108 Perumpamaan Dhamma

 “108 Perumpamaan Dhamma” oleh Ajahn Chah – Ringkasan Blog Populer & Naratif


Pembukaan yang Menyentuh

Bayangkan sebuah ajaran yang tidak berbentuk — tak ada sudut, takkan Anda sentuh — kecuali melalui perumpamaan. Itulah Dhamma menurut Ajahn Chah, menggunakan gambaran sederhana namun kuat untuk menjelaskan realitas yang tak kasatmata. Dengan cara ini, ia membuat absen-trak menjadi jelas, lewat gambar hidup yang merangsang pemikiran lebih dalam. Beberapa perumpamaan memberikan jawaban, dan beberapa lainnya justru menyulut pertanyaan menggelitik dalam batin pembacanya.

108 Perumpamaan Dhamma

Buku ini merupakan kumpulan 108 perumpamaan yang berasal dari ceramah Ajahn Chah, disusun oleh muridnya, Ajahn Jandee. Terjemahan Inggris oleh Thanissaro Bhikkhu, dengan pendekatan minimal editing untuk menjaga nuansa orisinal dan lapis makna yang mengejutkan.

Hal-Hal Menarik Dihidupkan lewat Narasi

Walaupun tiap perumpamaan memiliki sendiri pesan unik, beberapa yang sangat menarik antara lain:

Your Real Home

“Rumah eksternal tidaklah rumah sejati—itu hanya rumah duniawi. Rumah sejati adalah kedamaian.” Dengan membiarkan pergi, kita membangun rumah sejati: kedamaian yang abadi. Visualisasinya seperti cahaya di akhir lorong panjang, mengundang pembaca merasakan aspirasi damai yang dalam.

To the Ocean

Seperti sungai-sungai dari berbagai arah yang berpadu menjadi biru dan asin di lautan, begitu pula ketika orang-orang menemukan Dhamma, semuanya menyatu — itu adalah satu Dhamma bagi semua. Perumpamaan ini menyiratkan persatuan dalam kebijaksanaan, menawarkan pandangan lembut untuk membebaskan perasaan terpisah dan kesendirian.

Groundwater

“Sama seperti air tanah, Dhamma tidak diciptakan oleh Buddha; Buddha hanya menggali agar kita dapat menjangkaunya.” Ini memberi pandangan bahwa kebijaksanaan sejati telah ada dalam setiap kita — yang perlu hanyalah usaha untuk mencapainya.

A Bird in a Cage

Ketika kita menyadari ketidakkekalan dan penderitaan pikiran-raga, batin kita seperti burung dalam sangkarnya sendiri—gelisah dan meronta untuk keluar. Ini mendorong kita untuk mencari kebebasan, bukan sekadar menahan dorongan batin.

The Power of the Dhamma

“Ajaran Buddha menghapus keburukan dalam pikiran dan membiarkan kebaikan itu muncul—seperti menyapu rumah agar bersih.” Dhamma membawa transformasi sejati, mengubah orang biasa menjadi orang terhormat.

Setiap bab buku ini adalah seperti kejutan kecil — kadang menjawab, kadang malah membuka pertanyaan batin baru. Semua disampaikan dengan gaya sederhana tapi dalam, bersahabat bahkan untuk pembaca yang baru mengeksplorasi Dhamma.