Menyusuri misteri Candi Kidal, peninggalan kerajaan Singasari
Keberadaan Candi Kidal yang jaraknya tidak begitu jauh dari Candi Jago (lihat disini) ini, belum begitu ramai dikunjungi oleh wisatawan domestik maupun internasional.para wisatwan biasanya lebih mengenla Candi Singasari dari pana Candi yang lainnya (keungkinan pemakaian nama Candi Singasari mempermudah wisatawan mengenal candi dan kerajaan Singasari). kalau diterlusuri sejarahnya, candi Kidal ini merupakan peninggalan Singasari juga yang berada di desa Rejokidal, Kecamatan Tumpang, sekitar 20 mkilometer dari Kota Malang. Menurut sejarawan Candi Kidal ini dapat dikatakan merupakan sebuah candi pemujaan yang paling tua di Jawa Timur.
Sejarawan meyakini candi ini merupakan sebuah candi pemujaan dikarenakan pada jaman kerajaan sebelumnya yaitu pada pemerintahan Airlangga (11-12M) dari kerajaan Kahuripan dan raja-raja kerajaan Kediri (12-13M) hanya meninggalkan Candi Belahan dan Jalatunda yang merupakan petirtaan. candi ini dibangun sebagai bentuk penghormatan atas jasa besar Anusapati (Raja kedua Singasari) yang memerintah selama 20 tahun.
Candi Kidal ini merupakan candi yang bercorak Hindu, dimana candi ini memuat cerita Garudeya (Garuda) yang mnerupakan cerita mitologi Hindu, yang berisi pesan moral pembebasan dari perbudakan. Candi yang dibangun pada tahun 1248M setelah upacara pemakaman "Cradha" yasng bertujuan supaya raja Anusapati yang wafat dapat kemuliaan sebagai Syiwa Mahadewa.
Struktur Candi
Candi Kidal terbuat dari batuan Andesit dan berdimensi geometris vertikal. candi ini berukuran panjang 10.8 meter Lebar 8.86 meter dan tinggi 12.26 meter, setelah dipugar pada tahun 1986 sampai dengan tahun 1990 tinggi aslinya diperkirakan 17 meter.
Candi Kidal |
Secara vertikal candi ini dapat dibagi menjadi kaki candi, tubuh candi dan atap candi. di dalam bilik candi tidak ditremukan arca selaincYoni ditengah-tengah ruangan. Yoni inipun ketika ditemukan sudah berada diluar ruangan.diduga berasal dari ruangan candi. bekas-bekas bangunan berdenah segi empat panjang dengan sisa-sisa dua buah tangga masuk pada sisi timur ujung utara dan selatan. bahkan pada tahun 1901 masih terlihat sisa-sisa bangunan dan batu merah dihalaman ini. diduga candi Kidal merupakan induk dari suatu komplek percandian yang tak hanya terdiri dari satu halaman saja, melainkan dua halaman. Di sekeliling halaman candi Kidal ini terdapat susunan batuan yang dahulunya berfungsi sebagai pagar. tubuh candi atau kaki candi Kidal ini memiliki tinggi sekitar 2 meter. untuk mencapai selasar lantai pada tubuh candi ini di buat tangga batuan yang tipis tersusun rapi tepat di depan pintu, sehingga apabila kita mengamati dari kejauhan tangga ini tidak akan kelihatan sebagai tangga.
Candi Kidal tampak depan |
Candi ini menghadap kearah barat yang dilengkapi dengan bilik penampil dengan hiasan kalamakara diatas ambangnya, dan kalamakaranya tampak menyeramkan dengan matanya yang melotot dan mulut yang terbuka serta 2 taring besar dan bengkok. adanya 2 taring tersebut merupkan ciri khas candi Jawa Timur, disudut kiri dan kanan terdapat jari tangan dengan sikap mengancam.
Kalamakara |
Bagian kiri dan kanan pintu terdapat relung kecil tempat meletakkan arca yang dilengkapi dengan bentuk atap diatasnya. diatas ambang relung juga dilengkapi oleh hiasan kalamakara.Atap Candi Kidal berebentuk kotak bersusun tiga, yang semakin keatasnya semakin mengecil tetapi pada Puncaknya tidak runcing, melainkan persegi dengan permukaan yang cukup luas. Puncak atap tidak dihiasi dengan ratna atau stupa, melainkan hanya datar saja. Sekeliling tepi masing-masing lapisan dihiasi dengan ukiran bunga dan sulur-suluran. Konon dulu di setiap sudut lapisan atap candi dipasang sebuah berlian kecil. Sekeliling kaki candi dihiasi dengan pahatan bermotif medalion yang berjajar diselingi bingkai bermotif bunga dan sulur-suluran.
