Candi Panataran

Menapaki jejak sejarah di Blitar


Candi Penataran atau Candi Panataran atau nama aslinya adalah Candi Palah adalah sebuah gugusan candi berlatar belakang Hindu yang dari prasasti yang tersimpan di bagian candi diperkirakan candi ini dibangun pada masa Raja Srengga yang bergelar Sri Maharaja Sri Sarweqwara Triwikramawataranindita Çrengalancana Digwijayottungadewa dari Kerajaan Kadiri sekitar tahun1200 Masehi dan berlanjut digunakan sampai masa pemerintahan Wikramawardhana, Raja Kerajaan Majapahit sekitar tahun 1415. terletak di Desa Penataran, Kecamatan Nglegok, Kabupaten Blitar, Jawa Timur. Candi termegah dan terluas di Jawa Timur ini terletak di lereng barat daya Gunung Kelud, di sebelah utara Blitar, pada ketinggian 450 meter di atas permukaan laut. menempati lahan seluas 12.946 m2.

Candi Panataran
Halaman Candi Penataran

Dalam kitab Desawarnana atau Nagarakretagama yang ditulis pada tahun 1365, Candi ini disebut sebagai bangunan suci "Palah" yang dikunjungi Raja Hayam Wuruk dalam perjalanan kerajaan bertamasya keliling Jawa Timur. Gugus candi Panataran ditemukan kembali pada tahun 1815 oleh Sir Thomas Stamford Raffles (1781 – 1826), Letnan Gubernur Jenderal pemerintah kolonial Inggris yang berkuasa di Nusantara pada waktu itu. Bersama Dr. Horsfield seorang ahli ilmu alam, Raffles mengadakan kunjungan ke Candi Panataran. Setelah diketemukan kembali oleh Raffles, para peneliti mulai berdatangan untuk melakukan penyelidikan dan pencatatan benda purbakala di kawasan Panataran. Pada tahun 1867, Andre de la Porte bersama J. Knebel juga mengadakan penelitian terhadap kawasan candi Panataran. Hasil penelitiannya diterbitkan pada tahun 1900 dengan judul “De ruines van Panataran”.
 
Candi Panataran
Candi Angka Tahun

Dalam kitab Negarakertagama, Candi Penataran disebut dengan nama Candi Palah. Diceritakan bahwa Raja Hayam Wuruk (1350 - 1389 M) dari Majapahit sering mengunjungi Palah untuk memuja Hyang Acalapati, atau yang dikenal sebagai Girindra (berarti raja gunung) dalam kepercayaan Syiwa. Oleh karena itu, jelas bahwa Candi Palah sengaja dibangun di kawasan dengan latar belakang Gunung Kelud, karena memang dimaksudkan sebagai tempat untuk memuja gunung. Pemujaan terhadap Gunung Kelud bertujuan untuk menangkal bahaya dan menghindarkan diri dari petaka yang dapat ditimbulkan oleh gunung tersebut. 

Candi Panataran
Candi Angka Tahun

Berdasarkan tulisan pada sebuah batu yang terletak sisi selatan bangunan utamanya, diduga bahwa Candi Palah dibangun pada awal abad 12 M, atas perintah Raja Srengga dari Kediri. Walaupun demikian, Candi Panataran terus mengalami pengembangan dan perbaikan sampai dengan, bahkan sesudah, masa pemerintahan Raja Hayam Wuruk. Dugaan ini didasarkan pada berbagai angka tahun yang tertulis pada berbagai tempat di candi ini yang berkisar antara tahun 1197 sampai tahun 1454 M. Seluruh areal Panataran, kecuali halaman yang berada di bagian tenggara, terbagi oleh dua jalur dinding yang melintang dari utara ke selatan menjadi tiga bagian.

 Halaman I

Pada Halaman I ini dimulai dari gerbang masuk ke areal Candi yang terletak di sisi barat Dari pintu masuk terdapat tangga turun ke pelataran seluas sekitar 6 m2. Di pelataran ini terdapat dua buah arca raksasa penjaga pintu (dwarapala), Pada tatakan arca tertera tulisan tahun 1242 Saka (1320 M.).di antara kedua arca Dwarapala tersebut, terdapat tangga naik menuju ke pelataran depan. Di puncak tangga masih terdapat sisa-sisa pintu gerbang dari bahan batu bata merah. Pintu gerbang ini masih disebut-sebut oleh Jonathan Rigg dalam kunjungannya ke Candi Panataran pada tahun 1848. 

