Stasiun Ambarawa

 Stasiun Ambarawa, menikmati sejarah kolonial


Ambarawa, sebuah kota kecil yang terletak sekitar 40 km dari Kota Semarang, menyimpan banyak cerita sejarah dan budaya, salah satunya melalui Stasiun Ambarawa. Stasiun ini didirikan pada masa penjajahan Belanda dan memiliki peranan penting dalam pengembangan jaringan transportasi kereta api di Indonesia. Selain fungsinya sebagai stasiun aktif yang melayani perjalanan kereta api, Stasiun Ambarawa kini juga menjadi tempat wisata yang menawarkan pengalaman bersejarah melalui Museum Kereta Api yang ada di dalamnya.

Stasiun Ambarawa

Melalui Stasiun Ambarawa, pengunjung dapat mengarungi waktu, menyusuri jejak-jejak sejarah transportasi yang menghubungkan kota-kota besar di Pulau Jawa. Kini, Stasiun Ambarawa lebih dikenal sebagai destinasi wisata sejarah sekaligus tempat di mana kereta api wisata (kereta uap) beroperasi, memberikan nuansa klasik yang mengingatkan kita akan masa lalu.

Sejarah

Museum Kereta Api Ambarawa adalah bekas stasiun kereta api yang sudah dialihfungsikan menjadi sebuah museum serta merupakan museum perkeretaapian pertama di Indonesia. Museum ini secara administratif terletak di Panjang, Ambarawa, Semarang; pada ketinggian +474,40 meter, termasuk dalam Daerah Operasi IV Semarang. Museum ini dikelola oleh KAI Wisata bekerja sama dengan Pemerintah Provinsi Jawa Tengah. Nama Willem I yang disandang oleh stasiun ini berasal dari nama benteng yang letaknya tak jauh dari kompleks stasiun ini, yaitu Benteng Willem I yang dikenal juga sebagai "Benteng Pendhem". 

Museum Depo

Dinamakan Willem I karena dibangun untuk menghargai jasa-jasa Raja Belanda yang bertakhta pada saat itu, yaitu Raja Willem I dari Belanda.Stasiun Ambarawa yang diresmikan pada tanggal 21 Mei 1873 bersamaan pembukaan lintas Kedungjati-Ambarawa. Bangunan Stasiun Willem I dengan luas tanah 127.500 meter persegi dulunya berbahan kayu direnovasi menjadi berbahan beton pada 1907.

Stasiun Willem I

Pada awal pengoperasiannya, Stasiun Willem I digunakan sebagai sarana pengangkutan komoditas ekspor dari sekitar Ambarawa serta daerah pedalaman menuju pelabuhan Semarang. Selain digunakan untuk mengangkut hasil bumi kereta api Ambarawa juga mengangkut pasukan Hindia Belanda menuju kota Semarang.

Ambarawa

Saat itu, Ambarawa merupakan salah satu kota yang masuk ke dalam fase pertama pembangunan rute perkeretaapian oleh Nederlands Indische Spoorweg Maatschappij atau NISM dengan lebar rel sebesar 1.435 milimeter. Stasiun ini menjadi pertemuan jalur NIS yang menggunakan lebar sepur 1.435 mm (arah Kedungjati) dengan jalur dengan sepur 1.067 mm (arah Secang). Sejak Juni 1942, jalur kereta api Kedungjati–Willem I dan Semarang Tawang–Solo Balapan–Yogyakarta yang semula menggunakan sepur 1.435 mm, akhirnya diubah menjadi 1.067 mm.

