Sudut Perjalanan : Ziarah Backpacker part.2

Jalur Sutra Part.2 : Perjalanan menuju timur

Peziarah Backpaker

Beberapa hari yang lalu, saya mengulas perjalanan saya tentang berkeliling beberapa bagian di daerah Provinsi yogyakarta dan daerah Klaten. ada beberapa teman yang bertanya maksud dari apa itu Peziarah Bacpaker? dan apa juga yang dimaksudkan dengan jalan sutra? hmm, pertanyaan yang agak sulit, karena ini cuma kata-kata yang terucap dalam suatu perencanaan perjalanan saya. tapi saya akan mencoba menjelaskan satu-persatu, sebelum saya menceritakan tentang perjalanan saya yang kedua. dan mudah-mudahan anda yang membaca ini dapat mengerti atau malah semakin tidak mengeri.

Peziarah Backpaker? dari katanya dapat di kelompokkan menjadi dua jenis Peziarah dan Backpaker. Peziarah adalah orang yang melakukan suatu perjalanan ziarah. Seorang peziarah atau musafir adalah orang yang melakukan suatu perjalanan ziarah. Hal ini dilakukan biasanya dengan mengunjungi suatu tempat yang mempunyai makna keagamaan, seringkali dengan menempuh jarak yang cukup jauh. sedangkan Backpaker adalah perjalanan ke suatu tempat tanpa membawa barang-barang yang memberatkan atau membawa koper. Adapun barang bawaan hanya berupa tas yang digendong, pakaian secukupnya, dan perlengkapan lain yang dianggap perlu. Biasanya orang yang melakukan perjalanan seperti ini adalah dari kalangan berusia muda, tidak perlu tidur di hotel tetapi cukup di suatu tempat yang dapat dijadikan untuk beristirahat atau tidur.

nah, peziarah backpaker adalah sebuahkegiatan atau perjalanan yang mengunjungi suatu tempat keagamaan dengan membawa perlengkapan seperlunya dan tidak tidur disuatu hotel atau tempat yang mewah. dan hal inilah yang mendasari saya yang mengadakan Ziarah dalam rentang beberapa hari dengan bermodalkan sebuah tas ransel tanpa memikirkan akan tidur dimana dan bagaimana nasib saya kelak. karena menurut saya perjalanan Ziarah seperti ini menunjukkan niatan kita sendiri (kalau dalam katolik, inilah derita dari jalan salib itu sendiri).

Perjalanan Dimulai

Dengan Sandi perjalanan Jalur sutra Part.2 yang dimulai pada tanggal 19 Mei 2015, dengan tujuan puncak adalah Gua Maria Puhsarang, Kediri. dan kali ini saya melakukan perjalanan singgle Touring dengan melewati 9 Gua Maria, perjalanan yang saya tempuh dari Semarang melalui Sragen, Surakarta, Tawangmangu, Magetan, Madiun, Nganjuk, dan puncak nya di Kediri. perjalanan saya mulai pukul 05.00 pagi dan tujuan pertama adalah Gua Maria Ngrawoh di Sragen. dan perjalanan saya mulai melewati Purwodadi. dan akhirnya sampailah di tujuan pertama.

1. Gua Maria Ngrawoh


Perjalanan dari Purwodadi menuju Gesi Sragen bukanlah jalan yang begitu mulus seperti jalanan semarang-solo, tetapi di berbagai titik jalanan sudah mulai terkelupas dan cendrung berbatu dan bergelombang, sehingga menambah waktu tempuh menuju Gesi, Sragen. akhirnya sampai juga di Gua Maria Ngrawoh, Gesi. Gua Maria ini sedang di bangun dan di perbesar, sehingga saat saya mengunjungi tempat ini akan kurang nyaman. karena menurut panitia pelaksana pembangunan Gua Maria ini rencananya akan di resmikan ulang tahun 2017, sedangkan perombakan kapel akan selesai di tahun ini.


2. Gua Maria Mojosongo


Tidak begitu lama saya di Gua Maria Ngrawoh, karena masih banyak tujuan yang harus saya tempuh hari ini. jalan dari lokasi sebelumnya menuju Gua Maria ini termasuk mulus dan lancar karena jalan yang saya lewati termasuk jalan nasional, sehingga tidak ada kendala saat menuju Gua Maria ini.Gua Maria Mojosongo merupakan Gua Maria yang berada di tengah kermaian kota. meskipun di tengah kota Gua Maria ini tetap menawarkan kenyamanan dan kekhusyukan saat kita hendak berdoa dan berdevosi disini.


3. Gua Maria Bunda Pemersatu


Setelah berdoa, berdevosi dan beristirahat sejenak perjalanan saya pun dilanjutkan ke Gua Maria selanjutnya, tetapi tidak lupa untuk mengisi perut sejenak. setelah tenaga cukup terkuras setelah melewati medan yang berfariasi. dan perjalanan pun dilanjutkan menuju daerah Tawangmangu tepatnya di Paroki Jumapolo, Tengklik. Gua Maria ini terletak dibelakang Gereja St.Theresia Tengklik.  Gua Maria ini memiliki perpaduan warna layaknya mozaik-mozaik yang sengaja di padukan melalui potongan-potongan keramik dan membuat Gua Maria ini memeiliki ciri khas tersendiri dari Gua Maria yang lainnya.