Candi Panataran
Arca Dwarapala

Dalam halaman ini terdapat enam buah bangunan. 2 buah diantaranya tidak dapat dikenali lagi bentuk aslinya. Salah satu bangunan yang penting adalah Bale Agung, yang terletak di sisi barat-laut pelataran depan, agak menjorok ke barat (ke depan). Bale Agung, menurut N.J.Krom, dipergunakan untuk tempat musyawarah para pendeta atau penanda, seperti pura di Bali.  Tempat Tinggal Pendeta. Bangunan yang letaknya di sisi utara, sejajar dengan Bale Agung, ini diperkirakan dahulu digunakan sebagai tempat tinggal pendeta. Seluruh bangunan sudah hancur, sehingga hanya tinggal tatanan umpak yang tersisa. Bangunan ini disebut juga Batur Pendapa. Letaknya di sebelah tenggara BaleAgung, tepat di belakang tempat tinggal para pendeta. Sebagaimana halnya dengan Bale Agung, yang masih tersisa saat ini hanyalah lantai bangunan yang terbuat dari batu, seluas 29,05 X 9,22 m2 dengan tinggi 1,5 m. Sekeliling dinding lantai dihiasi dengan relief cerita-cerita. Diduga bangunan Batur Pendapa ini dahulu berfungsi sebagai tempat untuk meletakkan sesajian dalam upacara keagamaan. 

Candi Panataran
Bale Agung

Di sisi Kiri menjorok ke luar terdapat sebuah batur besar yang biasa disebut Bale Agung terdapat lantai/batur rendah terbuat dari batu andesit. Berdenah bujur sangkar dengan ukuran 8 m x 8 m, dibagian atasnya terdapat umpak/menara. Di belakang lantai/batur rendah ini terdapat batur pendopo dengan denah empat persegi berukuran 28m x 10m dan tinggi 1,5 m. membujur Utara-selatan. Di sebelah selatan batur pendopo terdapat jalan setapak yang menghubungkan halaman I dengan Halaman II. Di seberang jalan setapak ada 3 miniatur candi dari bahan batu andesit berukuran 1m x 1m. DI belakang batur pendopo ada sebuah lantai/batur rendah berukuran 5m x 5m berdenah empat persegi dan berbahan batu andesit. Di atas lantai/batur rendah terdapat umpak-umpak. Di belakang sudut selatan lantai/batur rendah ini terdapat Candi angka tahun. Bangunan Candi berangka tahun 1291 Saka/1369 Masehi ini berdenah segi empat , berbahan baku andesit dan berukuran 6,5 m x 5m dengan tinggi 9,5 m. disebelah utara Candi Angka Tahun terdapat lantai/batur rendah dengan denah segi empat berukuran 7,5 m x 4,5 m. diatasnya ditemukan Halaman 2 

Candi Panataran
Batur Pendopo berlatar Candi Angka Tahun

Susunan Candi Panataran memang menarik karena letak bangunan yang satu dengan yang lainnya berhadap-hadapan, berjajar dari depan ke belakang, sehingga sepintas kelihatan agak membingungkan. Susunan bangunan semacam ini mirip dengan susunan pura di Bali. Dalam susunan seperti ini, bangunan yang paling suci terletak di pelataran paling dalam atau paling belakang, yaitu yang paling dekat dengan gunung.

Halaman II

Tampaknya dulu halaman I dan halaman II dihubungkan dengan sebuah gapura yang terletak di sebelah Selatan Candi Angka Tahun. Halaman II ini dulunya dibagi dua oleh tembok yang membujur arah Timur Barat. Di ruang sebelah Utara, tepatnya sudut Utara gapura halaman II terdapat sebuah Batur dengan denah segi empat berbahan batu andesit dengan ukuran 13m x 4m membujur Utara Selatan. 

Candi Panataran
Ukiran di batur Bale

Di belakang Batur ini terapat Candi Naga dengan denah segi empat berbahan batu andesit dan berukuran 9m x 6,5m dengan tinggi 4,5m 

Candi Panataran
Candi Naga

Di sebelah Utara Candi Naga terapat sebuah batur berbahan batu andesit dengan denah bujur sangkar berukuran 2m x 2m. di Utaranya masih ada sebuah batur lagi yang sama, tetapi pada sisi selatan denah menonjol ke luar dengan ukuran 4m x 4m. di bawahnya terdapat lapik arca dan sebuah arca yang belum selesai. 

Candi Panataran
Batur Halaman II

Di selatan Candi naga terdapat sebuah lantai/batur rendah berdenah bujur sangkar berbahan batu andesit dan berukuran 3m x 3m. Di sebelah selatan lantai ini terdapat jalan setapak yang menghubungkan halaman II dengan Halaman III.

Candi Panataran
Jalan Setapak menuju Halaman III

Di sebelah selatan jalan setapak terdapat pula lantai/batur rendah berdenah bujur sangkar, berukuran 3m x 3m, dan berbahan batu andesit

Halaman III

Candi Utama (Induk). Candi Induk merupakan bangunan yang terbesar di antara seluruh bangunan Panataran. Lokasi bangunan terletak di pelataran paling belakang (timur), yang dianggap sebagai bagian yang suci. Bangunan candi terdiri atas tiga teras bersusun dengan tinggi seluruhnya 7,19 m.

