yang bertugas penjaga gerbang, dalam ukuran yang sangat besar. Ada dua Arca yang terletak di sebelah Barat situs Candi Singosari. Situs itu berbentuk dua Arca Dwarapala yang dibuat dari batu Monolitik terletak di pinggir jalan dan saling berhadapan. Konon berat masing-masing arca mencapai berat 40 ton, tingginya mencapai 3,7 m, sedangkan lingkar tubuh terbesar mencapai 3,8 m. Letak kedua patung tersebut terpisah sekitar 20 m (sekarang dipisahkan oleh jalan raya).

Candi Singosari
Pahatan sederhana Kalamakara

Akses Lokasi

Untuk menuju Lokasi Candi Singosari ini sangat mudah untuk diakses,karena jalan menuju Candi ini memiliki akses jalan yang lebar dan petunjuk arah menuju Candi Singosari ini sangat lengkap dan Candi nya terletak di pinggir jalan. Apabila anda dari Kota Kabupaten Malang dapat ditempuh sejauh kurang lebih 10km ke arah Utara, sementara dari arah Surabaya kurang lebih berjarak 88km ke arah Selatan. Untuk dapat menuju Candi Singosari, dapat ditempuh dengan kendaraan mobil atau taksi, baik dari Kota Kabupaten Malang atau Kota Surabaya.

Kordinat Lokasi


7°53'16.1"S 112°39'50.0"E 

0 komentar :

Posting Komentar