Ilusi Negara Islam: Ekspansi Gerakan Islam Transnasional di Indonesia

Ilusi Negara Islam – Abdurrahman Wahid dkk.


Buku Ilusi Negara Islam hadir sebagai jawaban atas maraknya gagasan pendirian negara Islam di Indonesia, terutama yang digerakkan oleh kelompok transnasional seperti Hizbut Tahrir, Ikhwanul Muslimin, dan aliran Wahabi. Disunting oleh Abdurrahman Wahid (Gus Dur), buku ini merangkum pandangan para intelektual Muslim Nusantara yang menegaskan: mendirikan negara Islam di Indonesia adalah ilusi besar.

Buku ini mengingatkan kita bahwa Islam di Indonesia telah lama berakar kuat dalam budaya lokal, menghargai kebinekaan, dan bersanding dengan Pancasila. Menurut Gus Dur dan para penulis lainnya, justru keberagaman itu yang menjadi kekuatan Islam Nusantara.

Ilusi Negara Islam


Isi Menarik dari Tiap Bab

Bab 1 – Gus Dur: Ilusi Negara Islam

Gus Dur membuka buku ini dengan tegas: mendirikan negara Islam di Indonesia adalah utopia. Ia menekankan bahwa Pancasila adalah konsensus luhur yang justru sesuai dengan nilai-nilai Islam.

Bab 2 – Jejak Gerakan Islam Transnasional

Mengulas bagaimana gerakan transnasional masuk ke Indonesia pasca-Reformasi, dengan memanfaatkan kebebasan politik dan dakwah di kampus, masjid, hingga media.

Bab 3 – Radikalisme di Balik Panggung

Dibahas bagaimana gerakan ini menyebarkan gagasan lewat jaringan pendidikan, pengajian eksklusif, dan literatur impor. Semuanya diarahkan untuk mendukung cita-cita negara Islam.

Bab 4 – Islam Nusantara sebagai Alternatif

Esai di bab ini menekankan bahwa Islam di Indonesia adalah Islam yang “berdamai dengan budaya lokal”  tradisi tahlilan, gotong royong, hingga pluralitas. Inilah kekuatan yang tidak dimiliki Islam transnasional.

Bab 5 – Pancasila dalam Perspektif Islam

Ditunjukkan bahwa Pancasila bukan bertentangan dengan Islam, melainkan sejalan dengan prinsip keadilan, persaudaraan, dan kemanusiaan.

Bab 6 – Politik Identitas dan Bahayanya

Bab ini membongkar bagaimana politik identitas yang dipaksakan justru melemahkan bangsa. Sejarah menunjukkan bahwa negara-negara yang memaksakan ideologi agama justru mengalami konflik berkepanjangan.

Bab 7 – Jalan Tengah: Islam Demokratis

Buku ini ditutup dengan tawaran jalan tengah: Islam tetap hadir dalam ruang publik, tapi tidak dengan cara memaksakan negara Islam. Islam demokratis, yang menekankan musyawarah, toleransi, dan kebebasan sipil, adalah masa depan.