Candi Panataran
Candi Induk

Teras pertama berbentuk empat persegi dengan diameter 30,06 meter untuk arah timur barat. Di pertengahan keempat sisinya terdapat bagian yang menjorok keluar sekitar 3 m. Untuk naik ke teras pertama, terdapat dua buah tangga di kiri dan kanan sisi barat. Pada masing-masing sisi kedua tangga terdapat arca dwarapala yang pada tatakannya terpahat angka tahun 1269 Saka (1347 M). Sepanjang dinding teras pertama dipenuhi pahatan relief cerita.

Candi Panataran
Pahatan relief di Candi Induk

Teras kedua berukuran lebih kecil dibandingkan dengan teras pertama, karena pada bagian yang menjorok keluar di teras pertama justru sedikit menjorok ke dalam di teras kedua. Perbedaan ukuran antara teras pertama dan teras kedua membentuk selasar di lantai teras pertama, yang memungkinkan orang berjalan mengelilingi bangunan sambil menyaksikan adegan-adegan yang digambarkan dalam relief cerita yang terpahat di sepanjang dinding. Pada dinding di teras pertama dan kedua berjajar panil pahatan cerita Ramayana dan dan Krisnayana diselingi dengan hiasan motif medalion.

Candi Panataran
Pahatan Medalion

Pada teras kedua terdapat sebuah tangga naik yang letaknya hampir di pertengahan dinding. Tangga naik ini bersambung dengan tangga yang berada di teras ketiga. Teras ketiga berbentuk hampir bujur sangkar. Dindingnya berpahatkan naga bersayap dengan kepala yang sedikit mendongak ke depan dan singa bersayap dengan kaki belakang dalam posisi berjongkok sedangkan kaki depannya terangkat ke atas. Pahatan-pahatan pada dinding teras ketiga ini selain untuk mengisi bidang yang kosong juga berfungsi sebagai pilar bangunan.
 
Candi Panataran
Tangga menuju Lantai 3

Teras ketiga merupakan emperan kosong. Di tempat itu seharusnya berdiri tubuh candi yang sampai saat ini belum berhasil dikembalikan ke wujud aslinya karena belum semua bagian bangunan berhasil ditemukan. Sebagian dari tubuh candi induk ini telah disusun dalam susunan percobaan di halaman candi
 
Candi Panataran
Lantai 3 di Candi Induk

Pada waktu dilakukan pembongkaran lantai teras ketiga, dalam rangka pemugaran, didapati bahwa bagian tengah lantai terbuat dari bata merah. Nampak jelas denah bangunan yang berbentuk persegi empat dengan bagian-bagian yang menjorok kedepan. Berdasarkan temuan tersebut, timbul dugaan bahwa bangunan asli Candi Panataran dibuat dari bata merah. Dalam kurun waktu berikutnya Panataran mengalami perluasan dengan cara menutupi bangunan aslinya menggunakan batu andesit. Perluasan itu diperkirakan terjadi pada zaman Majapahit.

Candi Panataran
Pahatan relief

Di selatan candi utama masih berdiri tegak sebuah batu prasasti. Menilik besarnya ukuran batu prasasti, para ahli menduga sejak semula batu tersebut memang terletak di tempat itu.

Candi Panataran
Prasasti Palah

Berangka tahun 1119 Saka (1197 M.), dibuat atas perintah Raja Srengga dari Kerajaan Kediri. Isi prasasti yang, antara lain, menyebutkan tentang peresmian sebuah tanah perdikan untuk kepentingan Sira Paduka Batara Palah, mendasari dugaan bahwa yang dimaksud dengan Palah tidak lain adalah Candi Panataran. Andaikata benar bahwa Palah adalah Candi Panataran, maka usia Candi Panataran sekurangnya telah mencapai 250 tahun dan pembangunan candi ini mengalami perjalanan panjang, yaitu dari tahun 1197, zaman kerajaan Kediri, sampai pada tahun 1454, zaman kerajaan Majapahit. Hampir semua bangunan yang dapat masih dapat disaksikan sekarang berasal dari masa pemerintahan raja-raja Majapahit. Barangkali bangunan-bangunan yang lebih tua (dari zaman Kediri) telah lama runtuh.

Akses Lokasi

Candi Penataran terletak di kecamatan Nglegok, di sebelah utara kota Blitar. Rute menuju Candi Penataran bisa berpatokan dari makam Bung Karno. Dari makam Bung Karno terus saja berkendara ke arah utara hingga mencapai kecamatan Nglegok. Ikuti saja terus jalan utama ke arah utara hingga akhirnya anda menemukan gapura kawasan wisata Penataran di desa Penataran. Setelah melalui gapura tersebut, anda akan belok kiri tepat dimana terdapat pos polisi disitu. Berkendara terus hingga ke dalam dan carilah tempat parkir yang dekat dengan pintu masuk utama kompleks Candi Penataran, agar anda tidak perlu berjalan lebih jauh lagi. Akses menuju Candi Penataran cukup mudah, karena kendaraan baik itu sepeda motor maupun mobil dapat masuk hingga ke depan kompleks Candi Penataran. 

 Kordinat Lokasi

8°00'59.5"S 112°12'35.3"E

1 komentar :

BELAJAR BAHASA mengatakan...

uraian menarik

Posting Komentar