Sang Pujaan – Cinta yang Menggetarkan Jiwa dalam Karya Abadi Kahlil Gibran
Kahlil Gibran, penyair dan filsuf dari Lebanon, selalu mampu menghadirkan kata-kata yang abadi. Dalam Sang Pujaan (The Beloved), ia menulis tentang cinta—cinta yang indah, menyakitkan, penuh kerinduan, tapi juga mengangkat jiwa.
Buku ini seperti sebuah jurnal batin seorang pencinta yang merindukan sosok “Sang Pujaan”: entah itu kekasih manusiawi, atau Sang Kekasih Ilahi. Keduanya melebur, menjadikan karya ini begitu kaya makna.
Isi & Poin Penting Tiap Bagian
1. Tentang Pertemuan dengan Sang Pujaan
Gibran menggambarkan cinta pertama yang begitu dalam dan mempesona. Sang Pujaan hadir seperti cahaya yang mengubah seluruh hidupnya. cinta sejati selalu memberi arah dan makna baru.
2. Tentang Rindu dan Luka
Kerinduan kepada Sang Pujaan adalah tema utama. Cinta membawa kebahagiaan, tapi juga luka yang dalam. Gibran menekankan: luka cinta bukan kehancuran, tapi jalan menuju kedewasaan jiwa.
3. Tentang Kebahagiaan dan Kesedihan
Cinta dipenuhi paradoks: ada tawa dan tangis, ada pelukan dan perpisahan. Bagi Gibran, cinta sejati tidak bisa dipisahkan dari penderitaan.
4. Tentang Kehilangan
Dalam bagian ini, Gibran mengisahkan kehilangan Sang Pujaan. Namun, kehilangan itu justru membuat cinta semakin abadi, karena hidup dalam kenangan dan jiwa.
5. Tentang Cinta dan Keabadian
Meski Sang Pujaan pergi, cintanya tetap hidup. cinta sejati tidak mati oleh jarak maupun kematian, ia justru menemukan wujud kekalnya.
