Gua Maria Mojosongo Solo

Meresapi keheningan di tengah keriuhan kota


Hari itu sudah jam satu siang saat kami memasuki halaman parkiran Gua Maria Mojosongo, pada waktu itu merupakan perjalanan kami menyusuri beberapa Gua Maria di Jawa tengah khusunya di daerah Solo maupun Surakarta. suhu siang ini begitu panas dan cahaya matahari sangat menyengat, untung saja kami sudah memasuki pemberhentian Gua Maria selanjutnya (yang terakhir) dalam rangkaina peziarahan kami hari ini. sebelumnya kami mengadakan peziarahan di Gua Maria Penadaran (lihat disini), Gua Maria Ngrawoh (lihat disini), Gua Maria atau Taman Doa Alpha dan omega (lihat disini). meskipun cuaca panas diluar yang menyengat, tetapi saat kami memasuki pelataran Gua Maria ini, kesejukan dan kedamaian lah yang kami dapatkan. semilir angin yang menggoyangkan pepohonan rindang, sura burung yang bersahutan, dan ruangan pelataran doa yang nyaman menemani kami dalam berdevosi disini.

Sebelumnya kami sudah pernah berkunjung dan berdevosi ke Gua Maria Mojosongo ini, dan sudah pernah dibahas pada halaman sebelumnya (lihat disini). Gua maria yang terletak di daerah Debegan RT04/V Mojosongo solo ini pertama kali diberkati oleh Bapak uskup Agung Semarang Mgr. Julius Darmaatmadja pada tanggal 25 Desember 1983 sebagai sarana akan kerinduan umat dikota solo yang mendambakan Gua Maria dan tempat berkumpul untuk berdoa bersama.

Gua Maria Mojosongo Solo
Pintu Masuk menuju Gua Maria

Dari perjalanan waktu dan jaman nya, Gua Maria Mojosongo ini memiliki perkembangan dan pembangunan yang berjalan dengan baik, yang awal mulanya hanya berupa Gua Maria dan pelataran kecil, kemudian berkembang memiliki joglo permanen yang berfungsi sebagai tempat berteduh dan sebuah rute jalan salib yang mengelilingi Gua Maria ini.

Gua Maria Mojosongo Solo
Jalur jalan salib

sehingga pada tanggal 1 januari 2014 Gua Maria ini memiliki tampilan yang berbeda, Gua Maria ini memiliki bangunan utama yang disertyai ruang Devosi yang besar dan terbuka secara umum selama 24 jam setiap harinya. pada hari itu dilakukan peresmian dan pemberkatan kembali oleh uskup Agung Semarang Mgr. Yohanes Pujasumarta.

Gua Maria Mojosongo Solo
Gua Maria Mojosongo

Meskipun Gua Maria ini bisa dikatakan terletak ditengah kota yang padat akan aktivitas dan penduduk yang selalu sibuk dan aktivitas lalulalangnya, tapi saat anda memasuki Gua Maria ini anda akan mendapatkan suatu keadaan yang berbalik tidak sama dengan disekitarnya, anda akan menemukan kedamaaian dan suara kendaraan nyaris tidak terdengar. bahkan bebrapa warga sekitar yang biasaya sibuk akan aktivitasnya memberikan sedikit waktu untuk berdoa maupun berdevosi bahkan ada juga yang cuma duduk-duduk untuk beristirtahat sebentar dari aktivitasnya karena suhu dan cuaca panas diluar.

Gua Maria Mojosongo Solo
Pelataran Doa

Gua Maria Mojosongo Solo
Taman di Gua Maria

Banyak peziarah yang datang pada siang itu melakukan aktiviatsnya dimulai dengan jalan salib bersama keluarga maupun teman nya, rute Jalan Salib ini di mulai dari pintu utama dengan mengelilingi Gua maria yang setiap stasinya "mepet" tembok. dan membawa peziarah menuju halaman belakang Gua Maria.

Gua Maria Mojosongo Solo
Stasi Jalan Salib

Salib Millenium besar sudah menyambut para peziarah, apabila menyusuri jalur stasi jalan salib, dan tidak jauh dari Salib Millenium itu ada patung La-pietta. sempatkanlah anda untuk berdoa di stasi itu.

Gua Maria Mojosongo Solo
Salib Millenium

tidak begitu jauh dari La-pietta, ada sebuah ornamen atau bangunan yang berbentuk bulat menyerupai Hosti raksasa  yang bertuliskan " Akulah kebangkitan dan hidup, barangsiapa percaya kepadaKu ia akan hidup".


Gua Maria Mojosongo Solo
Akulah kebangkitan dan hidup

Tepat di bagian samping pelataran doa (gua maria) ada tulisan doa bapa kami yang berukuran besar yang tertulis rapi di dinding.

Gua Maria Mojosongo Solo
Doa Bapa Kami

Tidak begitu jauh dari tembok yang bertuliskan Doa bapa kami ada sebuah taman yang berukuran kecil yang menggambarkan Yesus yang sedang berdoa di taman Getsemane.

Gua Maria Mojosongo Solo
Yesus sedang berdoa

pada saat anda memasukli pelataran dioa atau ruang utama ada 7 buah pilar besar yang masing-masing pilar ada ukiran tempahan dari tembaga yang masing-masing pilar menandakan 7 sakramen dalam gereja katolik.

Gua Maria Mojosongo Solo
Pilar penyokong

Gua Maria ditahtakan tepat disamping dari altar, para peziarah dapat berdoa dan berdevosi kepada Bunda Maria yang bertahta disana, dan tersedia tempat unruk menyalakan lilin maupun tempat pembakaran ujub disana.

Gua Maria Mojosongo Solo
Bunda Maria

"Tidak bisakah kamu berjaga satu jam saja?" itulah kata-kata Yesus kepada muridnya untuk berjaga dan berdoa, dan itu jugalah merupakan sebuah simbol akan devosi kepada Sakramen Ekaristi. untuk ruang Devosi kepada Sakramen Maha Kudus, terletak dibelakang alatar misa di ruang utama, dengan menaiki beberapa anak tangga kita akanmenemuklan dua malaikat yang sedang menuiupkan terompet, dan tepat di bagian tenagah itulah pintu utama menuju ruang adorasi (lihat disini).

Gua Maria Mojosongo Solo
Ruang Adorasi

Akses menuju lokasi

Kalau anda menaiki kendaraan umum dan kalau anda dari arah barat turunlah di terminal Tirtonadi Solo. dari terminal anda bisa naik angkutan umum ke arah panggung, jebres atau perempatan RS dr Oen. dari kedua tempat ini lalu naik angkot menuju Gua Maria Mojosongo.
apabila anda yang menaiki kendaraan pribadi dapat menuju langsung ke Jalan Brigjen Katamso, nanti ada perempatan dan ada sebuah petunjuk jalan menuju Gua Maria yang berukuran besar berada diperempatan tersebut.

Gua Maria Mojosongo Solo
Mari beradorasi

Kordinat lokasi

7°32'45.6"S 110°50'23.5"E

  

0 komentar :

Posting Komentar