Naar de Republiek Indonesia

Naar de Republiek Indonesia – Gagasan Besar Menuju Republik


Tan Malaka dikenal sebagai sosok pejuang, intelektual, sekaligus “Bapak Republik” yang gagasannya mendahului zamannya. Salah satu karya pentingnya adalah Naar de Republiek Indonesia (1925), yang berarti Menuju Republik Indonesia.

Buku ini ditulis di masa ketika kata “republik” bahkan terdengar tabu, sebab Indonesia masih dijajah Belanda, dan kebanyakan tokoh pergerakan saat itu baru berbicara tentang kemerdekaan samar-samar atau otonomi terbatas. Namun Tan Malaka berani lantang mengatakan: tujuan kita adalah republik Indonesia yang merdeka, penuh, dan sejati.

Naar de Republiek Indonesia


Isi & Hal-hal Menarik dari Tiap Bagian

Bab Awal – Menggugat Penjajahan

Tan Malaka membuka dengan kritik tajam terhadap kolonialisme Belanda. Ia menjelaskan bagaimana sistem kolonial hanya menguntungkan segelintir pihak, sementara rakyat Indonesia tetap miskin dan tertindas. gaya bahasanya lugas, penuh data sosial-ekonomi, memperlihatkan penderitaan nyata rakyat.

Bab tentang Nasionalisme

Menurut Tan Malaka, nasionalisme Indonesia harus dibangun di atas kesadaran rakyat banyak, bukan hanya elit terdidik. Nasionalisme bukan sekadar perasaan cinta tanah air, tapi juga kesadaran politik untuk merdeka. ia menekankan pentingnya pendidikan politik rakyat, sesuatu yang sangat progresif pada zamannya.

Bab tentang Bentuk Negara

Inilah bagian paling radikal: Tan Malaka dengan tegas mengusulkan bentuk Republik Indonesia. Ia menolak monarki, dominasi kolonial, maupun kompromi setengah-setengah. di tahun 1925, usulan republik adalah ide revolusioner—bahkan jauh sebelum Indonesia merdeka pada 1945.

Bab tentang Perjuangan Massa

Ia percaya bahwa kemerdekaan hanya bisa diraih lewat kekuatan massa: kaum buruh, tani, dan rakyat kecil. Tan Malaka menyatukan teori Marxis dengan realitas Indonesia, sehingga perjuangan rakyat punya dasar ideologis yang kuat.

Bab tentang Persatuan dan Strategi

Tan Malaka menekankan pentingnya persatuan lintas etnis, agama, dan kelas sosial. Hanya dengan persatuan nasional yang kokoh, republik bisa berdiri. semboyan ini seperti cikal bakal Bhinneka Tunggal Ika dalam bingkai perjuangan.

Bab Penutup – Jalan ke Depan

Ia menutup dengan optimisme bahwa republik bukan mimpi kosong, melainkan tujuan nyata yang bisa dicapai melalui perjuangan terorganisir. meski dikejar-kejar kolonial, tulisannya penuh keyakinan akan masa depan bangsa.