Gereja Kapal Pacitan

Gereja Kapal Pacitan: Kapal Keselamatan di Tengah Ombak Kehidupan


Jika Anda sedang menjelajahi Pacitan, Jawa Timur, yang terkenal dengan pantainya yang memukau, jangan lewatkan sebuah destinasi unik yang tidak hanya menawarkan keindahan alam, tetapi juga kedamaian rohani yang luar biasa: Gereja Santo Fransiskus Xaverius, yang lebih dikenal dengan nama Gereja Kapal. Terletak di Jalan Pierre Tendean, gereja ini memiliki desain arsitektur yang sangat khas dan penuh makna, yang mengundang rasa ingin tahu setiap orang yang datang, baik itu umat Katolik, peziarah, atau wisatawan biasa.
Keberadaan Gereja Kapal tidak hanya memberikan manfaat bagi umat Katolik, tetapi juga bagi masyarakat Pacitan secara keseluruhan. Gereja ini menjadi simbol kebersamaan dan toleransi antarumat beragama, serta menyumbang pada perkembangan pariwisata lokal. Dengan desain yang mencolok dan filosofi yang mendalam, gereja ini menarik perhatian banyak orang, tidak hanya dari kalangan umat Katolik, tetapi juga dari wisatawan dan peziarah yang mencari tempat untuk berdoa dan merenung.

Gereja Kapal

Filosofi

Gereja Kapal memiliki bentuk yang sangat tidak biasa, menyerupai sebuah kapal yang diterjang ombak. Desain ini bukan hanya sebuah pilihan estetika, melainkan sarat dengan filosofi mendalam. salah satu sosok yang terlibat langsung dalam perancangannya adalah Romo Sabas Kusnugroho, dan alasan kenapa gereja ini dirancang dengan model pentagonal asimetris, adalah dengan tujuan menggambarkan ketidaksempurnaan manusia. Kelima sisi yang tidak saling bertemu melambangkan kehidupan yang penuh ketidaksempurnaan, tetapi juga mencerminkan Pancasila, simbol dasar negara Indonesia yang menjadi landasan dalam hidup berbangsa dan bernegara.

Pilar heksagonal

Bentuk bangunan yang tidak rata, dengan sisi-sisi yang ada yang naik dan ada yang turun, juga memiliki makna yang dalam: simbolisasi gelombang. Ini sangat sesuai dengan lokasi geografis Pacitan yang berdekatan dengan Samudra Indonesia. Gelombang ini bukan hanya menggambarkan tantangan hidup, tetapi juga menjadi simbol kekuatan dan harapan, layaknya ombak yang terus bergerak menuju pantai.

Pilar dan jalan salib

Salah satu elemen yang sangat menarik dalam desain gereja ini adalah bentuk kapal itu sendiri. Dalam ajaran Katolik, gereja sering kali disebut sebagai kapal keselamatan, yang mengarungi samudera kehidupan yang luas dan penuh tantangan. Sama seperti kapal yang berlayar menantang gelombang lautan, umat Katolik yang beribadah di gereja ini diajak untuk terus mengarungi hidup dengan iman dan harapan, di bawah perlindungan Tuhan yang Maha Kuasa.

Jangkar

Tidak hanya itu, bentuk huruf "M" yang terlihat pada struktur bangunan juga merujuk pada Bunda Maria, ibu dari Yesus Kristus, yang melambangkan perlindungan dan kasih sayang bagi umat Katolik.

Interior Gereja

Begitu memasuki Gereja Kapal, pengunjung akan terpesona oleh interior yang memadukan elemen religius dengan kearifan lokal. Dinding gereja dihiasi dengan mozaik yang terbuat dari batuan alam khas Pacitan. Sebanyak 40 jenis batu, termasuk andesit, marmer, dan fosil kayu, digunakan untuk menghiasi dinding dan lantai gereja, menciptakan suasana yang sejuk dan penuh makna. Mozaik ini juga mengandung simbolisme mendalam, salah satunya adalah 10 jenis batu yang mewakili Sepuluh Perintah Allah yang diterima oleh Nabi Musa.

