Serambi Soekarno

Serambi Bung Karno: Jejak Sejarah dan Perjuangan di Ende, Lahirnya Pancasila


Ende, sebuah kota kecil di Pulau Flores, Nusa Tenggara Timur, menyimpan jejak sejarah yang sangat penting bagi perjalanan bangsa Indonesia. Salah satu situs bersejarah yang wajib dikunjungi di sini adalah Serambi Bung Karno, yang terletak di kompleks Biara Santo Yosef Katedral Ende. Tempat ini mengabadikan kisah perjuangan dan persahabatan Bung Karno dengan dua tokoh misionaris asal Belanda, Pater Geradus Huijtink, SVD, dan Pater Dr. Johannes Bouma, SVD, saat ia dibuang ke Ende oleh pemerintah kolonial Belanda pada tahun 1934 hingga 1938.

Sejarah Singkat

Serambi Bung Karno diresmikan pada tanggal 14 Januari 2019, bertepatan dengan 85 tahun kedatangan pertama Bung Karno di Ende. Pada masa pengasingannya, Bung Karno sering mengunjungi Biara Santo Yosef, tempat ia berinteraksi dan berdiskusi dengan para pastor Belanda. Di tempat inilah, ia menghabiskan waktu untuk membaca buku-buku dan menulis naskah-naskah sandiwara yang kelak menjadi bagian dari perjuangannya dalam merumuskan visi Indonesia yang merdeka.

Serambi Soekarno

Serambi ini bukan hanya sekadar tempat bersejarah, tetapi juga menjadi pusat pembelajaran tentang sejarah perjuangan Bung Karno. Di dalamnya terdapat berbagai koleksi buku sejarah, patung Bung Karno, serta lukisan yang menggambarkan kedekatannya dengan Pater Huijtink dan Pater Bouma. Keberadaan Serambi Bung Karno ini diharapkan dapat menginspirasi generasi muda untuk lebih mengenal sejarah bangsa, khususnya perjuangan Bung Karno dalam merumuskan dasar negara Indonesia, yang kelak dikenal dengan nama Pancasila.

ruang baca

Bung Karno tidak hanya menghabiskan waktu dengan membaca dan menulis, tetapi juga sering terlibat dalam diskusi intelektual dengan kedua pastor yang menjadi sahabatnya. Pater Huijtink dan Pater Bouma sangat mendukung cita-cita Bung Karno, bahkan memberikan fasilitas seperti perpustakaan dan ruang untuk latihan pementasan tonil yang dikreasinya. Salah satu topik utama yang dibahas adalah tentang keberagaman Indonesia dan bagaimana membangun sebuah negara yang adil dan berkeadilan, dengan menyatukan berbagai suku, agama, dan budaya.

Ruang Buku

Hubungan persahabatan mereka sangat dekat. Pater Huijtink bahkan sering meminjamkan kunci ruang kerjanya kepada Bung Karno saat ia harus pergi, agar Bung Karno bisa melanjutkan membaca dan bekerja tanpa gangguan. Suatu kali, Pater Huijtink menyapa Bung Karno dengan panggilan “Tuan Presiden” meskipun saat itu Indonesia belum merdeka dan Bung Karno belum menjadi presiden. Kedekatan mereka semakin terasa ketika Pater Huijtink memprediksi bahwa Bung Karno suatu saat akan kembali ke Ende sebagai presiden. Prediksi ini terbukti benar pada tahun 1951, ketika Bung Karno kembali ke Ende sebagai Presiden Republik Indonesia. Serambi Bung Karno diresmikan dengan penuh haru pada 14 Januari 2019, oleh Pater Lukas Jua, SVD, Provinsial SVD.

Fasilitas 

Saat berkunjung ke Serambi Bung Karno, pengunjung akan disuguhkan dengan berbagai fasilitas yang memberikan wawasan lebih dalam mengenai perjalanan hidup Bung Karno. Salah satu bagian yang menarik adalah pojok baca yang berisi koleksi buku-buku sejarah perjuangan Bung Karno, yang bisa diakses oleh siapa saja, terutama anak-anak dan pelajar. Selain itu, ada patung Bung Karno yang sedang duduk, seolah tengah merenung tentang nasib bangsa. Di dinding, terpasang lukisan yang menggambarkan kedekatan Bung Karno dengan Pater Geradus Huijtink dan Pater Johannes Bouma, yang menjadi saksi bisu perjalanan intelektual Bung Karno selama masa pengasingan.

Soekarno lagi duduk

Tidak hanya itu, Serambi Bung Karno juga dilengkapi dengan ruangan yang dulunya digunakan sebagai perpustakaan oleh para biarawan, dan kini telah diubah menjadi ruang pamer yang menggambarkan kehidupan Bung Karno selama di Ende. Di sinilah ia menggali berbagai pemikiran untuk merumuskan ide-ide besar mengenai Indonesia yang merdeka, adil, dan makmur.

Akses Lokasi

Serambi Bung Karno terletak di Kompleks Biara Santo Yosef Kathedral Ende, tepatnya di Jalan Katedral No. 5, Kelurahan Potulando, Kecamatan Ende Selatan, Kabupaten Ende, Nusa Tenggara Timur. Lokasi ini sangat mudah dijangkau, berada di pusat kota Ende dan dekat dengan gereja katedral yang menjadi salah satu landmark penting di kota ini. Jika Anda berada di sekitar kota Ende, Anda bisa mengaksesnya dengan kendaraan umum atau taksi lokal. Sebaiknya, kunjungi tempat ini pada pagi atau siang hari untuk menikmati suasana yang lebih tenang dan menggali lebih banyak informasi tentang sejarah perjuangan Bung Karno.

Kordinat Lokasi

8°50'40.5"S 121°38'45.0"E

0 komentar :

Posting Komentar