Lubang-Lubang Pembantaian: Petualangan PKI di Madiun

Lubang-Lubang Pembantaian: Petualangan PKI di Madiun


Bayangkan suasana mencekam di Jawa Timur pada tahun 1948: sumpah-sumpah setia diganti oleh darah dan jeritan. Lubang-Lubang Pembantaian membawa kita ke masa ketika PKI dengan Muso dan Amir Sjarifuddin sebagai motor ideologinya melancarkan pemberontakan brutal di Madiun. Buku ini lahir dari laporan berseri di koran Jawa Pos antara September–Oktober 1989, yang kemudian dibukukan untuk menjawab pertanyaan penting: Mengapa pemberontakan PKI di Madiun gagal—dan dengan cara brutal? 

Lubang-Lubang Pembantaian


Poin–Poin Penting & Isi Menarik dari Buku

1. Rekonstruksi Berbasis Jurnalistik

Tulisan asli dimuat sebagai serial oleh Jawa Pos, berlandaskan wawancara langsung dengan korban selamat dan anggota pasukan penumpas pemberontak.

2. Kekejaman dalam Detail Nyata

PKI menculik warga yang tidak sepaham—pemimpin lokal, ulama, pejabat sipil—kemudian membuang mereka ke sumur-sumur tua di Magetan dan Madiun. Praktik ini mendapat gambaran lugas dan tragis dalam teks.

3. Format Narasi Serba Ada

Selain detail kekerasan, buku menyuguhkan latar politik dan sosial: proses perekrutan PKI, motif pemberontakan, reaksi pemerintah, serta operasi militer penumpasan oleh pasukan Siliwangi.

4. Dimensi Historis & Emosional

Dengan menyajikan kesaksian nyata, buku ini menjadi dokumentasi penting yang menegaskan bahwa sejarah tidak sebatas angka, tetapi juga penderitaan manusia.