Candi Badut, sisa-sisa dari kejayaan kerajaan Singasari
Candi Badut terletak di dusun Badut, Desa Karang Widoro, Kecamatan Dau Kabupaten Malang. Candi ini dihubungkan dengan prasati Dinoyo yang berangka tahun 682 Saka atau tahun 760 Masehi. secara ringkas, Prasasti ini menyebutkan bahwa dahulu ada seorang raja yang bijaksana bernama Dewasinga, dibawah naungannya api Putikecwara memancar menerangi sekelilingnya. Dewasinga memiliki anak bernama raja Gajayana. Prasati ini dibuat olehnya untuk Sang Resi Agung (Maharsibhawana) dengan sebutan Walahajiridyah, dan diremsmikannya arca Agastya yang baru terbuat dari batu hitam yang indah, sebagai pengganti dari arca yang lama yang terbuat dari kayu cendana yang sudah lapuk. pada kesempatan ini sang raja meghibahkan tanah, lembu, budak, perlengkapan saji, mengadakan berbagai upacara untuk menghormati sang Resi. pada baris keempat prasati Dinoyo disebut pula bahwa Raja Gajayana membuat bangunan suci yang sangat indah untuk Agastya dengan maksud untuk membinasakan penyakit.
penamaan Candi badut ini oleh Dr. Brandes dan Dr.V.D.K.Bosch di kaitkan dengan nama Liswa yang tertulis pada baris kedua prasasti Dinoyo. liswa sendiri merupakan nama lain dari raja Gajayana. Konon Sang Liswa yang bergelar Raja Gajayana yang sangat senang melucu (bahasa Jawa: mbadhut) sehingga candi yang dibangun atas perintahnya dinamakan Candi Badhut. Walaupun terdapat dugaan semacam itu, sampai saat ini belum ditemukan bukti kuat keterkaitan Candi Badut dengan Raja Gajayana.
Terdapat ciri khas lain yang membedakan Candi Badut dari candi lain di Jawa Timur, yaitu pahatan kalamakara yang menghiasi ambang pintunya. Pada umumnya relief kepala raksasa yang terdapat di candi-candi Jawa Timur dibuat lengkap dengan rahang bawah, namun kalamakara yang terdapat di Candi Badut dibuat tanpa rahang bawah, mirip dengan yang didapati pada candi-candi di Jawa tengah. Tubuh candi Badhut yang tambun juga lebih mirip dengan candi di Jawa Tengah. Candi ini juga memiliki kemiripan dengan Candi Dieng (di Jawa Tengah) dalam hal bentuk serta reliefnya yang simetris. Candi Badut diyakini sebagai candi Syiwa, walaupun sampai saat ini belum ditemukan arca Agastya di dalamnya. Candi ini memiliki bagian yang relative lengkap, terdiri dari lapik, kaki, badan dan atap.
Bagian lapik merupakan alas tempat kaki candi berdiri, bentuknya persegi panjang berukuran 14.10 x 18.00 meter. lapik tersebut terdiri dari tiga jenjang masing-masing setinggi 30cm, 40cm, dan 20cm. kesemuanya tanpa hiasan ornamen.
Kaki candi berukuran 10.76x1.30 meter, berdiri diatas lapik yang lebar, antara kaki candi dan lapik terdapat selasar candi tanpa hiasan pelipit atau ornament. pada sisi barat terdapat tangga dengan delapan pijak dan pipi tangga yang rusak. pipi tangga berbentuk lengkung dan berujung ungkel pangkalnya berhias kalanaga. pipi tangga sisi utara memiliki ornamen burung berdiri diatas bunga teratai. Demikian pula pipi tangga sisi selatan. Struktur kaki candi tidak lengkap demikian pula trap dan pipi tangga. Dinding candi dihiasi dengan relief burung berkepala manusia dan peniup seruling. Di keempat sisi tubuh candi juga terdapat relung-relung berhiaskan bunga dan burung berkepala manusia.Di dinding luar sisi utara tubuh candi terdapat arca Durga Mahisasuramardini yang tampak sudah rusak.
Tangga menuju selasar di kaki candi terletak di sisi barat, tepat di hadapan pintu masuk ke ruang utama di tubuh candi. Pada bagian luar dinding pengapit tangga terdapat ukiran yang sudah tidak utuh lagi, namun masih terlihat adanya pola sulur-sulur yang mengelilingi sosok orang yang sedang meniup seruling. Jalan masuk ke garba grha (ruang dalam tubuh candi) dilengkapi dengan bilik penampil sepanjang sekitar 1,5 m. Pintu masuk cukup lebar dengan hiasan kalamakara di atas ambang pintu.
Tubuh Candi berbentuk persegi dengan ukuran 7.50 meter x 7.40 meter, tinggi 3.62 meter. Bingkai bawahnya terdiri dari pelipi polos, Padma dan setengah bundaran. struktur candi masih tampak baik meski disisi timur dan selatan tidak lengkap. disetiap sisinya terdapat relung, disisi barat terdapat pintu masuk dengan penampil. Kanan-kiri terdapat relung yang ukuran nya lebih kecil. penampil dan relung tersebut dihiasi kala tanpa rahang bawah. bingkai penampil dihiasi sulur-suluran, dibagian bawahnya terdapat sepasang makara yang dikombinasikan dengan sulur-suluran. Ambang pintu dan penampil telah dipenuhi dengan penyanggah besi. Ruang garbhagraha berukuran 3.45 x 3.45 meter berisi lingga Yoni.yang merupakan lambang kesuburan bagi. Pada dinding di sekeliling ruangan terdapat relung-relung kecil yang tampaknya semula berisi arca.
Atap candi telah rusak, bentuk lengkapnya tidak dapat dikenali dari sisi struktur yang terdapat saat ini. Adapun struktur atap yang tersisa sebanyak lima lapis dan sebagian sisi Barat dan utara. keadaan struktur yang tidak lengkap tersebut merupakan struktur bagian atas bilik terbuka.
tidak ditutupi atap |
7°57'28.1"S 112°35'54.7"E
0 komentar :
Posting Komentar