Gua Maria Rabe Gaga memiliki sejarah yang panjang terkait dengan perkembangan kehidupan rohani umat Katolik di wilayah tersebut. Nama "Rabe Gaga" sendiri sering diartikan sebagai tempat yang penuh dengan kedamaian dan ketenangan, yang sangat mendukung kegiatan doa dan refleksi spiritual. Tempat ini menjadi simbol kedekatan umat dengan Bunda Maria, yang dipercaya sebagai perantara doa bagi umat yang datang untuk berdoa. Gua Maria yang bernama lengkap Gua Santa Maria Bunda Pencinta Damai diresmikan oleh Uskup Weetebula, Mgr.Kherubim Pareira. pada tanggal 04 Mei 1997.

Gua Maria ini mulai dikenal sebagai tempat ziarah penting bagi umat Katolik sejak awal tahun 1990-an, meskipun agama Katolik sendiri telah hadir di Pulau Sumba sejak abad ke-16. Sejak saat itu, banyak umat yang datang untuk berdoa, memohon berkat, dan memperdalam kehidupan rohani mereka. Di sini, mereka melakukan berbagai kegiatan rohani seperti misa, doa rosario, dan bahkan retret spiritual. Selain menjadi tempat ziarah, Gua Maria Rabe Gaga juga menjadi simbol perpaduan antara spiritualitas, budaya lokal, dan keindahan alam yang menakjubkan.

Taman Doa Gua Maria Rabe Gaga terletak di kawasan yang sangat indah, dengan latar belakang perbukitan dan pemandangan alam yang sangat asri. Gua Maria berada di dalam sebuah gua kecil di lereng bukit, yang menjadi tempat utama ziarah. Suasana di sekitar gua sangat tenang dan sejuk, menciptakan atmosfer yang mendukung kegiatan doa dan kontemplasi. Selain gua dan patung Bunda Maria, kawasan ini juga dilengkapi dengan taman-taman doa dan jalur-jalur setapak yang mengarah ke beberapa titik doa. Pemandangan alam yang hijau, dengan udara yang sejuk, menjadikan tempat ini sangat cocok untuk beristirahat sejenak dari hiruk-pikuk kehidupan sehari-hari.

Salah satu daya tarik utama dari Gua Maria Rabe Gaga adalah kombinasi antara kedalaman spiritualitas dan keindahan alamnya. Bukit-bukit hijau yang mengelilingi kawasan ini memberikan nuansa yang damai dan menenangkan, menjadikan tempat ini sebagai ruang untuk refleksi diri dan pengalaman rohani yang lebih mendalam. Tidak hanya umat Katolik, tetapi banyak wisatawan juga tertarik untuk mengunjungi tempat ini untuk menikmati keindahan alam yang masih alami, serta suasana yang penuh kedamaian.

Banyak umat Katolik yang datang ke Gua Maria Rabe Gaga untuk melakukan ziarah, berdoa, dan bermeditasi. Setiap tahun, terdapat beberapa kegiatan khusus seperti misa bersama, prosesi ziarah, dan perayaan-perayaan liturgi tertentu. Pada hari-hari besar seperti Hari Raya Peringatan Bunda Maria (seperti bulan Maria atau bulan Rosario), kawasan ini dipenuhi oleh umat yang datang dengan penuh devosi untuk berziarah. Prosesi lilin, doa bersama, dan kegiatan lainnya menjadi simbol kebersamaan dalam iman.

Selain itu, ziarah ke Gua Maria Rabe Gaga sering kali disertai dengan kegiatan tradisional, seperti arak-arakan atau prosesi dengan membawa lilin. Masyarakat setempat juga sering menyambut kedatangan para peziarah dengan penuh hormat dan sukacita, memperlihatkan nilai-nilai kearifan lokal Sumba yang sangat dihargai. Banyak pengunjung juga datang dalam kelompok kecil untuk melakukan doa pribadi atau berpartisipasi dalam doa rosario, yang menambah kekhusyukan dan kedalaman spiritual kegiatan mereka.

Selain sebagai tempat ziarah, Gua Maria Rabe Gaga juga menarik bagi wisatawan yang tertarik dengan keindahan alam dan budaya lokal. Pengunjung dapat menikmati suasana tenang, menyusuri jalan setapak dan mendaki tangga satu persatu menuju pelataran doa Bunda Maria, atau sekadar menikmati pemandangan alam yang mempesona. Bagi mereka yang mencari ketenangan, tempat ini merupakan pilihan yang tepat. Gua Maria Rabe Gaga menjadi tempat yang ideal untuk merenung dan menikmati kedamaian dalam suasana alam yang masih alami.

Meskipun terletak di lokasi yang agak jauh dari pusat kota, Gua Maria Rabe Gaga dapat dijangkau melalui jalan darat, meskipun akses ke lokasi bisa cukup menantang karena jalan yang sempit dan berlubang. Namun, pemandangan sepanjang perjalanan menuju Taman Doa ini sangatlah indah, dengan hamparan sawah, perbukitan, dan desa-desa yang hijau, menciptakan pengalaman perjalanan yang mempesona. Untuk menuju tempat ini, pengunjung dapat menggunakan kendaraan pribadi atau angkutan umum dari Kota Waikabubak, ibu kota Kabupaten Sumba Barat Daya, yang memakan waktu sekitar 40-60 menit.

Fasilitas di sekitar Taman Doa ini cukup sederhana, namun nyaman dan memadai untuk mendukung kegiatan rohani para peziarah. Beberapa fasilitas yang ada antara lain adalah altar dan pelataran doa,  Taman-taman doa yang rimbun dan teduh, jalur setapak yang mengarah ke puncak tempat pealtaran doa diamana Bunda Maria didalam sebuah Gua, serta suasana alam yang tenang memberikan pengalaman ziarah yang mendalam dan penuh ketenangan. Beberapa warung kecil di sekitar tempat ini juga menyediakan makanan dan minuman untuk peziarah yang datang.