Stasiun Tawang

Stasiun Tawang, Stasiun Tua tetap eksis di era modern

Stasiun Tua

Stasiun Kereta api tertua pertama kali di bangun di Semarang tepatnya di Stasiun Samarang Gudang, yang menghubungkan ke stasiun Tanggung di Desa Tanggungharjo Grobogan. setelah itu Stasiun tertua selanjutnya adalah stasiun Tawang, umurnya hanya terpaut satu tahun saja dengan Stasiun tanggung. dan dengan adanya pembangunan Stasiun Kereta api ini, membuktikan bahwa memang dahulunya pemerintah Hindia Belanda memusatkan pemberdayaan dan pemusatan segala hasil bumi di daerah Jawa tengah dan menjadi salah satu jalur perdagangan yang sangat penting di saat itu, dan tidak salah jika pemerintah Hindia Belanda tetap mati-matian memperjuangkan kota Semarang dari serangan para pejuang Indonesia.
Stasiun Tawang
Stasiun Tawang Tampak depan

Stasiun Semarang Tawang (kode SMT) adalah stasiun induk di Kelurahan Tanjung Mas yang berlokasi di Kecamatan Semarang Utara, KotaSemarang. Stasiun ini merupakan stasiun kereta api besar tertua di Indonesia setelah Semarang Gudang dan diresmikan pada tanggal 19 Juli 1868 untuk jalur Semarang Tawang ke Tanggung. Stasiun ini saat ini melayani kereta api eksekutif dan bisnis.

Stasiun Tawang merupakan pengganti Stasiun Tambak Sari milik N.I.S yang pertama. Adapun pembangunan stasiun pertama tersebut ditandai dengan upacara pencangkulan tanah oleh Gubernur Jenderal Mr. Baron Sloet van de Beele, bersamaan dengan pembentukan sistem perangkutan kereta api milik N.I.S pad atanggal 16 Juni 1864. N.I.S melayani jalur Semarang – Yogya – Solo. Setelah mengalami proses pembangunan yang tersendat-sendat akhirnya jalur pelayanan kereta api ini terselesaikan pada 10 Pebruari 1870. Berkembangnya kegiatan perdagangan menyebabkan stasiun Tambak Sari tidak memenuhi syarat lagi. Maka direncanakanlah stasiun yang baru dengan arsitek J.P de Bordes. Setelah kemerdekaan Republik Indonesia, stasiun ini diambil alih oleh Pemerintah Daerah Kotamadya Semarang dan diganti dengan nama Perusahaan Jawatan Kereta Api Tawang ( PJKA).

Stasiun Tawang
Atap dan konstuksi baja stasiun Tawang

Arsitektur


Sejak pertama kali di bangun, tak banyak perubahan terjadi di Stasiun Tawang. Hampir seluruh bagian di stasiun ini tetap sama. meski ada beberapa bagian yang sengaja di tambah untuk memodernkan stasiun ini sehingga membuat para Calon penumpang menjadi nyaman saat datang disini dan tidak mengurangi nilai sejarah dari Stasiun ini. ada yang sudah di morenkan dan ada yang masih menganut nilai tempo dulu, di situ dapat kita lihat seperti atap masih beratapkan seng, dan rangka-rangka konstruksi penopang atap masih merupakan besi baja yang asli pertama kalinya.


Stasiun Tawang
Tiket Counter Tawang
Ada juga ruangan Tiket, Cutomer center, Mini market yang sudah bersatu dengan gaya yang modern di stasiun ini. dan kalau kita lihat di bagian depan Stasiun tawang (diluar Stasiun) tepatnya di sebrang jalan ada lapanagn, dan Lapangan di depan Stasiun Tawang (sekarang menjadi Polder) juga mempunyai nilai historis yang tinggi yaitu sebagai ruang terbuka di kawasan kota lama yang difungsikan sebagai tempat upacara, olah raga, pertandingan dan sebaginya.
Stasiun Tawang ini memiliki arsitektur yang unik, dengan ciri arsitektur Indische yang bahan untuk elemen dinding yang bermotif dan berwarna menjadikan bangunan ini sangat estetis. Dilihat dari segi lancape kota, Stasiun Tawang menambahkan kualitas dan potensi dari ruang terbuka di kawasan tersebut.

Stasiun Tawang
Langit-langit dan kubah Stasiun Tawang

Stasiun ini mempunyai keunikan, yaitu jika saat musim kemarau stasiun ini memiliki ketinggian 2 m, namun tidak saat musim penghujan, yang turun hingga 0 m, karena stasiun ini sering terkena air rob saat musim hujan tiba. kita dapat melihat perbedaan tingi permukaan tanah pada saat kita dilokasi parkiran Stasiun Tawang, ada beberapa gedung yang sudah mulai tertimun tanah yang akibat penimbunan dan upaya menaikkan ketinggian tanah dalam upaya pencegahan rob.

Stasiun Tawang
Suasana Tempat parkir
Keunikan lainnya yang ada di stasiun ini adalah lagu Gambang Semarang yang dimainkan dengan piano; menandai kereta akan datang. dan saat kita memasuki ruangan tunggu di depan gerbang masuk ke peron kita serasa diajak ke jaman kolonial dulu yang dengan ciri khasnya memiliki banyak pilar yang berwarna putih, atap yang memiliki kubah dan ada lampu klasik yang masih berfungsi tergantung di berbagai sudut di ruangan tunggu tersebut. dan keunikan yang lain nya adalah pintu masuk Stasiun Tawang terbuat dari kayu yang masih dipertahankan dari jaman kolonial Belanda

Stasiun Tawang
Lampu Klasik yang tergantung

Akses Menuju Ke lokasi

Untuk menuju stasiun ini, dapat di lakukan dengan menggunakan jasa kereta api, selain kereta api dapat juga dilakukan dengan transprtasi umum dengan roda dua atau lebih, kalau anda Dari Terminal Terboyo anda bisa menaiki Angkutan Kota atau bus umum, cari angkutan umum jurusan Tawang. Jika Anda dari arah selatan atau barat Kota Semarang, mudahnya, ambil arah Tugu Muda. Kemudian, masuk ke Jalan Pemuda. Lurus terus saja. Setelah Anda jumpai lampu merah di perempatan Pasar Johar, belok kiri. Ambil jalan yang melintasi depan Kantor Pos Besar Semarang. Masuklah Anda di kawasan Kota Lama, nah dari sini Stasiun Tawang hanya berjarak kurang lebih satu atau dua kilometer saja.

Kordinat Lokasi :

6°57'51.6"S 110°25'39.9"E






0 komentar :

Posting Komentar