Pura Tanah Lot

Pura Tanah Lot : Sejarah,Keindahan dan Spiritual

Berkunjung ke Bali tidak ada bosan-bosan nya, Bali yang disebut sebagai seribu Pura ini selalu memberikan tempat tersendiri kepada setiap wisatawan yang datang kesini untuk datang kembali lagi, meskipun destinasi kedatangan selanjutnya tetap sama. Beragam keindahan alam, keramahan penduduk, kearifan budaya lokal menyatu . salah satu detinasi wista yang selalu dikunjugi wisatawan apabila berkunjung ke Bali lagi yaitu Pantai Tanah Lot, dengan keindahan dan keunikan Pura Tanah Lot yang berdiri kokoh diatas batu karang raksasa. Setiap kunjungan ke tempat suci ini selalu membawa pengalaman baru dan memperkaya pemahaman tentang budaya Bali.

Pintu masuk

Pura Tanah Lot bukan hanya sekadar destinasi wisata, tetapi juga pusat kegiatan keagamaan yang penuh dengan nilai-nilai spiritual merupakan simbol dari keajaiban Bali yang tak pernah pudar. Dengan perpaduan arsitektur Pura yang khas, nilai- nilai spiritual yang mendalam dan keindahan alam dari matahari terbit hingga terbenam, perpaduan yang dihasilkan merupakan suatu kekayaan dari Pura Tanah Lot yang akan selalu dikenang dan takpernah pudar, sehingga akan ada rasa untuk kembali dan kembali lagi kesini.

Pura diatas karang

Pura Tanah Lot merupakan ikon pariwisata pulau Bali. Pura ini salah satu Pura yang penting bagi umat Hindu Bali. Pura Tanah lot dibangun di dua tempat yang berbeda, yang sering di, dan satunya lagi terletak di atas batu karang besar yang berada di lepas pantai Pada saat air laut pasang, pura akan terlihat berada di tengah laut. Satu Pura lagivterletak di atas bongkahan batu besar tebing yang menjorok ke laut mirip dengan tempat wisata Pura Luhur Uluwatu Bali. Tebing inilah yang menghubungkan pura dengan daratan. Serta bentuk tebing melengkung seperti jembatan.

Batu bolong

Menurut sejarahnya, pura-pura ini memiliki cerita legenda dan mitosnya masing-masing. Berdasarkan Legenda nya,Pada abad ke-15 ada Seorang Brahmana yang bernama Dang Hyang Nirartha, Beliau ini dikenal sebagai orang yang memiliki kekuatan gaib. Beliau datang ke Bali dengan tujuan menyebarkan ajaran Hindu, dan kedatangannya disambut baik oleh Raja Dalem Waturenggong yang memerintah saat itu. Dalam penyebaran agama hindu Dang Hyang Nirartha ingin membangun Pura untuk beribadah kepada dewa-dewa. Beliau menetapkan sitimpembangunan tiga Pura di Bali, dimana Pura yang di bangun di sebelah utara desa diperuntukkan untuk Dewa Brahma, di tengah desa untuk Dewa Wisnu, sedangkan Pura di sisi selatan untuk Dewa Siwa.

Batu karang

Dang Hyang Nirartha mendapatkan ilham untuk membangun Pura saat sedang berjalan-jalan di pinggir pantai selatan Bali. Setibanya di pantai desa Beraban, ia melihat sinar suci yang muncul dari arah laut. Sinar tersebut memandunya ke sebuah batu karang besar di tepi pantai yang dikenal dengan nama Gili Beo. Namun, Saat ingin melaksanakan niatnya membangun Pura di Gili Beo kehadirannya tidak disambut baik oleh Bendesa Beraban, pemimpin desa yang menentang ajaran Hindu.

Pura Tanah Lot

Di dalam perseteruannya dengan warga desa, Dang Hyang Nirartha memindahkan seluruh pulau batu ke laut dengan kekuatan spiritualnya. Akhirnya batu ini kemudian dikenal sebagai Tanah Lot, yang berarti "Tanah di Tengah Laut." Dengan peristiwa magis ini seluruh warga desa Beraban sangat terkejut dan kemudian bergabung untuk mengikuti apa yang Dang Hyang Nirartha yakini, Bendesa Beraban dan seluruh desanya memeluk agama Hindu.

Pewaregan paraluhur

Pura Tanah Lot merupakan bagian dari Pura Kahyangan Jagat di Bali, ditujukan sebagai tempat memuja dewa penjaga laut. Untuk melindungi tempat suci ini, Dang Hyang Nirartha menciptakan ular berbisa berkat kekuatan selendangnya. Ular laut ini diyakini hidup di dasar Tanah Lot, untuk menjaga kuil dari para pengganggu jahat.

Jalan menuju pantai

Ketika Dang Hyang Nirartha meninggalkan desa Beraban, ia memberikan keris kepada para pemimpin Beraban. Keris Ki Batu Gajah diyakini memiliki kemampuan untuk mengusir hama dari tanaman. Keris ini disimpan di Pura Pekendungan yang sebelumnya di simpan di Puri Kediri. Waktu terbaik untuk mengunjungi Tanah Lot adalah saat Hari Odalan, yang dirayakan setiap 210 hari sekali. Karena pada hari Odalan, keris Ki Batu Gajah selalu dihadirkan dalam upacara.

Memasuki kawasan tanah lot

Pura Batu Bolong atau batu berlubang adalah pura laut luar biasa yang dibangun diatas tebing batu yang menjorok. Pura ini dianggap sebagai kembaran dan satu kesatuan dengan Pura Tanah Lot, sebab terdapat banyak relief Pura yang serupa. Mengingat pujawali di Tanah Lot berbarengan pula dengan pujawali Pura Batu Bolong, yakni setiap Budda Wage/Cemeng Langkir. “. 

Pura diatas tebing

Pura yang memiliki panorama indah ini, sekaligus menjadi tempat pemujaan Sang Hyang Baruna. ada tujuh buah palinggih yang berdiri kokoh di dalam Pura ini yaitu Palinggih utama yaitu Palinggih Sang Hyang Baruna. Kemudian ada Palinggih Saren Kaja Pasimpangan Gunung Agung, Palinggih Sanggar Agung. Ada juga Palinggih Mekel Pasimpangan Dalem Ped, Palinggih Sanggar Agung, Palinggih Pangayatan Ratu Niang Segara, dan Palinggih Pancer. Banyak ritual dan upacara penting Bali yang diadakan di lokasi yang menakjubkan ini.

Akses Lokasi

Alamat pura berada di Desa Beraban, Kecamatan Kediri, Kabupaten Tabanan. Jaraknya sekitar 13 km ke arah barat kota Tabanan. Dari bandara udara Ngurah Rai, menuju lokasi pura dapat ditempuh dalam waktu kurang lebih 1 jam 30 menit dengan kondisi jalan yang normal dan lancar.

Pantai batu bolong

Perjalanan dimulai dari area Bandar Udara Ngurah Rai, ditempuh dengan mobil pribadi atau kendaraan bermotor sejauh 27 km. Apabila menggunakan kendaraan pribadi Ambil jalur dari Jl. Airport Ngurah Rai ke Jl. By Pass Ngurah Rai Lanjut di Jl. By Pass Ngurah Rai. Kemudian ambil Jl. Sunset Road - Jl. Raya Canggu - Jl. By Pass Tanah Lot dan Jl. Raya Tanah Lot di Beraban Lanjutkan di Jl. Raya Tanah Lot dan tak jauh lokasi ada di sebelah kiri.

Kordinat Lokasi

8°37'16.3"S 115°05'12.5"E

0 komentar :

Posting Komentar