Menyusuri Jejak Panjang Gagasan dan Kebudayaan Islam
Buku Islam: Doktrin dan Peradaban karya Prof. Nurcholish Madjid adalah salah satu karya monumental yang wajib dibaca siapa pun yang ingin memahami bagaimana Islam hadir, tumbuh, dan membentuk wajah peradaban. Buku ini bukan sekadar kumpulan tulisan, melainkan rangkaian refleksi intelektual yang memadukan sejarah, pemikiran, dan spiritualitas dalam satu tarikan napas panjang.
![]() |
| Islam: Doktrin dan Peradaban |
Isi dan Hal-hal Menarik dari Setiap Bagian
Bab 1: Pendahuluan – Islam sebagai Agama dan Peradaban
Buku dibuka dengan pertanyaan besar: bagaimana mungkin sebuah agama lahir di jazirah Arab yang kering, lalu berkembang menjadi salah satu peradaban terbesar dunia? Bab ini mengajak pembaca merenung bahwa Islam bukan hanya sistem keyakinan, tapi juga daya hidup yang melahirkan kebudayaan.
Bab 2: Islam dan Sejarah Umat Manusia
Islam ditempatkan dalam kerangka besar sejarah dunia. Hal menarik: penulis menunjukkan bagaimana Islam hadir bukan untuk menghapus sejarah sebelumnya, melainkan menjadi kelanjutan dan penyempurnaan tradisi monoteisme.
Bab 3: Doktrin-doktrin Pokok Islam
Inilah jantung buku. Bab ini membahas rukun iman dan rukun Islam, tapi dengan tafsir mendalam. Menariknya, penulis tidak sekadar menjelaskan “apa”, melainkan “mengapa” dan “bagaimana” doktrin itu membentuk pola pikir umat.
Bab 4: Dinamika Pemikiran Islam
Bab ini terasa hidup karena memperlihatkan keragaman tradisi intelektual Islam, dari filsafat, kalam, hingga tasawuf. Hal menarik: perdebatan antara rasionalisme dan spiritualisme ditampilkan sebagai bukti betapa Islam kaya dengan dialektika.
Bab 5: Islam dan Peradaban
Bagian ini membahas bagaimana ajaran Islam melahirkan ilmu pengetahuan, seni, politik, dan hukum. Penulis menyinggung bagaimana Baghdad, Andalusia, hingga Turki Usmani menjadi pusat kebudayaan dunia. Hal menarik: Islam dipotret bukan sebagai “agama padang pasir”, tetapi sebagai sumber inspirasi kosmopolitan.
Bab 6: Krisis dan Kebangkitan
Bab ini menyentuh soal modernitas, kolonialisme, dan tantangan umat Islam di era kontemporer. Hal menarik: penulis berani mengkritik sikap stagnan umat sekaligus menawarkan jalan keluar berupa pembaruan pemikiran.
Bab 7: Refleksi dan Harapan
Sebagai penutup, buku ini penuh dengan optimisme. Islam bukan hanya warisan masa lalu, tetapi juga energi moral untuk membangun masa depan yang lebih adil, manusiawi, dan berperadaban.