Bebatuan alam dan Bunda Maria

Altar yang terletak di bagian depan gereja terbuat dari batu alam yang kokoh, mengingatkan setiap pengunjung akan kestabilan iman dan kekuatan spiritual yang terpancar dari setiap detil bangunan. Tidak hanya sebagai tempat beribadah, interior gereja ini juga menciptakan ruang untuk perenungan, di mana setiap batu yang digunakan memiliki makna dan cerita tersendiri.

Yesus dalam pakaian jawa
Keistimewaan Gereja Kapal tidak hanya terletak pada desain yang artistik, tetapi juga pada pertimbangan teknis yang matang, khususnya dalam hal mitigasi bencana. Mengingat Pacitan adalah daerah rawan bencana alam, seperti banjir dan gempa, gereja ini dibangun dengan konstruksi yang tinggi dan kokoh. Ruang dalam gereja dirancang sedemikian rupa agar bisa digunakan sebagai tempat evakuasi sementara jika terjadi bencana. Selain itu, desain bangunan yang miring juga bertujuan untuk memastikan bahwa saat terjadi gempa, material bangunan akan jatuh keluar, tidak menimpa orang yang berada di dalamnya. Ini menunjukkan bahwa gereja ini tidak hanya berfungsi sebagai tempat ibadah, tetapi juga sebagai tempat perlindungan bagi umat dan masyarakat setempat.

Selain sebagai tempat ibadah, Gereja Kapal juga menjadi salah satu tujuan wisata rohani yang semakin populer di Pacitan. Banyak peziarah dari luar daerah yang datang untuk merasakan kedamaian batin dan merenungkan makna hidup di tengah suasana yang penuh ketenangan ini. Patung-patung yang menghiasi gereja, seperti Patung Bunda Maria yang mengenakan busana Jawa dan Patung Pieta, menambah daya tarik gereja ini sebagai destinasi wisata religi yang penuh makna.

Di halaman belakang gereja, terdapat Gua Maria yang menjadi tempat devosi bagi umat Katolik yang ingin berdoa secara pribadi. Gua  Dengan taman kecil dan patung Bunda Maria yang menambah suasana tenang, Gua Maria ini menjadi tempat yang sangat cocok untuk melakukan refleksi dan mencari kedamaian jiwa.

Gua Maria Stella Maris

Gua Maria ini dinamakan Gua Maria Stella Maris, yang bermakna Bunda Maria Sang Bintang Samudra. Secara gambaran umum adalah Bunda Maria disimbolkan sebagai  Bunda yang pembimbing dan pelindung mereka yang bekerja atau berlayar di laut, terutama bagi penduduk sekitar Gereja kapal ini yang menggantungkan segala hidup dan pendapatannya dari laut. 

Akses Lokasi

Gereja Santo Fransiskus Xaverius atau yang lebih dikenal dengan Gereja Kapal ini terletak di Jalan Pierre Tendean No. 9, Palihan, Pucangsewu, Kecamatan Pacitan, Kabupaten Pacitan, Jawa Timur. Lokasinya yang tidak jauh dari pusat kota Pacitan membuatnya mudah diakses, baik menggunakan kendaraan pribadi maupun transportasi umum. Jika Anda datang dari pusat kota, perjalanan menuju gereja hanya memerlukan waktu sekitar 10-15 menit dengan mobil atau sepeda motor.

Seperti Bahtera

Bagi yang datang menggunakan transportasi umum, Anda bisa menggunakan angkutan kota menuju arah Palihan, dan kemudian melanjutkan perjalanan dengan kendaraan ojek atau berjalan kaki beberapa menit. Meski gereja ini terletak di kawasan yang cukup tenang, Anda tidak akan kesulitan menemukannya karena papan petunjuk yang jelas di sepanjang jalan utama. Dengan akses yang mudah dan lokasi yang strategis, Gereja Kapal menjadi salah satu destinasi wisata rohani yang tak boleh dilewatkan saat berkunjung ke Pacitan.

Kordinat Lokasi

8°11'23.7"S 111°06'03.1"E

0 komentar :

Posting Komentar