Candi Sambisari

Candi Sambisari, Candi terbenam dari jaman Mataram Kuno



Kawasan Yogyakarta Merupakan surga nya candi-candi peninggalan kerajaan Mataram Kuno. Di Kawasan ini candi-candi yang dibangun sebagai tempat pemujaan, tempat peristirahatan maupun sebagai simbol kekuasaan raja yang memerintah. pada mulanya desa Sambisari merupakan sebuah lumbung pertanian, belum pernah ada ditemukan peradaban jaman kerajaan Mataram kuno. saat candi-candi besar nan gagah yang berada di sekitar kaki Gunung Merapi ditemukan dan dilakukan ekskavasi, Candi Sambisari masih tertanam di dalam tanah, Candi yang dulunya gagah ini tertanam disaat pada Masa Gunung Merapi erupsi yang memuntahkan material vulkaniknya ke seluruh penjuru, memporak-porandakan kehidupan dan mengubur Candi-Candi disekitar Merapi, termasuk Candi Sambisari. beratus-ratus tahun lamanya Candi Sambisari terkubur oleh timbunan tanah vulkanik menutup kisah dan sejarah keberadaan candi sambisari ini. hingga pada suatu saat Candi ini ditemukan pada tahun 1966 oleh seorang petani di Desa Sambisari bernama Karyowinangun yang menemukan salah satu bagian candi tersebut. dan pada tahun 1986 dilakukan pemugaran dan ekskavasi oleh Dinas Purbakala. Nama Candi Sambisari ini diambil dari nama dusun Candi tersebut ditemukan.

Sejarah


Candi Sambisari adalah Candi Hindu yang merupakan peninggalan kerajaan Mataram Kuno. Candi ini berada di Dusun Sambisari Desa Purwomartani, Kalasan, Sleman, Yogyakarta. Candi yang berjarak kira-kira 12 Km disebelah timur kota Yogyakarta dan kira-kira 4 Km ke arah solo sebelum kompleks Candi Prambanan.


Candi Sambisari
Papan Informasi Candi

Sejarah mengenai kapan pembangunan Candi Sambisari ini belum diketahui secara pasti. Belum ada prasasti maupun bukti-bukti yang menjelaskan dan mendukung secara langsung tentang pembangunan Candi Sambisari ini. maka para peneliti saat menentukan tahun pembangunan Candi Sambisari ini memasukkan dari berbagai segi penilaian antara lain: Segi Arsitektur, Segi Batu isian candi, Segi persebaran agama. apabila ditinjau dari segi arsitektur, candi Sambisari digolongkan ke dalam candi dari abad ke 8. Sedangkan berdasarkan batu isian yang digunakan pada candi Sambisari yaitu, batu padas, maka masa pendiriannya semasa dengan candi Prambanan, Plaosan, dan Sojiwan sekitar abad ke-9 sampai dengan abab ke-10 M. Komplek candi terdiri dari 1 buah candi induk dan 3 buah candi pendukungnya. Terdapat juga 8 buah lingga patok yang tersebar sesuai penjuru arah mata angin. Jenis batu padas ini banyak terdapat di bukit ratu Boko di Prambanan. Di tempat tersebut nampak bekas-bekas penggalian batu padas pada masa dulu. dan berdasarkan penilaian itu Bangunan Candi sari termasuk dalam bangunan pertama atau kedua abad ke-9 M (812-838 M). Pendapat tersebut didukung dengan adanya penemuan sekeping daun emas bertulisan, karena berdasarkan tafsiran paleografis, Boechori bahwa tulisan itu berjalan dari sekitar permulaan abad ke-9 M.


