Adorasi Ekaristi Abadi Gua Maria Mojosongo

Adorasi di Depan Skaramen Maha Kudus Gua Maria Mojosongo


Seperti yang kita ketahui bahwa Adorasi berasal dari bahasa Latin, Adoratio, yang bermakna sembah sujud. Adorasi Ekaristi adalah tindakan sembah sujud, memberi hormat dan menyembah Yesus yang hadir dalam rupa Sakramen Mahakudus. Sejak Perjamuan Terakhir, ketika Yesus mengambil roti dan berkata,"Inilah Tubuh-Ku," lalu mengambil anggur dan berkata, "Inilah Darah-Ku," iman Katolik percaya bahwa roti dan anggur yang telah dikonsekrasi dalam Perayaan Ekaristi sungguh berubah menjadi Tubuh dan Darah Kristus sendiri. Lewat Tubuh dan Darah-Nya, Yesus Kristus secara istimewa hidup dan hadir bagi kita, Tindakan penyembahan terbaik yang kita bisa beri­kan adalah dengan ambil bagian dalam Perayaan Ekaristi dengan baik dan menyambut Dia dalam komuni secara pantas, sebab "Barangsiapa dengan cara yang tidak Layak makan roti atau minum ca­wan Tuhan, ia berdosa terhadap Tubuh dan Darah Tuhan" (I Kor 11:21)

Adorasi Maria Fatima Banyumanik

Datanglah kepada sumber hidup dalam Adorasi Ekaristi


 Dan pada hari terakhir, yaitu pada uncak perayaan itu, Yesus Berdiri dan berseru: "Barangsiapa haus, baiklah ia datang kepadaKu dan minum!" (Yohanes 7:37)


Ekaristi adalah puncak kehidupan

Dalam Sacrosanctum Concilium (SC) (Konstitusi Tentang Liturgi Suci),dalam Artikel 10, dikatakan bahwa Liturgi merupakan Puncak dan Sumber Kehidupan Gereja. Artikel ini menjelaskan bahwa seluruh kegiatan Gereja berpuncak pada kegiatan Liturgi, dan dari situlah sumber segala daya-kekuatan dialirkan. Di sanalah Rahmat Ilahi dapat dirasakan dan tercurah dalam diri setiap orang beriman. Manusia dikuduskan dan Allah dimuliakan dalam Kristus. Dan, misteri Ekaristi dalam Konsili Vatikan II dipandang sebagai pusat liturgi. “Sebab melalui liturgilah, terutama dalam kurban ilahi Ekaristi, ‘terlaksanalah karya penebusan kita’ . Dan, dalam keikutsertaan penuh dan aktif seluruh umat kudus dalam perayaan liturgi yang sama, terutama dalam Ekaristi, penampilan Gereja yang istimewa ditampakkan.

Jembatan Gantung Salaran

Jembatan Gantung Selo, Jembatan unik di "New Zealand Van Java"


Kalau Jembatan Gantung, semua orang pasti pernah lihat atau mengunjungi, kalau Jembatan Gantung dengan View pegunungan layaknya di New Zealand yang diapit oleh pegugunungan dan dikolaborasikan dengan suhu dan pemandangan yang indah? mungkin semua orang belum pernah merasakan nya. yup.... pemandangan jembatan gantung dengan view layaknya berada di New Zealand ini dapat kita saksikan di Kecamatan Selo Kabupaten Boyolali, tepatnya di dukuh  Salaran Jrakah, Jembatan Gantung ini disebut sebagai jembatan Gantung Slaran ada juga yang menyebutkan sebagai jembatan Jrakah. lokasi Jembatan ini tidak begitu jauh dari lokasi jalur pendakian New Selo, bahkan juga berada di dekat jalur utama Boyolali-Magelang.

New Selo

New Selo, salah satu gerbang menuju Merapi


Kecamatan Selo masuk wilayah Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah. Selo berada di tengah-tengah antara Gunung Merbabu dan Gunung Merapi. Pendaki yang hendak menapaki puncak Gunung Merapi lebih suka mengambil jalur dari Selo ini. Sedangkan Pendaki Gunung Merbabu lebih suka mendaki dari Kopeng dan turun di Selo.Untuk mencapai Ke New Selo, kita bisa melalui jalur Muntilan atau Boyolali. Untuk menuju daerah wisata ini caranya gampang. Jika dari Yogyakarta tujulah ke pasar Muntilan dari sana ambil arah kanan. Jika dari Boyolali kita bisa berenti di terminal Boyolali lalu ke arah Cepogo lalu Selo. Jika dari arah Semarang kita bisa menuju pasar Ampel lalu menuju Cepogo dan Selo. Nah, masing-masing perjalanan memerlukan waktu berbeda-beda. 
New Selo ini bukan hanya dapat dinikmati oleh para pendaki yang hendak mendaki ke Gunung Merapi, tetapi dapat dinikmati oleh para wisatawan yang erkunjung di daerah Boyolali ini. New selo yang berada di kaki Gunung Merapi ini memberikan view alam yang indah, dimana kita dapat melihat dua gunung sekaligus, yaitu Merapi dan Merbabu, karena New Selo berada di tengah-tengah Kedua Gunung ini.

Gua Maria trinitas Malang

Meluapkan keluh kesah di Gua Maria Trinitas Tumpang


Keuskupan Malang merupakan keuskupan sufragan pada Provinsi Gerejani Keuskupan Agung Semarang. ( Keuskupan sufragan adalah istilah yang hanya digunakan dalam relasi dengan Keuskupan Agung, yaitu beberapa Keuskupan yang menyatukan diri dalam suatu Provinsi Gerejani. Kedudukan Keuskupan sufragan secara hukum Gereja adalah setara dengan Keuskupan Agung, maka relasi antara Keuskupan Agung dan Keuskupan sufragan bukan merupakan atasan-bawahan, melainkan mitra-kerja penggembalaan umat yang lebih luas).Berada di Jawa Timur bagian timur Keuskupan Malang meliputi umat Katolik yang tinggal di sebelas kabupaten (Malang, Probolinggo, Lumajang, Jember, Banyuwangi, Bondowoso, Situbondo, Bangkalan, Sampang, Pamekasan, Sumenep), tiga kotamadya (Malang,Pasuruan, Probolinggo) dan dua kota (Jember, Batu) dengan luas wilayah 24.400 km². Terdapat 29 paroki di Keuskupan Malang.