Lokomotif tua

Semenjak 1970-an, lokomotif-lokomotif uap mulai berguguran karena faktor usia. Banyak yang dirucat, dipindahtangankan, atau bahkan dijadikan barang rongsokan. Karena prihatin dengan hal tersebut, maka pada tanggal 8 April 1976, Stasiun Ambarawa dicanangkan sebagai Museum Kereta Api, Rencana ini bertujuan menyelamatkan tinggalan lokomotif uap serta sebagai salah satu daya tarik wisata di Jawa Tengah. Stasiun Ambarawa dipilih karena Ambarawa memiliki latar belakang historis yang kuat dalam perjuangan kemerdekaan yakni Pertempuran Ambarawa, selain itu Stasiun Ambarawa pada saat itu masih menyimpan teknologi kuno yang masih bisa dioperasikan. Beberapa koleksi sarana perkeretaapian heritage seperti 26 Lokomotif Uap, 4 Lokomotif Diesel, 5 Kereta dan 6 Gerbong dari berbagai daerah.

Koleksi museum

Fasilitas

Selain berkeliling di museum dan belajar sejarah, Para pengunjung juga dapat menikmati perjalanan wisata dengan menaiki Kereta Api Wisata relasi Ambarawa-Tuntang (pp) dengan lokomotif penarik jenis lokomotif uap maupun kereta diesel vintage. Selain itu terdapat rute kereta Api Wisata Ambarawa-Jambu-Bedono (pp) yang menggunakan lokomotif uap bergigi yang melewati rel bergerigi. Rel bergerigi tersebut satu-satunya yang masih aktif di Indonesia. Selain menjadi tempat wisata sejarah, museum ini dapat disewa untuk kegiatan Pameran, Ruang Pertemuan, Pemotretan, Shooting, Pesta Pernikahan, Festival, Bazar, Pentas Seni, Workshop, dll.

Rel kereta wisata

Kereta wisata Ambarawa–Bedono merupakan kereta api yang menggunakan rel gigi. Pihak museum sendiri kemudian menjenamakan layanan ini sebagai Ambarawa Mountain Railway Tour. Rutenya dari Ambarawa–Jambu–Bedono dan kembali ke Ambarawa. Perjalanan ke Bedono hanya bisa dilakukan oleh lokomotif uap bergigi (B25) karena tidak ada satu pun lokomotif diesel yang dipasangi roda gigi. Rel gerigi yang letaknya di tengah-tengah rel kereta api memiliki fungsi sebagai penahan agar lokomotif uap B25 dapat menanjak ke jalur tersebut tanpa mengalami kesulitan. Sementara roda gigi pada lokomotif uap B25 berfungsi sebagai pengait rel bergerigi yang ada di bawahnya. Jika tidak menggunakan roda gigi, kereta api tidak dapat melewati jalan menanjak. Selain sebagai pengait, roda gigi juga berfungsi sebagai penahan kecepatan kereta api.

Menikmati rawapening dengan kereta wisata

Kereta wisata Ambarawa–Tuntang dijalankan secara reguler menggunakan lokomotif diesel, tetapi dapat disewakan baik dengan lokomotif uap maupun lokomotif diesel. Untuk perjalanan reguler terdapat jadwal kereta api yang berangkat pada pukul 10.00, 12.00, dan 14.00.

Tiket

Museum Stasiun Ambarawa buka hari Senin-Minggu pukul 08.00-17.00 WIB
Harga Tiket Masuk untuk Dewasa : Rp. 20.000,- / orang, untuk Anak-anak & Pelajar : Rp. 10.000,- / orang, Untuk wisatawan Mancanegara : Rp. 30.000,- / orang. Bagi pengunjung hendak menaiki Kereta Api Wisata Ambarawa (Diesel Vintage) dengan rute Ambarawa-Tuntang PP (Durasi 60-90 Menit) hanya Weekday dan hari libur Rp. 100.000,- /orang.

Kereta vintage diesel

Jadwal Ruang Audio Visual pada hari Senin-Jumat: 14.00-15.00, hari Sabtu dan Minggu : 09.00-10.00 dan 13.00-14.00
Informasi Pemesanan Kereta Wisata Sewa & Persewaan Lahan Indonesian Railway Museum
Telpon : 081325709010 Email : ambarawa@kawisata.id

Kordinat Lokasi

7°15'53.8"S 110°24'10.2"E


0 komentar :

Posting Komentar