Candi Barong

Sunyi di Candi Barong


Satu lagi lokasi candi yang masih berada disputaran daerah Prambanan, Candi Barong tepatnya berada di Dusun Candisari, Desa Bokoharjo, Kecamatan Prambanan, Kabupaten Sleman Yogyakarta. Candi barong merupakan salah satu Candi Hindu yang berada di atas bukit Batur Agung yakni sekitar 199,27 meter diatas permukaan laut. Keberadaan Candi Barong diketahui berdasarkan catatan belanda, yang disusun dalam ROD tahun 1915. Dalam catatan Belanda tersebut candi Barong disebut dengan nama “Candi Sari Sorogedug”. Oleh masyarakat setempat Candi Sari Sorogedug lebih lazim disebut Candi Barong. Karena terkait dengan adanya dekorasi Kala yang dalam bahasa jawa yang disebut dengan Barongan. Di sekitar Candi Barong Banyak dijumpai situs-situs candi Hindu maupun Buddha, Seperti Candi Miri, Candi Dawangsari, Arca Ganesha, Situs Ratu Boko, Serta Candi Sumberwatu. Situs Candi Barong dibangun sekitar abad 9-10 Masehi yang kemudian ditemukan kembali pada awal abad 20 Masehi dalam kondisi runtuh oleh seorang Belanda sekitar tahun 1913 pada saat perluasan perkebunan tebu untuk mendukung produksi pabrik gula. Pemugaran Candi Barong dimulai pada tahun 1987. Candi induk Candi Barong selesai dipugar pada tahun 1992 yang kemudian dilanjutkan dengan pemugaran talud dan pagar.

Asal Mula



Keberadaan Candi Barong yang juga bernama Candi Sari Suragedug disebutkan dalam Prasasti Ratu Baka (856 M) dalam bahasa Sansekerta dan ditulis menggunakan huruf Jawa kuno. Dalam prasasti tersebut diceritakan tentang seorang raja bernama Sri Kumbaja atau Sri Kalasodbhava yang membangun tiga 'lingga', yaitu Krttiwasalingga dengan pendamping Dewi Sri, Triyarbakalingga dengan pendamping Dewi Suralaksmi, dan Haralingga dengan pendamping Dewi Mahalaksmi. Diperkirakan bangunan yang dimaksud adalah Candi Barong. Dalam Prasasti Pereng (863 M), yang juga ditulis dalam bahasa Sansekerta dengan menggunakan huruf Jawa kuno, disebutkan bahwa pada tahun 784 Saka (860 M) Rakai Walaing Pu Kumbhayoni menganugerahkan sawah dan dua bukit di Tamwahurang untuk keperluan pemeliharaan bangunan suci Syiwa bernama Bhadraloka. Para ahli berpendapat bahwa Sri Kumbaja atau Sri Kalasodbhava adalah Pu Kumbhayani dan bangunan Syiwa yang dimaksud adalah Candi .

Candi Barong
Candi barong
Candi Barong didirikan sebagai tempat pemujaan kepada Dewa Wisnu dan Dewi Sri. Dewa Wisnu merupakan salah satu Dewa Trimurti dalam agama Hindu yang berkedudukan sebagai dewa pemelihara. Sementara itu Dewi Sri merupakan salah satu ҫakti dewa Wisnu, dianggap sebagai Dewi Padi dalam kehidupan masyarakat Jawa. Pemujaan terhadap Dewa Wisnu dan Dewi Sri terkait dengan kehidupan masyarakat pada waktu itu yang sebagian besar menggantungkan hidupnya pada hasil pertanian. Oleh karena kondisi lingkungan sekitar yang tandus, maka pemujaan terhadap Dewa Wisnu dan Dewi Sri dimkasudkan untuk mendatangkan berkah kesuburan sehingga dapat memberikan peningkatan kesejahteraan bagi masyarakat.

Candi Barong
Menuju teras kedua
Secara arsitektural, candi Barong memiliki keunikan jika dibandingkan dengan candi-candi lain di kawasan Prambanan. Keunikan itu terlihat dari penataannya yakni yang memusat kebelakang. Hal ini tidak lazim, karena pada umumnya penataan candi priode Jawa tengah bersifat memusat ke tengah seperti Candi Prambanan dan candi Sewu. Penataan yang memusat ke belakang ini juga dijumpai di situs Candi Ijo yang berada tidak jauh dari Candi Barong.

Candi Barong
Batas teras berundak
Candi Barong merupakan bangunan punden berundak, yaitu model bangunan suci pada masa prahindu. Candi ini terdiri atas teras bersusun tiga, Candi Barong terbagi menjadi 3 halaman yang masing-masing memiliki teras yang berukuran luas. yakni halaman ketiga yang terdapat dua buah candi. Kemudian halaman kedua dan ketiga yang tidak dijumpai bangunan candi. Hanya disisi timur terdapat pagar terluar yang pada waktu ditemukan dalam posisi terkubur tanah. sedangkan teras kedua adalah 50 x 50 m2. Dilihat dari letak tangga naik dari teras ke terasnya, candi Hindu ini menghadap ke barat. Di pertengahan sisi barat terdapat tangga naik dari teras pertama ke teras kedua setinggi sekitar 4 m dengan lebar 3 m.

