Candi Banyunibo, Situs budaya kuno tak lekang waktu
Candi Banyunibo merupakan kompleks percandian yang terletak di Dusun Cepit, Kelurahan Bokoharjo, Kecamatan Prambanan, Kabupaten Sleman, Yogyakarta.Terletak di dekat Candi Prambanan dan Candi Ratu Boko.Candi Banyunibo dibangun di dataran yang dikelilingi oleh perbukitan di sebelah Utara, timur, dan Selatan.
Candi Banyunibo diperkirakan dibangun pada abad ke-9 Masehi, pada masa pemerintahan kerajaan Syailendra. Meskipun tidak sebanyak candi-candi besar lainnya, seperti Borobudur atau Prambanan, candi ini memiliki nilai sejarah yang tinggi. Nama "Banyunibo" sendiri berasal dari bahasa Jawa yang berarti "air yang mengalir", mencerminkan lingkungan alam sekitar yang mempengaruhi pembangunannya.
Arsitektur
Candi Banyunibo memiliki desain arsitektur yang unik dan menarik. Candi ini dibangun dengan menggunakan batu andesit, yang merupakan material umum digunakan dalam pembangunan candi di Indonesia. Struktur utama candi berbentuk persegi dengan atap bertingkat, mirip dengan candi Hindu lainnya di Yogyakarta. Di bagian depan candi terdapat tangga menuju pintu masuk, yang dihiasi dengan relief-relief indah.
Candi Banyunibo |
Relief-relief yang terdapat di Candi Banyunibo menggambarkan berbagai tema, termasuk kehidupan sehari-hari masyarakat pada masa itu serta kisah-kisah mitologi Hindu-Buddha. Salah satu relief terkenal di candi ini adalah gambaran tentang dewa-dewi serta hewan-hewan mitologi.
Candi ini ditemukan kembali dalam keadaan runtuh pada bulan November 1940, selanjutnya dilakukan penelitian sampai tahun 1942 yang berhasil menyusun kembali bagian atap dan pintu candi. Sampai tahun 1962 berhasil menyelesaikan Soubasement, kaki candi , serta pagar sisi utara. pemugaran Candi Banyunibo dapat diselesaikan pada tahun 1978. Candi Banyunibo terdiri dari 1 buah bangunan induk dan 6 (enam) buah candi perwara yang terdiri dari 3 (tiga) buah Candi perwara selatan dan 3 (tiga) buah perwara timur.
Candi Induk
Candi induk Banyunibo menghadap ke arah Barat, pada bagian kiri dan kanan tangga terdapat pipi tangga yang terdapat pahatan tokoh-tokoh yang belum dapat diketahui identitasnya.
pada bagian ambang pintu masuk, terdapat hiasan kalamakara, sedangkan pada bagian ujung pipi tangga terdapat hiasan makara yang berakhir dengan relief seekor Singa.
Tubuh Candi berbentuk tambun dan pada bagian dinding penampil sebelah selatan terdapat relief di dinding Utara meggambarkan seorang pria dalam posisi duduk. Candi Banyunibo mempunyai ukuran 15,325x14,25 m dengan tinggi 14,25 m. tinggi kaki candi adalah 2,5 m. masing-masing sudut candi terdapat Jaladwara yang berfungsi sebagai saluran air hujan
Jaladwara Candi |
Kaki Candi Banyunibo pada masing-masing sisinya dibagi menjadi beberapa bidang (panel) yang berisi hiasan berupa tumbuh-tumbuhan yang keluar dari pot-pot bunga yang berbentuk seperti sandaran lampu duduk, pinggan, buah wortel, dan siput yang dianggap sebagai lambang kehidupan atau kesuburan.
Di atas kaki candi terdapat selasar tanpa pagar langkan yang berfungsi sebagai jalan untuk mengelilingi candi. Kedua relief tersebut menggambarkan hariti, dewi kesuburan dalam agama Buddha, dan Vaisravana (suaminya). Di sisi dalam dan luar terdapat relief tokoh Kuwera.
Di dalam tubuh candi terdapat bilik yang berukuran 6,875 x 4,5 m. bagian dinding candi terdapat jendela-jendela yang diatas dengan pilaster. Atap Candi Banyunibo bagian bawah berbentuk daun bunga Padma (Ghanta) yang diatasnya diletakkan puncak atap berbentuk stupa terdiri dari prasadha, harmika, dan Yasti. Hal tersebut menunjukkan Candi Banyunibo berlatar belakang agama Buddha.