4. Gua Maria Sendang Pawita Sinar surya


Tidak begitu jauh dari Lokasi Gua Maria Bunda Pemersatu, sekitar 20km perjalanan dari lokasi pertama menuju Gua Maria Sendang Pawita Sinar Surya, dan letaknya di Tawangmangu, dan jalan menuju ke lokasi Gua Maria ini memang bukanlah medan yang gampang, karena medan yang saya lalui penuh dengan tanjakan dan disepanjang jalan dikanan maupun dikiri ada jurang yang membuat saya harus ekstra hati-hati dan penuh konsentrasi dalam mengendarai motor. Gua maria ini sangat dekat dengan objek wisata Grojogan Sewu dan dekat terminal Tawangmangu.


5. Gua Maria Puh Sarang


Setelah dari Gua Maria Tawangmangu saatnya menuju Puncak perjalanan saya yaitu Puhsarang, Kediri. jalan yang harus ditempuh kira-kira 170km dan estimasi waktu untuk menuju puh sarang sekitar 4 jam lah. berhubung saat saya menginjakkan kaki di Kediri jam 17.00, saatnya jalan-jalan dulu dan destinasi yang tidak begitu jauh dari Puh Sarang adalah Simpang lima Gumul  Arc de triomphe kayak di eropa-eropa sana. dan saat sampai di Gua Maria Lourdes Puh Sarang sampai jam 18.00 saat nya untuk bersih-bersih dan beristirahat sejenak sebelum berdoa, dan mengadu kepada Yang Maha Kuasa karena kebaikanya menemani saya sepanjang jalan menuju Kediri tanpa kekurangan apapun.


6. Gua Maria Sendangrejo


Setelah bermalam dan menginap di pelataran Gua Maria Puh Sarang, tepat jam 7 pagi perjalanan hari kedua pun dimulai, enaknya jalan-jalan dulu ke air terjun Irenggolo yang jaraknya tidak begitu jauh dari Gua Maria Puhsarang. setelah nyasar dan keliling-keliling di Blitar dikarenakan arah dan informasi yang saya kumpulkan sebelumnya belum akurat tetapi akhirnya ketemu juga dengan Gua Maria Sendangrejo, Blitar. meski di daerah ini suhu udara di blitar cukup panas dan menyengat. tetapi itu tidak menyurutkan diri saya untuk berdoa dan berdevosi.


7. Gua Maria Fatima Sendang Waluyo Jatiningsih


Untuk akhir dari perjalanan hari kedua ini di akhiri di salah satu kaki gunung di daerah Ponorogo. setelah seharian mengelilingi garis pantai kota Trenggalek yang eksotik. motor saya geber terus untuk segera sampai tempat tujuan sebelum malam, karena saya belum tau ke Lokasi Gua Maria ini, dan terutama saya sempat Khawatir karena sempat nyasar di Gua Maria sebelumnya. dan kecemasan mulai bertambah karena jalan yang saya lewati mulai jlan makadam yang berlubang dan berbatu apalagi hari sudah malam. dan Puji Tuhan akhirnya sampai juga meski sempat khawatir nyasar.


8. Gua Maria Sendang Klayu


Hari kedua berakhir dengan menginap di Ponorogo, dan memasuki hari ketiga ada 2 Gua Maria lagi dari total 9 Gua Maria, dan setelah pamitan dengan koster penjaga Gua Maria di Ponorogo, saya berangkat menuju daerah Wonogiri dan dengan waktu tempuh sekitar 3 jam. dan akhirnya ketemu juga Gua Maria Sendang Klayu yang berada di Desa Jlegong. meski jalan menuju ke pelataran Gua Maria harus menaiki ratusan anak tangga, tidak menyurutkan semangat saya, maklum hari terakhir dari peziarahan ini.



9. Gua Maria Sendang Ratu Kenya


Setelah berdoa dan berdevosi kepada Bunda Maria, saya melanjutkan perjalanan menuju lokasi Gua Maria yang terakhir dan akhir dari rute peziarahan saya. kendaraan terus saya pacu sebelum memasuki tengah hari, dan dengan semangat yang berapi-api untuk segera bertemu lokasi terakhir dan menyudahi perjalanan ini. dan pada pukul 11 akhirnya sampai juga di lokasi Gua Maria Sendang Ratu Kenya, yang hanya berjarak sekitar 40km dari Gua Maria sendang Klayu.


Sebenarnya, dari Sendang Ratu Kenya saya merencanakan hendak rekreasi sejenak ke daerah pacitan, tapi ada sebuah halangan yang membuat saya membatalkan perjalanan menuju pantai di Pacitan, karena saat saya keluar dari lokasi Gua Maria sekitar pukul 15.00 dan tidak memungkinkan untuk ke Pacitan, akhirnya saya pulang ke Semarang dan mengakhiri perjalanan Jalur Sutra part.2 pada tanggal 21 Mei 2015
Puji Tuhan perjalanan kali ini berhasil, dan Terimakasih kepada Tuhan yang selalu menemani saya di sepanjang perjalanan singgle touring saya, meski banyak kendala dimana-mana tetapi semua kendala dapat dilalui karena perantaraan Tuhan Yesus
Terimakasih tuhan Yesus
-Amin-





1 komentar :

Waesak Aesak mengatakan...

Segala sesuatu yang dimulai dari niat hati yang baik akan menuai hasil yang baik pula. Tuhan Yesus memberkatimu saudaraku di dalam Kristus.

Posting Komentar