Candi Barong
Tangga penghubung
Di pelataran teras teratas, yang dianggap sebagai tempat yang tersuci terdapat dua bangunan berjajar arah utara-selatan. Bangunan pertama terletak di ujung selatan, sedangkan yang kedua terletak di tengah pelataran, tepat berhadapan dengan tangga. Candi pertama berukuran 8,20 m x 8,20 m dengan tinggi 9,25 m, sedang candi kedua berukuran 8,25 m x 8,25 m dengan tinggi 9,25 m. Pada masing-masing sisi bangunan candi terdapat relung dengan hiasan kala dan makara. Teras tertinggi ini merupakan halaman yang paling suci. Perbedaan antara keduanya terletak pada ragam hias dan arcanya. Berdasarkan kedua hal tersebut, candi pertama diduga dibangun untuk pemujaan dewa Wisnu, sedangkan candi kedua untuk Dewi Sri.

Candi Barong
Kedua bangunan candi
Teras teratas berukuran 25 x 38 m2, terletak 5 m dari permukaan teras kedua, dan dapat dicapai melalui tangga selebar 3,2 m. Tangga tersebut dilengkapi dengan pipi tangga di kiri-kanannya. Di pangkal tangga terdapat hiasan menyerupai 'ukel' yang sudah tidak jelas bentuknya. Di kiri dan kanan dinding pipi tangga terdapat hiasan berupa daun kalpataru yang sebagian sudah rusak. Di puncak tangga terdapat gerbang beratap (gapura paduraksa) menuju ke pelataran teras ketiga. Di atas ambang gapura terdapat hiasan Kalamakara. Dinding teras diberi penguat berupa susunan balok batu andesit yang diperhalus dengan lapisan batu putih di permukaannya. Dinding teras candi, dari teras terbawah sampai yang teratas, terlihat polos tanpa hiasan. Mendekati ujung selatan dinding barat teras ketiga terdapat ceruk yang belum jelas fungsinya.

Candi Barong
Gapura menuju teras
Kedua bangunan yang ada tidak mempunyai mempunyai pintu masuk ke tubuh candi, karena tidak terdapat ruangan di dalamnya, walaupun, menurut hasil penelitian, diperkirakan terdapat rongga dalam tubuh bangunan. Relung-relung yang ada saat ini dalam keadaan kosong. Arca yang pernah ditempatkan di sana sudah tak bersisa, walaupun konon pada saat pemugarannya ditemukan 3 arca dewi dan 4 arca dewa yang berciri Syiwaistik. Pada keempat sisi masing-masing bangunan hanya terdapat relung tempat menaruh arca. Di atas ambang relung terdapat hiasan kalamakara lengkap dengan rahang bawah yang sangat sederhana pahatannya. Tidak terdapat hiasan relief pada dinding dan kaki bangunan, hanya ada pahatan berpola dedaunan dan sosok manusia yang sederhana. Atap candi bersusun dengan puncak runcing. Pelipit atap berpola bunga dan kumuda.

Candi Barong
Ukiran di candi Barong
Upaya pemugaran candi barong telah dimulai sejak tahun 1987, diawali dengan memugar candi sisi utara. Sewaktu pembongkaran batu-batu candi sisi utara tersebut diketahui jika dibawah bangunan candi terdapat 9 kotak bujur sangkar yang merupakan gambaran dari Wastupurusamandala. Menurut Stella Kramrisch kotak yang terletak di tenagh merupakan tempat terpusatnya potensi gaib yang menguasai alam semesta, sedangkan delapan kotak lainnya merupakan penjelmaan dewa mata angin.

Candi Barong
Gapura Candi Barong

Akses Menuju Lokasi

Untuk menuju Candi Barong ini tidak dilalui oleh kendaraan umum, dan daerah disekiar candi ini masih sepi dari penduduk. apabila anda dari arah Yogyakarta maupun dari solo/Klaten, anda harus mengikuti Jl. Solo-Yogyakarta sampai tiba di Prambanan, Tepat di kanan tugu perbatasan Yogyakarta-Jawa Tengah (arah selatan) ada sebuah jalan. Jalan tersebut akan membawa anda menyebrangi rel kereta, melewati SMPN 2 Pereng, dan yang utama adalah menanjak bukit. Di bukit tersebut ada beberapa papan petunjuk yang memberi arah ke Candi Barong.Ikutilah arah yang ditunjukkan papan penunjuk tersebut

Kordinat Lokasi


7°46'32.2"S 110°29'50.3"E

0 komentar :

Posting Komentar