Kindfulness – Terapi Lembut untuk Hidup Bahagia ala Ajahn Brahm
Ajahn Brahm, biksu Buddhis yang dikenal lewat kisah-kisah jenaka sekaligus penuh makna, menghadirkan buku Kindfulness untuk menjawab satu hal sederhana: bagaimana cara menemukan kebahagiaan sejati di tengah hidup yang penuh stres dan kegelisahan?
Alih-alih hanya mengajarkan mindfulness (kesadaran penuh), Ajahn Brahm menambahkan satu kunci penting: kindness (kelembutan hati). Hasilnya adalah kindfulness—kesadaran yang dipenuhi welas asih.
![]() |
| Kindfulness |
Isi & Poin Penting dari buku ini
1. Mengapa Kindfulness?
Mindfulness sering dipahami kering dan kaku. Tanpa hati yang lembut, meditasi hanya jadi teknik kosong. Kindfulness menekankan bahwa kesadaran harus ditemani rasa kasih sayang pada diri sendiri dan orang lain.
2. Menerima Diri Apa Adanya
Kita sering jadi musuh bagi diri sendiri, sibuk mengkritik dan menolak keadaan. Kindfulness mengajarkan penerimaan: “It’s okay not to be okay.” Kebahagiaan lahir saat kita berhenti berperang dengan diri sendiri.
3. Menghadapi Pikiran dan Perasaan
Pikiran seperti anak kecil yang nakal: makin dimarahi, makin liar. Dengan kindfulness, kita tidak melawan pikiran, tapi mendengarkan dengan sabar dan penuh kasih. Hasilnya: batin lebih tenang, tidak lagi dikendalikan arus pikiran.
4. Meditasi yang Menyejukkan
Ajahn Brahm memandu meditasi bukan dengan disiplin keras, tapi dengan kelembutan. “Jangan paksa pikiran untuk diam, biarkan ia tenang dengan sendirinya.” Meditasi jadi menyenangkan, seperti pulang ke rumah, bukan beban.
5. Mengubah Penderitaan Menjadi Guru
Rasa sakit, kehilangan, dan kegagalan adalah bagian dari hidup. Dengan kindfulness, penderitaan bisa jadi pintu menuju kebijaksanaan. Ajahn Brahm sering menekankan: “Masalah adalah kesempatan untuk belajar mencintai lebih dalam.”
6. Cerita-Cerita Penyejuk Hati
Buku ini penuh kisah nyata dan perumpamaan sederhana: Kisah pasien sakit keras yang menemukan ketenangan lewat menerima dirinya. Cerita tentang penjara batin yang lebih mengerikan dari penjara fisik. Kisah-kisah jenaka yang membuat pembaca tertawa sambil merenung. Semua kisah ini memberi napas segar, seolah Ajahn Brahm sedang duduk bercerita langsung pada kita.
7. Bahagia Itu Sederhana
Kebahagiaan bukan soal punya banyak, tapi soal hati yang lapang. Dengan kindfulness, kita belajar melepaskan hal-hal kecil yang sering merusak damai batin. Hidup jadi lebih ringan, lebih ramah, lebih penuh senyum.