Kondisi 


Lokasi Bangunan Candi Sambisari ini termasuk Unik, Candi Sambisari ini terletak sekitar 6,5 meter dibawah permukaan tanah disekitar lokasi objek wisata ini. oleh karena itu candi ini tidak tampak dari kejauhan. dahulu permukaan tanah daerah di sekeliling candi tidak lebih tinggi dari lahan datar tempat Candi Sambisari berada, namun tanah pasir dan bebatuan yang terbawa oleh letusan Gunung Merapi pada tahun 1006 telah menimbun daerah itu. Akibatnya, Candi Sambisari ikut terbenam dalam timbunan, sehingga saat ini posisinya menjadi lebih rendah dari permukaan tanah di sekelilingnya. setiap pengunjung yang hendak masuk kedalam kompleks Candi Sambisari harus berjalan menuruni puluhan anak tangga yang berbatu.


Candi Sambisari
Candi Sambisari

Secara kasat mata Kompleks Candi sambisari dikelilingi oleh dua lapis pagar. Halaman luar seluas 50 x 48 m dikelilingi pagar batu rendah, sedangkan halaman dalam dikelilingi pagar batu setebal sekitar 50 cm dengan tinggi sekitar 2 m. Di masing-masing sisi terdapat pintu masuk tanpa gapura atau hiasan lain. Candi Sambisari terdiri atas satu candi utama dan tiga candi perwara. Candi utama yang menghadap ke barat kondisinya relatif utuh, sedang ketiga candi perwara yang letaknya berhadapan dengan candi utama saat ini hanya baturnya yang tersisa. Masing-masing candi perwara berdenah dasar bujur sangkar seluas 4,8 m2.

Candi Sambisari
Pagar Candi Sambisari
Kompleks Candi Sambisari ini mempunyai candi utama didampingi oleh tiga candi perwara (pendamping).Tinggi dari candi utama sampai ke puncaknya mencapai 7,5 m. Tubuh candi berdiri di atas batur yang berdenah dasar bujur sangkar seluas 13,65 m2 dengan tinggi sekitar 2 m. Kaki candi polos tanpa hiasan, namun bagian luar dinding langkan dihiasi seretan pahatan bermotif bunga dan sulur-suluran yang sangat halus pahatannya.Tubuh candi juga berdenah dasar bujur sangkar dengan luas 5 m2. Selisih luas batur dengan tubuh candi membentuk selasar yang dilengkapi langkan setinggi sekitar 1,2 m. 

Candi Sambisari
Ukiran Candi
Tangga menuju ke selasar terletak di depan pintu, yaitu di sisi barat. Tangga ini dilengkapi dengan pipi yang dihiasi pahatan sepasang kepala naga dengan mulut menganga. Batu di bawah masing-masing kepala naga dihiasi pahatan berupa Gana dalam posisi berjongkok dengan kedua tangan diangkat ke atas, seolah-olah menyangga kepala naga di atasnya. Gana, atau sering juga disebut Syiwaduta, adalah makhluk kecil pengiring Syiwa. Pahatan Gana juga terdapat di pintu masuk candi-candi besar di kompleks Candi Prambanan.

Candi Sambisari
Tangga menuju selasar
Di puncak tangga terdapat gerbang paduraksa dengan bingkai dihiasi pahatan motif kertas tempel. Kaki bingkai dihiasi pahatan kepala naga menghadap ke luar dengan mulut menganga. Hiasan yang sama juga terdapat di pintu masuk ke ruangan dalam, namun di ambang pintu ruangan terdapat pahatan Kalamakara tanpa rahang bawah.

Candi Sambisari
Kalamakara
Pada bagian luar dinding bangunan utama terdapat relung yang berisi Arca Durga Mahisasuramardini (di sebelah utara), Durga juga digambarkan sebagai dewi bertangan delapan dalam posisi berdiri di atas Lembu Nandi. Satu tangan kanannya dalam posisi bertelekan pada sebuah gada, sedangkan ketiga tangan lainnya masing-masing memegang anak panah, pedang dan cakram. Satu tangan kirinya memegang kepala Asura, sedangkan ketiga tangan lainnya memegang busur, perisai dan bunga. Durga di Candi Sambisari digambarkan dalam posisi berlutut. Durga di Candi Sambisari juga digambarkan lebih sensual, dilihat dari posisi berdirinya, kain penutup pinggul yang pendek sehingga memperlihatkan pahanya, payudara yang lebih menonjol, serta senyum yang menghiasi bibirnya.

