Buku Perjoeangan Kita adalah salah satu karya paling penting dalam sejarah intelektual dan politik Indonesia. Ditulis oleh Sutan Sjahrir, perdana menteri pertama Republik Indonesia, buku ini hadir di tengah revolusi kemerdekaan (1945–1946). Sjahrir menulis dengan gaya intelektual, rasional, dan penuh refleksi tentang arah bangsa Indonesia yang baru saja lahir.
Lebih dari sekadar manifesto politik, Perjoeangan Kita adalah seruan moral: bahwa perjuangan tidak boleh hanya dikuasai emosi, dendam, atau euforia kemerdekaan. Ia menawarkan pandangan visioner tentang demokrasi, kebebasan individu, dan pentingnya rasionalitas dalam membangun bangsa.
![]() |
| Perjoeangan Kita |
Isi dan Hal-Hal Menarik Tiap Bab
Bab I – Revolusi yang Baru Lahir
Sjahrir menggambarkan situasi Indonesia pasca-proklamasi: penuh semangat, tetapi juga rawan kekacauan. Ia menekankan bahwa revolusi yang emosional tanpa arah bisa berujung pada kehancuran bangsa.
Bab II – Politik Moral dan Rasionalitas
Menurut Sjahrir, politik tanpa moral hanya akan melahirkan tirani baru. Ia mengingatkan bahwa pemimpin harus memberi teladan disiplin, kesederhanaan, dan kejujuran.
Bab III – Nasionalisme dan Bahayanya
Sjahrir mengkritik nasionalisme yang sempit dan emosional. Baginya, nasionalisme harus berakar pada penghormatan martabat manusia. Pandangannya jauh melampaui zamannya—bahwa nasionalisme buta bisa berujung pada fasisme.
Bab IV – Demokrasi sebagai Landasan
Demokrasi, kata Sjahrir, bukan sekadar sistem politik, tetapi cara hidup yang menuntut partisipasi rakyat. Ia menolak keras kediktatoran dengan alasan apa pun, meski mengatasnamakan rakyat.
Bab V – Perjuangan dan Pendidikan Rakyat
Sjahrir menekankan perlunya pendidikan politik agar rakyat benar-benar mengerti arti kemerdekaan. Buku ini ditulis ketika mayoritas rakyat masih buta huruf, namun Sjahrir sudah bicara tentang “kesadaran politik rakyat.”
Bab VI – Indonesia Baru
Bab penutup berisi visi Sjahrir tentang Indonesia baru: negara demokratis, bermoral, adil, dan menjunjung tinggi kebebasan manusia. Ia percaya Indonesia hanya bisa maju jika bangsa ini membangun tradisi politik rasional dan demokratis.
