Tracing Early Christianity at the Bongal Site

Tracing Early Christianity at the Bongal Site

Buku ini membahas penemuan arkeologis di Situs Bongal, Tapanuli Tengah, Sumatra Utara, yang mengungkap jejak awal kekristenan di Nusantara jauh sebelum kedatangan Portugis atau Belanda. Melalui artefak-artefak Bizantium awal seperti cincin salib, manik-manik Romawi, batu berukir salib, dan sendok liturgi, para peneliti menunjukkan bahwa agama Kristen sudah hadir di pantai barat Sumatra pada abad ke-4–5 Masehi.

Selain itu, buku ini juga mengaitkan situs Bongal dengan jalur perdagangan internasional (Jalur Sutra Maritim), hubungan perdagangan rempah, emas, dan kapur barus yang melibatkan bangsa Persia, India, Cina, hingga Romawi.

Tracing Early Christianity at the Bongal Site

Poin-Poin Penting dan Menarik Tiap Bab

1. Pendahuluan

 Situs Bongal ditemukan pada 2019 di daerah tambang emas rakyat.  Penemuan ini mengguncang dunia arkeologi Indonesia karena berpotensi mengubah historiografi kedatangan Kristen di Nusantara. Bongal lebih tua dibanding situs Barus (Lobu Tua).

2. Metodologi Penelitian

Menggunakan metode sejarah (heuristik, kritik sumber, interpretasi, historiografi). Didukung pendekatan arkeologi untuk menguji keaslian artefak.

3. Muncul dan Berkembangnya Kekristenan Awal

Kekristenan pertama kali berkembang di Antiokhia (abad 1 M). Nestorianisme berkembang pesat dan aktif berdagang serta menyebarkan iman ke Timur, termasuk India, Sri Lanka, hingga Asia Tenggara. Nestorian adalah gereja Timur yang rajin menyebarkan Injil ke wilayah jauh.

4. Awal Jemaat Kristen di Pantai Barat Sumatra

Jalur rempah membuat Sumatra menjadi pusat perdagangan internasional. Catatan kuno menyebut adanya jemaat Kristen Nestorian di Fansur/Barus sejak abad ke-7.  Nama gereja seperti “Our Lady of the Holy Virgin” di Barus menandai jejak awal komunitas Kristen.

5. Simbol dan Peralatan Ibadah Kristen Kuno

Cincin salib: identitas komunitas Kristen Timur. Manik-manik Romawi: digunakan sebagai rosario atau chotki.Batu berukir salib: simbol iman di kalangan pedagang. Sendok liturgi Bizantium: dipakai dalam Perjamuan Kudus.

6. Situs Bongal dalam Jaringan Perdagangan Internasional

Bongal adalah pelabuhan kosmopolitan sejak abad 1 M. Artefak dari Cina, Timur Tengah, dan India ditemukan di sini.  Bongal lebih tua dari Barus dan menjadi simpul penting perdagangan dunia.

7. Jejak Kekristenan Abad ke-4–5 M di Bongal

Artefak Bizantium: cincin salib, manik-manik Romawi, batu salib, sendok liturgi emas. Temuan ini memperlihatkan kesamaan dengan peninggalan Kristen awal di Romawi dan Bizantium. Menjadi bukti kuat masuknya Kristen ke Nusantara jauh lebih awal.

8. Kesimpulan

Bongal mengubah cara pandang sejarah Kristen di Indonesia. Kristen tidak hanya masuk lewat kolonial Eropa (abad 16–17), tapi sudah hadir di Sumatra sejak abad 4–5 melalui jalur perdagangan internasional.

 Alasan Kenapa Buku Ini Menarik

Mengubah sejarah resmi: Menunjukkan bahwa Kekristenan sudah masuk Nusantara lebih dari 1.000 tahun sebelum Portugis.

Bukti arkeologi kuat: Penemuan artefak Bizantium asli (salib, rosario, sendok perjamuan).

Mengaitkan perdagangan dan agama: Menarik melihat bagaimana rempah, emas, dan iman bertemu dalam jalur perdagangan dunia.

Situs kosmopolitan: Bongal menjadi bukti Indonesia sejak dahulu sudah multikultural dan multireligius.

Wawasan lintas agama: Tidak hanya Kristen, tapi juga ada artefak Hindu, Buddha, dan Islam di situs yang sama.