Candi Sambisari
Arca Durga
Arca Ganesha (sebelah timur),Ganesha digambarkan dalam posisi bersila di atas padmasana (singgasana bunga teratai) dengan kedua telapak kaki saling bertemu. Perbedaannya ialah telapak tangan kanan arca ini menumpang di lutut dalam posisi tengadah, sementara telapak tangan kiri menyangga sebuah mangkok. Ujung belalai seolah menghisap sesuatu dari dalam mangkok. Arca Agastya atau Syiwa Mahaguru (sebelah selatan). Syiwa yang digambarkan sebagai sosok pria bertangan dua dan berjenggot sedang berdiri di atas padma. Di sebelah kanannya terdapat sebuah trisula, tombak bermata tiga yang merupakan senjata Syiwa. Arca ini mirip dengan Arca Syiwa Mahaguru yang terdapat di relung selatan Candi Syiwa di Kompleks Candi Prambanan, hanya saja tubuhnya lebih ramping.

Candi Sambisari
Arca Ganesha
Di dalam bilik utama candi induk berukuran sekitar 4,8 m2 Di candi Sambisari, bilik candi tidak ditempati arca Siwa Mahadewa, tetapi dalam aspek lain yaitu, Lingga dan Yoni. Lingga adalah perwujudan dari Dewa Siwa. Kesatuan, lingga dan yoni merupakan lambang persatuan Siwa dan Çakti-nya. Selain itu juga sebagai lambang kesuburan. Ukuran lingga dan yoni ini cukup besar. Lingga terbuat dari batu berwarna putih, sedangkan yoni di tengah lingga terbuat dari batu berwarna hitam yang sangat keras dan mengkilap. Di sepanjang tepi lingga terdapat alur untuk menampung air persembahan yang dialirkan ke cucuran berhiaskan kepala ular. Keberadaan lingga dan yoni ini menegaskan bahwa candi ini dipakai sebagai pemujaan Dewa Syiwa.

Candi Sambisari
Lingga dan Yoni di Bilik utama
Selain Candi Sambisari, jangan lupa juga untuk mengunjungi museum mini yang berisikan informasi mengenai sejarah penemuan hingga eskavasi dari Candi Sambisari tersebut. Didalam museum ini juga kita dapat menemukan berbagai informasi tentang bebatuan, arca-arca dan juga berbagai foto yang menggambarkan tentang kondisi candi sebelum ditemukan yang berupa areal persawahan dan ada juga foto tentang proses eskavasi Candi Sambisari.


Candi Sambisari
Ukiran Yoni

Akses Lokasi


Apabila para pengunjung yang berangkat Dari Kota Yogyakarta candi ini berjarak sekitar 12 km arah timur. Untuk mencapai Candi Sambisari anda bisa menyusuri Jalan Raya Jogja – Solo. Sesampainya pertigaan Bandara Adi Sutjipto anda masih harus lurus terus. Begitu menjumpai pertigaan dengan penanda Gedung Balai Diklat Keuangan Yogyakarta silahkan belok kiri menuju utara. Tak sampai 10 menit anda akan tiba di Candi Sambisari yang terletak di area perkampungan warga.


Candi Sambisari
Candi Sambisari

Dengan transportasi umum : mengambil rute bus Yogya -Solo dari Janti dan berhenti di Jalan Yogya-Solo Km 10 . Dari sana , Anda dapat melanjutkan dengan ojek maupun taksi.

Kordinat Lokasi

7°45'44.7"S 110°26'49.3"E

1 komentar :

Unknown mengatakan...

tempatnya nyaman dan bagus,recommended untuk rekreasi bagi keluarga, maupun bersama pasangan anda Rental Mobil Jogja

Posting Komentar