Katolik di Indonesia

Akar rumput sejarah Katolik di Indonesia


Jauh sebelum Indonesia merdeka saat ini,sejarah perkembangan umat katolik di bumi Nusantara ini beragam-ragam, banyak sejarah yang menceritakan tentang penyebaran agama Katolik di sebarkan pada zaman penjajahan Belanda. Misi penyebaran Injil yang sangat terkenal pada zaman belanda di latarbelakangi oleh St. Fransiskus Xaverius yang menerima puluhan ribu penduduk Maluku, Malaka, Kalimantan dan Sulawesi menjadi katolik dan Dionysius & Redemptus seorang martir yang disiksa dan dibunuh atas perintah Sultan Aceh Iskandar Thani karena hasutan berbau SARA dari Belanda Protestan.
Sebelumjaman pejajahan, jauh dimasa kerajaan Nusantara khususnya pada jaman kerajaan Majapahit. ada kisah sejarah tentang seorang Pastor dari Italia yang bernama Odorico da Pordenone di tugaskan oleh tahta suci Vatikan untuk melakukan perjalanan dan observasi ke daerah Timur Jauh atau yang kita kenal sekarang dengan Asia. Perjalanan yang awalmulanya hanya persinggahan sementara di bumi Nusantara tetapi karena terkendala suatu masalah menjadi tinggal untuk beberapa waktu di kerajaan Majapahit sebelum melanjutkan tujuannya menjelajahi kawasan Asia dan Tiongkok. (lihat Kisah lebih lengkap disini)

Katolik di Indonesia
Misionaris Indonesia

Umat Katolik Perintis di Indonesia: 645 - 1500


Agama Katolik untuk pertama kalinya masuk ke Indonesia sejak abad ketujuh di Sumatera Utara. Fakta ini ditegaskan kembali oleh (Alm) Prof. Dr. Sucipto Wirjosuprapto yang tertulis: "Sebuah fakta bahwa Gereja Asiria telah mendarat turun di Barus ( Tahun 645)" . Untuk mengerti fakta ini perlulah penelitian dan rentetan berita dan kesaksian yang tersebar dalam jangka waktu dan tempat yang lebih luas.pernyataan Prof. Dr. Sucipto Wirjosuprapto diambil untuk menegaskan kembali atas beberapa sumber tertulis dari seorang ahli sejarah yang bernama Shaykh Abu Salih al-Armini bahwa "jemaat kristen sudah ada di bumi Indonesia sejak abad ke-7 yakni di kota barus ( pantai barat Sumatra, yang sekarang termasuk dalam provinsi Sumatra Utara) sebagai kota penghasil kapur barus(bahan wangi-wangian), yang terletak pada kota pelabuhan Fansur (pancur) di tepi laut, Barus sejak abad-abad pertama menjadi kota persinggahan para pedagang Arab dan india menuju Tiongkok dan sebaliknya.

Katolik di Indonesia
Tulisan asli Shaykh Abu Salih al-Armini

Gereja Suriah pendatang yang menurut penelitian dari pakar-pakar sejarah dan arkeologi lama,(berdasarkan oleh Y. Bakker, SJ mencatat judul buku Abu Salih, Tadhakkur fiha Akhbar min al-Kana "is wa"l-Adyar min nawahin Misri w"al iqtha"aihu. judul ini dicatat oleh Bakker dari edisi dan terjemahan oleh B.T.A Evetts, M.A.) pertama hadir dan datang ke Indonesia yang ditandai dengan/melalui kehadiran Gereja Nestorian yang merupakan corak gereja Asiria di daerah Fansur (Barus), di wilayah Mandailing, Sumatera Utara. Namun menurut A.J. Butler M.A., kata Fahsûr seharusnya ditulis Mansûr, yaitu sebuah negara pada zaman kuno yang terdapat di Barat Laut India, terletak di sekitar Sungai Indus. Mansur merupakan negara paling utama yang terkenal di antara orang-orang Arab dalam hal komoditas kamfer (al-kafur).

Katolik di Indonesia
Gereja Pertama di Barus
Pada abad itu sudah terdapat beberapa Gereja di Daerah Tapanuli Tengah dan  juga telah berdiri sebuah Gereja dengan nama Gereja Bunda Perawan Murni Maria. dari dari sumber yang sama juga menyebutkan nama Daftar gereja-gereja dan keuskupan Gereja khaldea di Asia daratan dan tenggara dari naskah asli dalam bahasa Arab dengan 114 halaman ini berisi berita tentang nama gereja yang terdiri dari 707 gereja-gereja dan 181 monastries Kristen yang tersebar di sekitar Mesir, Nubia, Abysina, Afrika Barat, Spanyol, Arab dan India. tertera pula keuskupan-keuskupan di Sumatra-Jawa (dikenal dengan nama: Dabhagh/ Zabag/ Zabaj). Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa jemaat Kristen awal di Indonesia dimulai berkat karya dan jerih-payah para misionaris Gereja Khaldea (Suriah Timur) melalui pantai Malabar (India)

Tidak mustahil bahwa gereja-gereja tersebut sudah berdiri pada abad-abad sebelumnya karena sejak abad ke-2 sudah terjadi hubungan dagang yang lancar antara India dan Tiongkok melaui jalur maritim yang melewati perairan Indonesia. Sementara pada waktu yang hampir bersamaan, karya misioner atas nama Rasul Tomas sudah merintis pendirian Gereja di Malabar, yakni sejak akhir abad ke-2 (tahun 182). Dengan demikian, penelusuran historis awal hidup Gereja di Indonesia masih dapat dikatakan mempunyai hubungan relatif dekat dengan Gereja Para Rasul.

Shaykh Abu Salih al-Armini
Jejak Panjang penyebaran dari St. Fransiskus

Nasib umat Kristen perdana ini pada abad-abad selanjutnya tidak diketahui. mereka seolah-olah hilang ditelan zaman. ada kemungkinan pada zaman kerajaan Sriwijaya mereka terserap ke dalam kekuasaan raja yang beragama Buddha, dan kemungkinan selanjutnya pada masa penyebaran agama Islam ke daratan Sumatra, yang menyusur dari Aceh Darussalam menuju Lamuri, Singkil, dan Barus, umat Kristen entah menyingkir ke pedlaman dan mungkin terserap kembali kedalam kepercayaan asli setempat maupun menjadi penganut agama Islam.


0 komentar :

Posting Komentar