Sejarah Nasional Indonesia Jilid 4: Kemunculan Penjajahan di Indonesia

Sejarah Nasional Indonesia Jilid 4: Kemunculan Penjajahan di Indonesia

Membahas salah satu fase paling panjang dan penuh penderitaan dalam sejarah bangsa: saat bangsa Eropa – Portugis, Spanyol, kemudian Belanda dan Inggris – masuk ke Nusantara, awalnya untuk berdagang, tapi akhirnya menjajah dan menguasai tanah air. Indonesia dikenal dunia karena satu hal yang sederhana namun sangat berharga: rempah-rempah Lada, pala, cengkih, dan kayu manis Nusantara telah menarik perhatian bangsa Eropa sejak abad ke-16. Namun di balik perdagangan itu, tersembunyi sebuah babak panjang penindasan. 

Jilid 4: Kemunculan Penjajahan di Indonesia

Isi & Poin-Poin Menarik dari buku ini

1. Kedatangan Bangsa Portugis dan Spanyol

Portugis tiba di Maluku untuk menguasai perdagangan rempah. Spanyol singgah di Filipina dan sempat bersaing di kawasan timur Nusantara. Awalnya hanya berdagang, tapi kemudian mulai ikut campur politik lokal.

2. VOC: Dari Perdagangan ke Kekuasaan

Belanda mendirikan VOC (Vereenigde Oostindische Compagnie) pada 1602. Mula-mula pedagang, lalu bertransformasi menjadi penguasa dengan tentara, benteng, dan monopoli.  Batavia (Jakarta) dijadikan pusat kekuasaan. VOC sering disebut sebagai “negara dalam negara” karena kekuatannya luar biasa.

 3. Perlawanan Rakyat terhadap VOC

Tidak semua tunduk begitu saja. Rakyat Nusantara melakukan perlawanan: Sultan Baabullah di Maluku. Sultan Agung dari Mataram. Sultan Hasanuddin di Makassar. Kisah ini menunjukkan bahwa sejak awal, rakyat tidak pernah rela ditindas.

 4. Kejatuhan VOC dan Pemerintahan Hindia Belanda

VOC bangkrut pada 1799, lalu seluruh asetnya diambil alih pemerintah Belanda. Inilah awal mula Nusantara resmi menjadi jajahan Belanda.

 5. Masa Pemerintahan Inggris (1811–1816)

Inggris sempat berkuasa di bawah Thomas Stamford Raffles. Raffles memperkenalkan sistem sewa tanah. Menulis buku monumental History of Java. Meski singkat, masa ini penting karena membuka sistem baru dalam pengelolaan tanah.

 6. Sistem Tanam Paksa (Cultuurstelsel)

Abad ke-19, Belanda memberlakukan tanam paksa. Rakyat dipaksa menanam tanaman ekspor (tebu, kopi, nila). Hasilnya untuk Belanda, sementara rakyat menderita kelaparan. Inilah masa paling kelam, meski juga menjadi titik balik lahirnya kritik dari kaum liberal di Belanda.

7. Perlawanan Abad ke-19

Rakyat di berbagai daerah bangkit:  Perang Diponegoro (1825–1830), Perang Padri di Sumatra Barat,  Perang Aceh (sampai awal abad ke-20). Semua memperlihatkan semangat perlawanan lokal yang kelak menjadi benih nasionalisme.

 8. Kebijakan Politik Etis (1901)

Setelah kritik besar-besaran, Belanda meluncurkan Politik Etis (balas budi). Pendidikan untuk kaum pribumi mulai dibuka. Migrasi dan irigasi dikembangkan. Dari sinilah lahir kaum terpelajar Indonesia yang kelak memimpin pergerakan nasional.


 Hal-Hal Menarik dari Buku

Menggambarkan VOC sebagai perusahaan dagang paling kuat dalam sejarah dunia. Menyajikan detail penderitaan rakyat akibat tanam paksa. Menunjukkan bahwa perlawanan terhadap penjajahan sudah terjadi sejak awal, bukan baru di abad ke-20. Menjelaskan peran Politik Etis sebagai jalan lahirnya kesadaran nasional.