Diakonia PSE

Petualangan Solo: Pecel, Batik, dan Doa di Tengah Hujan


Minggu pagi, 15 Desember 2024, kami, tim PSE yang terdiri dari aku, Hendry, Susilo, Lia, Siswanti, dan Risa, akhirnya memulai perjalanan yang sudah lama kami rencanakan. Perjalanan kali ini bukan hanya sekedar liburan biasa, tapi juga perjalanan untuk menyegarkan pikiran dan berziarah. Kami sepakat berangkat jam 7 pagi, tapi seperti biasa, kebiasaan "terlambat" pun tidak bisa dihindari. "Nih, kalau nggak gerak sekarang, bisa jadi siang deh!" seruku sambil mengecek jam di tangan, yang sudah lebih dari 30 menit melewati jadwal.
Perjalanan dimulai dengan semangat, meskipun kami baru bisa berangkat sekitar setengah jam setelah yang direncanakan. Tujuan pertama kami adalah Gua Maria Mawar Musuk yang terletak di daerah Boyolali. Sebelum sampai, kami memutuskan untuk berhenti sejenak di kota yang terkenal dengan soto segarnya. "Ayo, kita makan soto dulu! Perjalanan jauh pasti butuh tenaga!" kata Hendry sambil sudah melangkah ke warung soto yang terkenal di sana. Kami duduk berkelompok, menikmati semangkuk soto yang lezat sambil bercanda. “Kadang kebahagiaan itu hanya butuh makanan enak, teman-teman!” aku berpikir, teringat pada kata-kata dari Albert Einstein: “Life is like riding a bicycle. To keep your balance, you must keep moving.”

Perjalanan Tujuh Gua Maria

Tujuh Gua, Satu Hati: Menyusuri Jejak Rohani di Yogyakarta dan Sekitarnya


Pada tanggal 16 Oktober 2024, perjalanan spiritual kami dimulai dengan penuh semangat. Saya dan lima teman dekat—Pak Budi, Bu Budi, Pak Alex, Bu Alex, Evan, dan Berto—memulai sebuah petualangan yang telah kami rencanakan selama beberapa bulan. Tujuan kami bukan sekadar menikmati keindahan alam, tetapi juga menyusuri tujuh Gua Maria yang berada di sekitar Yogyakarta, Klaten, dan Boyolali. Perjalanan ini tidak hanya tentang berwisata, tetapi tentang pencarian kedamaian, kekuatan spiritual, dan perenungan tentang eksistensi hidup. Pagi itu, matahari baru saja terbit ketika kami memulai perjalanan dari Semarang menuju destinasi pertama kami di Sleman, Yogyakarta. "Kamu sudah bawa teh hangat kan, Bu Budi? Tadi malam sih aku udah siapin termos," tanya Pak Alex, yang selalu peduli dengan persiapan perjalanan.

Taman Doa Watu Lawang

Dari Jalan Salib ke Sumur Yakub: Menggali Makna di Taman Doa Watu Lawang


Taman Doa Watu Lawang adalah sebuah tempat rohani yang terletak di daerah perbukitan yang tenang, di Simo, Boyolali, Jawa Tengah. Terletak di kawasan yang indah dengan pemandangan alam yang memukau, taman doa ini telah menjadi destinasi penting bagi umat Katolik yang mencari kedamaian batin dan kesempatan untuk mendalami iman mereka. Diresmikan pada 17 Februari 2024, Taman Doa Watu Lawang menawarkan pengalaman spiritual yang mendalam bagi siapa saja yang mengunjunginya.

Taman Doa Watu Lawang dibangun di atas tanah yang dihibahkan oleh keluarga Paroki Hati Kudus Yesus Simo Boyolali. Tanah tersebut diberikan dengan niat untuk dijadikan tempat berdoa bagi umat yang membutuhkan ruang suci untuk bermeditasi, berdoa, dan merenungkan ajaran Kristus. Pembangunan taman doa ini dimulai pada Oktober 2023 dan sejak saat itu, tempat ini terus berkembang, dengan proyek pembangunan yang mencakup berbagai elemen rohani yang akan menambah nilai spiritual bagi pengunjung.