Pada bagian dinding penampil sebelah Selatan dipahatkan relief seorang tokoh wanita yang disebut sebagai Dewi Hariti. Relief tersebut menggambarkan anak-anak yang memanjat pada sebatang pohon dan Dewi Hariti yang dikerumuni anak-anak. Dewi Hariti dalam agama Buddha dianggap sebagai manifestasi dari Dewi Kesuburan, ada juga yang menganggap sebagai Dewi Ibu dan Dewi kekayaan. Dewi ini umumnya digambarkan sebagai figur dewi dengan alat genital yang menonjol dan selalu disertai oleh anak-anak pengikutnya.
Akses Menuju Lokasi
Akses menuju Candi Banyunibo cukup mudah. Pengunjung dapat menggunakan kendaraan pribadi maupun angkutan umum dari pusat kota Yogyakarta. Untuk kendaraan pribadi, perjalanan dapat ditempuh melalui Jalan Raya Yogya-Solo menuju arah Sleman. Terdapat papan petunjuk arah yang jelas menuju lokasi candi. Bagi pengunjung menggunakan transportasi umum bisa memilih bus jurusan Sleman kemudian melanjutkan perjalanan dengan ojek atau angkutan lokal.
Dengan pemugaran dan pengembangan tersebut, Candi Banyunibo kini menjadi salah satu objek wisata sejarah populer di Yogyakarta. Pengunjung dapat menyaksikan keindahan arsitektur candi yang megah, menikmati pesona relief-reliefnya, dan merasakan atmosfer spiritual yang kental di tempat ini. Sekarang candi ini bukan hanya sebagai tempat ibadah tetapi juga sebagai tempat berwisata sekaligus melestarikan sejarah dan budaya Indonesia.
Selain itu, Candi Banyunibo juga menjadi lokasi untuk berbagai acara budaya dan seni yang diadakan secara rutin, seperti pertunjukan wayang kulit dan konser musik tradisional. Hal ini menjadikan candi ini sebagai pusat kegiatan budaya yang berkontribusi dalam melestarikan warisan sejarah dan seni Indonesia. Dengan demikian, pemugaran dan pengembangan Candi Banyunibo tidak hanya memberikan manfaat dalam menjaga keberlangsungan bangunan candi itu sendiri tetapi juga dalam mempromosikan pariwisata budaya dan meningkatkan kesadaran akan pentingnya pelestarian warisan sejarah bagi masyarakat luas.
Selain itu, Candi Banyunibo juga memiliki potensi sebagai objek wisata religi. Sebagai salah satu situs peninggalan agama Buddha, candi ini menarik minat para peziarah dan pengunjung yang ingin menggali lebih dalam tentang sejarah dan ajaran agama tersebut. Pemugaran yang dilakukan tidak hanya mencakup perbaikan fisik bangunan candi tetapi juga pemulihan elemen-elemen spiritual yang terkait dengan tempat suci ini. Hal ini membuat Candi Banyunibo menjadi tempat yang cocok untuk meditasi dan refleksi bagi para pengunjung yang mencari kedamaian dan koneksi dengan diri mereka sendiri.
Melalui upaya pelestarian dan pengembangan ini, diharapkan Candi Banyunibo dapat terus menjadi saksi bisu dari masa lalu yang mempesona serta menjadi inspirasi bagi generasi saat ini dan mendatang. Dengan menjaga keberadaannya kita tidak hanya memberikan penghormatan kepada nenek moyang kita tetapi juga mewariskan kekayaan budaya dan spiritual yang tak ternilai kepada generasi mendatang.
Melalui langkah-langkah ini, Candi Banyunibo dapat berfungsi sebagai sebuah tempat yang abadi untuk mempelajari sejarah menghormati warisan nenek moyang serta menemukan kedamaian batin. Dalam dunia yang terus berubah dengan cepat ini menjaga keberadaan situs budaya seperti Candi Banyunibo adalah sebuah komitmen untuk mempertahankan identitas kita yang tak ternilai harganya.
Kordinat Lokasi
0 komentar :
Posting Komentar