Medalion |
Di kiri dan kanan pangkal tangga serta di setiap sudut yang menonjol ke luar terdapat patung binatang yang terlihat mirip singa dalam posisi duduk seperti manusia dengan satu tangan terangkat ke atas. Patung-patung ini terlihat seperti sedang menyangga pelipit atas kaki candi yang menonjol keluar dari selasar. Tubuh candi dapat dikatakan ramping, sehingga selasar di kaki candi cukup lebar. Dalam tubuh candi terdapat ruangan yang tidak terlalu luas. Saat ini ruangan tersebut dalam keadaan kosong. Dinding candi juga dihiasi dengan pahatan bermotif medalion.
Sudut Candi |
Sebuah arca Siwa yang sekarang berada di "Royal Tripical Institute" Amsterdam, diduga berasal dari candi kidal. arca tersebut tingginya 1.23 meter digambarkan dengan sikap berdiri bertangan empat, tangan kanan belakang memegang Aksamala, tangan kiri belakang memegang cemara. kedua tangan depan ditekuk di depan dada, telapak tangan kiri terbuka menghadap keatas sedangkan telapak tangan kanan ada di atas telapak tangan kiri dalam sikap menggemgam dengan ibu jari diarahkan keatasdisampingnya terdapat bunga teratai yang keluar dari bonggol menunjukkan personifikasi dinasti Singosari.
Penampil |
Didalam relung-relungnya tidak ditemukan arca. Seandainya arca Siwa memang berasal dari ruangan candi, dapat diduga bahwa relung-relung tersebut disediakan untuk arca Durga, Ganesha dan Agastya sebagai lazimnya Candi Siwa, arca yang ditemukan dari candi tersebut ialah arca Nandiswara dan Mahakala. Arca-arca tersebut biasanya menempati relung-relung di kanan-kiri pintu masuk candi. Arca-arca lain yang pernah ditemukan adalah arca duduk yang diperkirakan dari Pantheon agama Budha, dan sebuah arca duduk yang lain mungkin arca Manjucri. selain itu masih ada temuan arca tanpa kepala dengan ciri-ciri cakra pada tangan belakang dan Sankha pada tangan kiri (mungkin arca Wisnu) selain bangunan utama.
Arca di sudut candi |
Relief Garuda dipahatkan pada pilaster ditiap sisi kaki candi tepat pada sumbu ketiga sisi kaki candi penggambaran relief adalah sebagai berikut:
pada sisi utara, Garuda digambarkan dengan sikap badan jongkok kaki kanan ditekuk dengan lutut menumpu pada landasan. tangan kanan diangkat ke atas dengan sikap menyangga suatu benda yang bulat. Diatas kepala garuda duduk seorang wanita diatas padma kaki kiri wanita tersebut dalam sikap bersila, kaki kanan nya menggantung ke bawah disangga oleh tangan kanan garuda. disampingnya terukir tiga ekor naga.
Candi kidal |
pada sisi timur, Garuda digambarkan dalam sikap yang sama seperti sisi utara tangan kanan memegang seberkas ikatan yang ditafsirkan sebagai seikat kuca rumput. Di atas kepala Garuda terdapat guci Amerta (kamandalu). untuk lebih lengkap tertang cerita mitologi Garuda pada candi Kidal dapat dilihat disini.
Penampil dan kalamakra kecil |
pada sisi selatan, garuda masih digambarkan dalam sikap yang sama, ditgas kepalanya ada tiga ekor naga. Naga-naga tersebut ada diatas Padma. Ekor naga yang tengah menggantung ke bawah disangga oleh tangan Garuda.
Akses dan Akomodasi
Candi Kidal ini seperti yang kita ketahui sebelumya, terletak di daerah Tumpang, untuk menuju lokasi ini dapat ditempuh oleh kedanraan roda dua atau lebih, baik pribadi maupun umum. candi ini dibuka untruk umum dari pukul 07:00 sampai pukul 16:00 WiB. tidak dikenakan biaya untuk masuk kedalam lokasi candi ini, tetapi wisatwan di wajibkan menulis kan daftar pengunjung dan dapat memberikan secara sukarela kepada pengelola.
Mata yang melotot |
Kordinat Lokasi
8°01'32.9"S 112°42'31.6"E
0 komentar :
Posting Komentar