Maha Vihara Maitreya Medan

 Indahnya Toleransi di Maha Vihara Maitreya Medan 


Vihara menjadi pusat berkumpulnya umat Buddha dari berbagai latar belakang. Vihara bukan hanya sekadar tempat ibadah, tetapi juga pusat pendidikan, sosial, dan budaya bagi umat Buddha di Indonesia. Maha Vihara Maitreya adalah salah satu vihara Buddha terbesar di Indonesia yang terletak di Medan, Sumatera Utara. Vihara ini dikenal sebagai pusat kegiatan keagamaan dan budaya bagi komunitas Buddha di wilayah tersebut. Maha Vihara Maitreya ini memiliki tujuan untuk menyebarkan ajaran Buddha dan mempromosikan kedamaian serta kerukunan antarumat beragama lain demi terciptanya kerukunan antarumat Dengan berbagai aktivitas yang dilakukan, vihara ini terus berkontribusi dalam pengembangan spiritual dan sosial masyarakat di sekitarnya.


Maha Vihara Maitreya

Sejarah

Maha Vihara Maitreya adalah salah satu vihara terbesar dan terpenting bagi umat Buddha di Medan, Sumatera Utara. Maha Vihara Maitreya di Medan dimulai pada tahun 1957 ketika seorang biksu Buddha bernama Sesepuh Prajnamitra mendirikan kuil Buddha pertama, Vihara Kshanti Maitreya, di Medan. Selama beberapa dekade berikutnya, Prajnamitra mengembangkan beberapa kuil lainnya di kota ini. Maha Vihara Maitreya didirikan sejak tahun 1991 di tanah seluas 4,5 hektar yang berada di komplek Cemara Asri, Jalan Boulevard Utara, Medan. Meski didirikannya sudah lama, tetapi baru diresmikan pada pada 21 Agustus 2008.. vihara ini dirancang untuk menjadi pusat kegiatan keagamaan dan sosial bagi komunitas Buddha di Indonesia. Nama Maha Maitreya dalam vihara diambil dari nama Buddha "Maitreya" yang berasal dari Bahasa Sansekerta yaitu ‘metta’ yang memiliki arti cinta kasih. Bodhisattvayang ditinggikan karena ajarannya tentang cinta kasih semesta kepada umat Buddha yang diharapkan akan datang kembali ke dunia untuk membawa kedamaian dan kebahagiaan.

Pintu utama

Maha Vihara Maitreya juga mempunyai sebutan lain yaitu Vihara Cemara Asri. Penyebutan nama lain tersebut dikarenakan lokasinya yang berada di Kompleks Cemara Asri.  Vihara ini disebut sebagai Maha Vihara karena dibangun di atas tanah seluas 4,5 hektare.

Arsitektur 

Maha Vihara Maitreya memiliki arsitektur yang megah dan modern, menggabungkan elemen tradisional Buddha dengan desain kontemporer. Maha Vihara Maitreya terbagi ke dalam tiga Gedung utama yaitu Baktisala Umum, Baktisala Mitreya, dan balai pertemuan.  


Ruang puja bakti

Baktisala umum merupakan tempat untuk melakukan ritual pemujaan Buddha Sakyamumi, Bodhisatva Avalokitervara dan Bodhisatva Satyakalama. Bangunan kedua, Baktisala Maitreya, terdapat Baktisala Patriat Suci dan juga ruang khusus yang bisa digunakan untuk resepsi pernikahan. Kemudian, bangunan ketiga adalah balai pertemuan. 

Buddha
Relief naga yang terdapat pada Maha Vihara Maitreya tidak berwarna melambangkan suatu kedamaian dan ketenangan dalam mempelajari ajaran Tri-Dharma. Selain itu naga berwarna putih yang menggambarkan suatu simbol kesucian, keberuntungan dan kemakmuran. Warna biru pada air merupakan suatu ajaran Tao, yaitu manusia selalu harus seperti air yang mengikuti roda kehidupan. Posisi naga yang melingkar pada tiang merupakan perlambangan sebagai dewa penjaga dan pemerhati manusia di dalam kehidupan. Naga merupakan suatu simbol dari kekuatan yang dapat memberikan kebaikan dan keberuntungan bagi umat manusia.

Ciri khas dari Maha Vihara Maitreya adalah patung-patung Buddha relief-relief yang kental dengan budaya Tionghoa, khususnya releief bentuk naga yang berukuran besar. Naga merupakan salah satu syarat pada bangunanbangunan suci, salah satunya adalah Vihara, karena naga merupakan perwujudan kaisar yang hadir di dalam bangunan-bangunan suci.

Bangunan utama dihiasi dengan berbagai patung dan relief yang menggambarkan ajaran Buddha. Di sisi kiri dari vihara ada sebuah patung Dewi Kuan Iim dengan air kolam berisi ikan koi yang dipercaya dapat membawa keberuntungan. 
Selain itu, ada dua buah patung naga yang berhadapan mengarah ke patung Dewi Kuan Yim.

Selain itu, terdapat juga taman-taman yang indah di sekitar vihara, menciptakan suasana tenang dan damai Ini membuat suasana beribadah menjadi lebih khusyuk bagi para pengunjung.

Ukiran naga di pilar

Fasilitas

Maha Vihara Maitreya buka setiap hari dengan jam operasional utama pukul 06.00 – 20.00 WIB. Namun demi menjaga suasana khusyuk sebagai tempat ibadah, pengunjung disarankan datang pada jam-jam tersebut.

Ramai pengunung

Maha Vihara Maitreya tidak memungut biaya tiket masuk. Pengunjung dapat berkunjung secara gratis namun tetap menjaga ketenangan sebagai bentuk penghormatan kepada pemeluk agama Buddha yang sedang mengadakan ibadah di vihara ini.

Akses Lokasi

Dari pusat kota ambil jalan ke Jl. Rambutan - Jl. Sikambing - Jl. H. Adam Malik - Jl. KL Yos Sudarso - Jl. Pertempuran - Jl. Cemara - Jl. Cemara Asri Boulevard Raya - Jl. Kelapa - Jl. Cassia 2 - Maha Vihara Maitreya.

Kordinat Lokasi

3°38'17.4"N 98°42'05.1"E

Pusat Bantuan . Persyaratan Layanan . Privasi Kebijakan Konten

0 komentar :

Posting Komentar