Sejarah Indonesia tidak bisa dilepaskan dari kejatuhan kolonialisme Belanda. Buku Runtuhnya Hindia Belanda menyajikan kisah lengkap bagaimana kekuasaan Belanda yang berabad-abad lamanya akhirnya tumbang dalam waktu singkat akibat perang dunia, krisis ekonomi, dan kebangkitan nasionalisme Indonesia.
Buku ini bukan sekadar catatan sejarah, melainkan narasi penuh intrik politik, penderitaan rakyat, dan momentum besar yang melahirkan Republik Indonesia.
![]() |
| Runtuhnya Hindia Belanda |
Isi dan Hal-Hal Menarik Tiap Bab
Bab I – Hindia Belanda sebagai Koloni
Membahas struktur pemerintahan kolonial, ekonomi tanam paksa, dan peran Belanda dalam mengeksploitasi sumber daya alam. Meski Belanda membangun infrastruktur modern, tujuan utamanya tetap memperkaya negeri induk.
Bab II – Krisis 1930-an
Depresi besar dunia membuat rakyat semakin miskin, harga komoditas jatuh, dan pengangguran meningkat. Dari sinilah benih-benih perlawanan rakyat semakin kuat, karena kolonial tak mampu memberi solusi.
Bab III – Kebangkitan Nasionalisme
Lahirnya Sarekat Islam, Budi Utomo, PNI, dan organisasi pergerakan lain menjadi tanda kebangkitan nasional. Pers dan pendidikan Barat justru menjadi senjata kaum pribumi untuk melawan kolonial.
Bab IV – Perang Dunia II dan Datangnya Jepang
Belanda runtuh ketika Jepang menyerang Asia Tenggara. Pertahanan kolonial yang dibangun ratusan tahun roboh hanya dalam hitungan minggu. Rakyat Indonesia menyaksikan langsung bahwa Belanda tidak sekuat yang dibayangkan.
Bab V – Masa Pendudukan Jepang
Rakyat mengalami penderitaan luar biasa: romusha, kekurangan pangan, dan represi. Namun Jepang juga memberi ruang bagi nasionalisme—seperti pendidikan militer (PETA) dan organisasi pemuda. Jepang tanpa sadar melahirkan kader-kader militer Indonesia yang kelak menjadi tulang punggung revolusi.
Bab VI – Proklamasi dan Akhir Hindia Belanda
Kekalahan Jepang 1945 membuka jalan bagi proklamasi kemerdekaan Indonesia. Hindia Belanda resmi runtuh, meski Belanda sempat berusaha kembali dengan agresi militer. Kejatuhan kolonial Belanda terjadi bukan karena niat baik Belanda, melainkan karena kombinasi krisis global, perang, dan kebangkitan rakyat Indonesia.
Bab VII – Warisan Kolonial
Buku ini menutup dengan refleksi bahwa meski Hindia Belanda runtuh, warisan kolonial masih membekas: hukum, birokrasi, bahkan pola pikir elit politik. Kita bisa melihat bagaimana bayangan kolonialisme masih terasa dalam kehidupan Indonesia modern.