Gua Maria Mawar Musuk

Menapaki Jalan Ziarah di Gua Maria Mawar Musuk, Boyolali


Bagi umat Katolik, ziarah merupakan salah satu sarana penting untuk mendekatkan diri kepada Tuhan dan memberi penghormatan kepada Bunda Maria. Salah satu tempat ziarah yang ramai dikunjungi oleh umat Katolik di Indonesia adalah Gua Maria Mawar Musuk, yang terletak di Desa Kembangsari, Kecamatan Musuk, Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah. Di kalangan umat setempat, tempat ini lebih dikenal dengan nama Gua Mawar.

Gua Maria Mawar Musuk terletak di kawasan pegunungan yang sejuk, dikelilingi oleh hamparan pepohonan rindang dan udara segar. Lokasi ini menjadi pilihan sempurna bagi mereka yang ingin merenung, berdoa, atau sekedar beristirahat sejenak dari rutinitas sehari-hari. Suasana alam yang tenang dan asri memberikan kesempatan bagi para peziarah untuk mengisi daya spiritual mereka, memperkuat iman, dan menemukan kedamaian batin. Bahkan, bagi banyak orang, tempat ini bagaikan "men-charge" rohani mereka, memulihkan semangat hidup sebelum kembali beraktivitas.

Gereja Kapal Pacitan

Gereja Kapal Pacitan: Kapal Keselamatan di Tengah Ombak Kehidupan


Jika Anda sedang menjelajahi Pacitan, Jawa Timur, yang terkenal dengan pantainya yang memukau, jangan lewatkan sebuah destinasi unik yang tidak hanya menawarkan keindahan alam, tetapi juga kedamaian rohani yang luar biasa: Gereja Santo Fransiskus Xaverius, yang lebih dikenal dengan nama Gereja Kapal. Terletak di Jalan Pierre Tendean, gereja ini memiliki desain arsitektur yang sangat khas dan penuh makna, yang mengundang rasa ingin tahu setiap orang yang datang, baik itu umat Katolik, peziarah, atau wisatawan biasa.
Keberadaan Gereja Kapal tidak hanya memberikan manfaat bagi umat Katolik, tetapi juga bagi masyarakat Pacitan secara keseluruhan. Gereja ini menjadi simbol kebersamaan dan toleransi antarumat beragama, serta menyumbang pada perkembangan pariwisata lokal. Dengan desain yang mencolok dan filosofi yang mendalam, gereja ini menarik perhatian banyak orang, tidak hanya dari kalangan umat Katolik, tetapi juga dari wisatawan dan peziarah yang mencari tempat untuk berdoa dan merenung.

Candi Biyung Mariyah

Taman Doa Candi Biyung Mariyah: Menghubungkan Iman, Alam, dan Kearifan Lokal


Taman Doa Candi Biyung Mariyah yang terletak di Desa Bunder, Kecamatan Bandungan, Kabupaten Klaten, telah menjadi salah satu destinasi ziarah yang semakin populer. Taman doa ini bukan hanya menawarkan ketenangan spiritual, tetapi juga memberikan kesempatan untuk meresapi kedamaian batin di tengah suasana alam yang sejuk dan asri. Bagi umat Katolik, taman ini adalah tempat untuk berdoa dan bermeditasi, sementara bagi masyarakat umum, taman ini juga menjadi ruang refleksi spiritual yang menyegarkan jiwa.

Pantai Telengria

Menyambut Senja di Pantai Teleng Ria: Keindahan Alam dan Kuliner Laut yang Menggoda


Kabupaten Pacitan, yang terletak di bagian barat daya Provinsi Jawa Timur, dikenal dengan keindahan alamnya yang memikat serta potensi besar dalam sektor pariwisata. Salah satu destinasi wisata unggulan yang patut dikunjungi adalah Pantai Teleng Ria, yang menawarkan pesona alam luar biasa dan berbagai aktivitas seru untuk semua kalangan. Dengan pasir putih yang lembut, air laut yang jernih, serta ombak yang relatif tenang, Teleng Ria menjadi tempat yang sempurna untuk liburan bersama keluarga, teman, atau bahkan solo traveling.
Pantai Teleng Ria menawarkan keindahan alam yang sangat mempesona. Dengan hamparan pasir putih yang luas sepanjang 3 kilometer, pantai ini menjadi tempat yang ideal untuk bermain pasir, berjemur, atau hanya berjalan-jalan menikmati angin laut. Air laut yang jernih berwarna biru kehijauan berpadu dengan ombak yang tenang, sangat cocok untuk berenang atau sekadar menikmati suasana pantai yang damai.