Si Cacing dan Kotoran Kesayangannya – Kebijaksanaan dalam Cerita Lucu

Judulnya memang unik, bahkan terdengar aneh. Tapi di situlah daya tariknya. Buku Si Cacing dan Kotoran Kesayangannya karya Ajahn Brahm ini adalah kumpulan kisah-kisah pendek, penuh humor, kadang kocak, tapi menyimpan kebijaksanaan hidup yang dalam.

Ajahn Brahm, seorang biksu Buddhis asal Inggris yang menetap di Australia, punya cara bercerita yang sederhana dan penuh kehangatan. Ia membungkus ajaran Dhamma dalam kisah sehari-hari: dari pengalaman masa kecil, cerita para murid, hingga peristiwa lucu di biara.

Kisah-kisah sederhana yang menunjukkan bahwa kebahagiaan sejati bukan berasal dari luar, melainkan dari cara kita memandang hidup. Ada cerita tentang bagaimana “masalah” sebenarnya bisa jadi guru yang lucu kalau kita belajar tertawa bersama mereka.

Ajahn Brahm mengajarkan bahwa penderitaan adalah bagian alami hidup. Kisah “dua anak panah”: satu panah adalah rasa sakit, panah kedua adalah cara kita bereaksi berlebihan. Kalau kita bisa melepas panah kedua, hidup jadi lebih ringan.

Cinta bukan sekadar perasaan romantis, melainkan juga penerimaan apa adanya. Ada kisah lucu tentang pasangan yang belajar menerima kebiasaan aneh satu sama lain, yang justru menjadi pintu masuk menuju kebahagiaan.

Ajahn Brahm membagikan kisah tentang betapa indahnya melepaskan dendam. Analogi: menyimpan kemarahan itu seperti memegang bara api—kita sendiri yang terbakar.

Lewat kisah yang mengharukan, Ajahn Brahm mengingatkan bahwa kematian bukanlah akhir, melainkan bagian alami dari kehidupan. Ia menekankan: hidup jadi lebih bermakna kalau kita sadar bahwa semuanya sementara.

Cerita-cerita tentang meditasi, bukan sebagai hal rumit, tapi sebagai seni menikmati keheningan. Bahkan diam pun bisa menjadi teman terbaik bila kita belajar untuk duduk bersama diri sendiri.